Bangun dipagi hari yang dingin membuatku rasanya ingin menarik selimut lebih tinggi lagi dan membuat mimpi khayalan yang membuatku semakin sulit untuk bangun.
"Alfa bakalan jemput lo buat kuliah sekarang!"
Tiba - tiba saja hatiku berkata demikian. Dengan sekejap aku sudah bangun dan berlari menuju kamar mandi, sekilas kulihat jam yang tak pernah hentinya untuk berhenti sejenak.
"Jam 06.00" ucapku panik.
Kurasa hari ini cukup memakai kemeja dengan rok hitam selutut, aku bercermin sambil menyisir halus rambut sepunggungku lalu mengikatnya ponytail.
Setelah selesai akupun keluar dari kamar. Kulihat Alfa sudah berbincang ria dengan ibuku di meja makan.
"Tuh calon istrimu datang" ucap ibuku yang berhasil membuat pipiku menjadi merah layaknya tomat.
Akupun menunduk, lalu memakan roti yang sudah disiapkan ibuku sebelumnya.
Kamipun berangkat setelah berpamitan kepada ibuku sebelumnya. Tak lupa Alfa membukakan pintu mobilnya untukku.
Entahlah, semenjak kejadian di Pantai ia lebih sering membawa mobil dibanding motornya.
Sejujurnya, aku lebih suka dimotor fa.
Bukan berarti aku bisa peluk kamu ya, tapi karena jika dimobil, keheningan sering tertera diantara kita. Seperti sekarang ini.
Akupun kembali melihat pemandangan pohon - pohon lagi.
"Pulangnya aku jemput ya" ucap Alfa ketika mobil berhenti di lampu merah.
Akhirnya, lo bicara juga.
"Iya fa"
Iapun kembali fokus kepada setirnya, dan kami kembali ke suasana hening lagi.
"Ohiya, rencananya nanti minggu keluarga aku mau datang kerumah kamu"
"Buat?"Tanyaku keheranan.
"Ya, mau ngelamar kamu lah sayang" ucap Alfa seketika ia mengelus pelan rambutku.
"Kamukan, udah ngelamar aku?"
Ucapku masih tidak mengerti."Dipantai? Sekarang tinggal resminya"ucap Alfa santai yang menanggapi kebodohanku ini.
Akupun hanya ber-ohria. Tak lama mobil Alfa sudah terparkir di parkiran tempatku kuliah,
"Aku turun ya" ucapku yang akan turun tetapi lenganku ditahan oleh Alfa.
"Nanti dulu," ucap Alfa memohon.
"Mau apalagi?" Tanyaku keheranan.
"Pulangnya aku jemput ya"ucapnya yang memamerkan senyuman manisnya.
"Iya" lalu aku kembali membuka pintu lagi - lagi lenganku ditahan oleh Alfa.
"Kamu cepet - cepet banget," ia melihat jam tangan yang berada di lengan kirinya, terlihat disana pukul tujuh tigapuluh "baru jam setengah delapan, aku masih mau bicara tau" ucap Alfa yang diakhiri dengan bibirnya yang mengerucut.
"Iya maaf, mau bicara apalagi?" Tanyaku yang diakhiri dengan senyum se-manis mungkin.
"Kamu ngga usah magang lagi, pekerja di cafe udah tau semuanya termasuk Kenan atasan kamu" ucap Alfa lagi.
"Semuanya udah tau? Kok bisa tau cepet?"
"Iya, karena kejadian kamu nangis yang langsung aku bawa ke ruangan aku. Ternyata mereka diam - diam membicarakan kita. Termasuk Kenan"
"Terus - terus?" Tanyaku lebih lanjut yabg bisa terbilang penasaran.
"Yaudah, apalagi emang? Udah sana kamu kuliah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Show Me You CARE
Подростковая литератураPada saatnya pangeran yang sudah kutunggu datang dengan segala kepedulian dan kasih sayangnya hanya untukku - Senja