Aku mulai memakan makananku, Kak Fatih mulai keheranan dengan mataku yang kubilang berpura - pura kelilipan nyatanya aku menangis.
Alfa, aku ngga percaya.
Akupun tak kuasa untuk menahan tangisku lagi, dengan cepat aku pamit ke kamar mandi, dan dengan cerobohnya lagi - lagi aku malah menabrak pelayan yang berada didepan saung Alfa dan Adel.
"Senja?" tanya Alfa kaget.
Aku memandang Alfa,
"Kamu kok bisa ada disini?" Tanya Alfa lagi
Aku tidak menggubrisnya, akupun berdiri dan meminta maaf kepada sang pelayan tadi, dengan cepat aku lari menuju saungku dan pamit pulang terlebih dahulu kepada Kak Fatih.
Kecewa
Hanya itu yang aku rasakan sekarang.Memang aku yang bodoh sedari awal, mengapa aku bisa ke-GR an dengan apa yang diucapkan Alfa?
Gue bodoh banget, kenapa gue bisa ke gr-an kaya gitu? Kenapa gue bisa salah tingkah gitu? Iya, gue yang salah bukan lo fa. Gue yang salah. Gue yang bodoh. Alfa, gue kecewa sama diri gue yang bisa - bisanya melayang tinggi karena sikap lo yang perhatian ke gue. Gue kira karena lo sayang juga sama gue. Tapi apa? Nyatanya lo sayang sama sahabat gue.
Adel, lo perempuan sempurna yang cocok untuk Alfa. Double A, bodoh baru gue pikirin sekarang.
Hancur udah harapan gue buat jadi calon istri Alfa. Gue kira gue perempuan beruntung yang bisa dapetin calon suami sebaik Alfa. Nyatanya apa? Gue cuma ke-GR an aja. Hahah, bodohnya gue bisa gr kaya gitu.
Akupun menaiki taksi, lalu pergi ke suatu tempat. Kulihat jam masih pukul 12.00 siang, tak mungkin untuk aku magang sekarang karena aku yakin Alfa pasti sedang menungguku di cafe.
Akupun menelepon Kenan untuk meminta izin tidak masuk magang hari ini dikarenakan sakit.
Pembohong!
Biarin, yang penting gue ngga liat wajah Alfa.
"Gue ngga masuk hari ini Ken, sakit"
"Lo bisa sakit? Hahaha"
"Beneran Ken, izinin ya. Besok gue udah masuk lagi kok"
"Iya nja, lekas sembuh ya!"
"Okey, makasih Ken"
"Iya sama - sama"
Tut tut tut
Teleponpun terputus."Kalau udah sampai perempatan belok kanan ya pak" Ucapku pada Bapak pengemudi taksi.
"Iya neng" Jawabnya.
Akupun sudah sampai didepan makam ayahku. Tempat ter-aman dari Alfa.
"Assalamualaikum ayah.
Waktu kecil aku mau jadi seperti orang dewasa lainnya. Tapi, sekarang aku udah dewasa. Aku capek yah jadi orang dewasa kaya gini. Sakit hati lebih tepatnya yah. Kenapa yah cinta Senja tuh rumit banget. Ngga ngerti apa penyebabnya.
Intinya kenapa harus aku yang selalu sakit hati?Mungkin ini emang cobaan,mungkin ini emang takdir dan mungkin ini emang nasib Senja.
Yah, kenapa harus Senja yah? sampai kapan ya yah Senja ngerasain sakit kaya gini. Terlebih, Senja sudah dewasa, Sampai kapan Senja harus berjuang nunggu cinta sejati senja dengan cara sakit hati jaya gini?
Senja pasti kuat! Senja masih inget kok kalimat semangat ayah waktu senja sedih. Senja harus kuat! Seperti apa yang ayah bilang.
Senja pulang dulu yah," Akupun membaca surat pendek Al - Qur'an lalu bergegas untuk pulang.
Kulihat jam tanganku pukul 14.30, akupun menaiki taksi untuk pulang menuju rumahku.
"Kamu ngga magang?" Tanya Ibuku ketika sesampainya aku di depan rumahku.
"Ngga bu, Senja ngga enak badan" ucapku lalu masuk menuju kamarku.
Akupun masuk menuju kamarku, lalu merebahkam badanku dikasur.
Aku memeriksa handphoneku. Tak ada notifikasi apapun.
Gue kira lo mau telfon buat minta maaf fa, nyatanya ngga. Hahaha, udah ke-GR an aja gue.
Bahkan lo ngga tanya kabar gue apa kenapa gue ngga masuk magang hari ini.
Satu menit.
Sepuluh menit.
Tes, air mataku meluncur dengan derasnya.
Entahlah aku tak mengerti mengapa Alfa berubah seperti ini.
Tangisku mereda ketika mataku mulai menutup untuk tertidur.
Suara rintikkan hujan membangunkanku di sore hari yang dingin. Kulihat pemandangan dari sela - sela tirai jendelaku. Hujan deras sedang menerpa kotaku. Akupun terbangun dari posisi tidurku. Pusing, rasanya kepalaku ingin pecah. Mungkin ini karena aku menangis tadi siang. Ah sial aku mengingat hal itu lagi.
Aku mencari handphoneku. Mustahil Alfa mau meminta maaf. Sudahlah lebih baik aku charge saja dengan mematikan data sinyal.
Akupun mulai berjalan perlahan menuju tempat stopcontact, dengan langkah perlahan. Hingga akhirnya handphoneku mengisi baterai. Akupum berniat untuk keluar dari kamarku, kulihat ibuku sedang tertidur diatas sofa ruang tamu.
Ia sangat kelihatan kelelaham sekali, apa yang ia lakukan selagi aku tertidur?
Krruyukk
Iya, itu bunyi perutku. Sepertinya perutku sudah menunggu sedari tadi untuk diisi.Akupun menuju dapur, memakan semangkuk mie panas disaat hujan itu merupakan hal yang sangat nikmat.
Tetapi, aku tersedak ketika mengingat kejadian tadi siang. Rasanya sangat sakit menusuk jantungku.
Sakit yang begitu sakit. Belum pernah aku merasakan hal ini sebelumnya. Sakit karena kak fatih? Itu bahkan bisa dibilang biasa saja.
Melihat Alfa bersama sahabatku sedari kecil. Rasanya sangat sangat sakit. Adel, bahkan aku tidak menyangka ia bisa - bisanya menusukku dari belakang.
Adel gue ngga percaya, ternyata lo?
Pengkhianat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Show Me You CARE
Teen FictionPada saatnya pangeran yang sudah kutunggu datang dengan segala kepedulian dan kasih sayangnya hanya untukku - Senja