Rasanya harapan yang sudah kutunggu lenyap, musnah, semuanya sudah terjadi. Apa yang harus aku lakukan?
"Aku semakin bersalah atas apa yang terjadi sama kamu sekarang fa"
Alfa masih melihatku dengan pandangan anehnya. Mungkin karena aku masih belum mengenalkan diriku kepadanya selama beberapa menit yang lalu.
Hanya tinggal aku sendiri diruangan kamar ini, setelah Adel dan Ibunda Alfa mengenalkan dirinya sendiri kepada Alfa mereka langsung pergi dan memberitahuku bahwa Alfa amnesia.
Baiklah aku akan mengenalkan diriku.
"Fa" ucapku yang membuat Alfa tersadar dari tatapan anehnya.
"Kamu siapa?"
"Jangan bilang itu fa, sakit hati gue"
"Aku Senja" ucapku perlahan.
"Oh Senja, aku Alfa" ucapnya lalu menjabat lenganku tiba - tiba.
Aku terheran karena sikapnya, mungkin ia menyadarinya.
"Kan aku amnesia, jadi anggap aja kita baru kenal"
"hati gue lebih sakit setelah kita lewatin hari demi hari yang indah yang bahkan ngga bisa gue lupain tapi lo lupain secepatnya, gue semakin ngerasa bersalah fa. Maafin gue"
"Kamu kenapa?" Ucap Alfa yang membuatku tersadar akan kesalahanku.
"Ngga kenapa - kenapa kok" jawabku bohong.
"Ohiya, kamu siapa aku?" tanya Alfa lagi,
"Aku 'tunangan' .. Sahabat kamu" Ucapku berbohong lagi,
"Kenapa gue tadi ngga bilang tunangan dia aja? nyesel kan sekarang"
"Kamu sahabat aku? Hahah, ohiya bisa ceritain tentang aku? Biar aku inget sedikit - sedikit tentang memori aku yang hilang"
"Memori yang hilang, aku adalah memorimu yang hilang sayang"
"Bisa kan Senja?" tanya Alfa lagi,
"Iya, bisa kok. Dengan senang hati" ucapku lalu tersenyum.
Entah mengapa tiba - tiba saja Alfa memegangi kepalanya. Aku bingung, apa yang harus kulakukan?
"Alfa kamu kenapa? Duh, aku harus ngapain nih? Aku panggil suster atau dokter ya, tunggu sebentar"
Akupun berjalan keluar ruangan ini, tetapi belum sempat pintu terbuka, Alfa menyuruhku untuk diam saja menemaninya. Akupun berjalan mendekati kasur bersprei putih yang Alfa tiduri lalu kembali duduk dikursi tadi.
"Kamu beneran ngga kenapa - kenapa?" Tanyaku khawatir.
Bukan menjawab pertanyaanku, Alfa hanya tersenyum. "Aku ngga kenapa - kenapa Senja. Tapi,"
"Tapi kenapa?" Tanyaku memotong perkataan Alfa.
"Tapi, aku ngga tau kenapa waktu liat senyum kamu kaya ada sesuatu gitu. Rasanya kalau mau lebih inget lagi, sakit kepalaku" ucapnya memastikan.
"Iya, dimasa lalu ada sesuatu yang seharusnya kamu tau"
"Dimasa lalu aku ada apasih? Kayanya ada sesuatu hal yang besar banget yang udah aku lupain, kamu bisa cerita?"
"Sesuatu hal yang besar? Itu mungkin aku"
"Sekarang udah jam sembilan malam, waktu jenguk aku cuma sampai jam segini. Aku pulang ya" ucapku tak menjawab pertanyaan Alfa, aku pulang begitu saja. Rasanya sangat sakit untuk menceritakan semua hal dimasa lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Show Me You CARE
Dla nastolatkówPada saatnya pangeran yang sudah kutunggu datang dengan segala kepedulian dan kasih sayangnya hanya untukku - Senja