"Ikut gue yuk!" Adel menarik lenganku yang masih memegang sendok bakso.
Akupun menaruh uang diatas meja, dan meminum sedikit air putih yang sudah disediakan.
Adel membawaku ke parkiran universitas kami. Dan memasukkanku kedalam salah satu mobil yang terparkir disana.
"Sejak kapan lo bawa mobil del?" Tanyaku keheranan setelah berada didalam mobil Adel.
"Baru hari ini heheh," Ucap Adel seraya menyalakan mesin mobilnya.
"Ohgitu, gue mau dibawa kemana dah nih?" Tanyaku yang dijawab hanya heningan oleh Adel.
Karena Adel tak menjawab pertanyaaku, akupun lebih baik diam hingga sampai pada tempat tujuan.
Hampir sekitar dua puluh menit kami mengelilingi jalanan ibu kota, kini kami sampai di depan rumah Adel.
"Lo tunggu disini ya, gue kedalem dulu sebentar!" Ucap Adel, setelah itu hanya ada aku dan keheningan didalam mobil Adel.
Hampir lama Adel berada didalam rumahnya, dan kembalilagi dengan membawa satu buah tas besar di lengan kanannya.
Iapun membuka bagasi mobilnya dan menaruh tas besar tersebut disana. Lalu, ia kembali menyetir tanpa memberitahu apa isi tas besar tersebut.
Kini, aku dan Adel sudah berada didalam kamarku. Dengan aku yang didudukkan didepan cermin riasku.
Entahlah apa yang akan Adel lakukan. Setelah lama ia membuka semua isi tas besarnya itu kini aku tau bahwa Adel akan me-make over- wajahku.
Akupun hanya pasrah dengan apa yang Adel lakukan. Karena aku tau penampilan Adel lebih baik dibandingkan aku yang urakan.
Adel memoles wajahku dengan berbagai alat kecantikkan yang aku sendiripun tak tau apa namanya. Yang hanya ku tau terakhir Adel memakaikan lipglos berwarna merah muda pada bibirku.
Dan kini lihat, aku sudah selesai di make over oleh Adel.
Kulihat pantulan wajahku dihadapanku kini. Sangat berbeda dengan aku yang kesehariannya. Rambut yang terurai rapih, ditambah make up tipis dan lipglos yang mengkilap sangat membuatku malam ini berbeda.
Dengan memakai baju pesta biasa tanpa lengan membuatku berbeda. Ah, rasanya aku bukan Senja lagi.
Aku menatap Adel penuh terimakasih.
"Sama - sama Senja." Ucapnya seakan tau apa isi fikiranku.
"Del, lo hebat banget!" Ucapku membuat Adel tersenyum lagi dan lagi.
"Ini baru namanya pathner in crime!" Ucap Adel ber-high five denganku.
"Haha, pea lo. Pathner in crime itu kalau kita kerja sama dalam keadaan ngga bener. Ini sih pathner in make over namanya hahaha" Ucapku membetulkan.
"Iya terserah lo deh"
Tin.
"Tuh Alfa udah jemput lo, good luck Senja!" Ucap Adel lagi.
Akupun memeluk Adel sembari mengatakan "Makasih del" lalu keluar menuju Alfa.
Setelah aku keluar dari rumah, Alfa melihatku. Ia bahkan tak berkedip sekalipun. Ah, Adel memang hebat dalam urusan dandan.
"Kamu, cantik nja" Ucap Alfa padaku.
"Makasih" akupun mencoba untuk tidak salah tingkah disaat seperti ini.
Setelah itu kami berdua menaiki mobil Alfa, hingga akhirnya sampai pada sebuah restoran yang sepi di penghujung jalan raya.
"Kok sepi ya? Padahal baru pukul tujuh malam." Tanyaku pada Alfa.
Alfa hanya mengedikan bahu, lalu mengenggam lenganku seraya mengajakku masuk kedalam.
Akupun terduduk, lalu memakan makanan yang sudah disediakan.
Sepi, membosankan dan bete. Hanya itu yang kuucapkan dalam hati. Ah, entahlah rasanya ini hanya makan malam biasa. Tanpa ada kesan spesial sedikitpun.
Selang setengah jam, Alfa hanya menanyakan hal - hal biasa saja. Seperti apa kejadian kuliah? Gimana tadi kuliah? Dan apa tugas kuliah? Hanya itu terus berulang - ulang. Membosankan.
Kulihat jam yang terletak di dinding restoran ini. Pukul sembilan malam. Ah rasanya ku ingin pulang saja.
"Nja, aku ke toilet dulu" Ucap Alfa pamit.
Akupun hanya mengangguk. Dan menyisakkan keheningan disekelilingku.
" It's a beautiful night,
We're looking for something dumb to do.
Hey baby,
I think I wanna marry you.Is it the look in your eyes,
Or is it this dancing juice?
Who cares baby,
I think I wanna marry you."Kulihat Alfa memetikkan gitar seraya menyanyikan lagu Married You sambil berjalan menuju ke arahku, dibelakangnya banyak para pemain biola yang menyatupadukan suara biolanya dengan suara Alfa. Lalu, tak lama. Banyak segerombolan para pegawai cafe tempat aku magang dahulu yang muncul dari pintu dapur, mereka masuk sembari membawa balon dan menari mengikuti alunan lagu yang Alfa nyanyikan.
"Don't say no, no, no, no-no;
Just say yeah, yeah, yeah, yeah-yeah;
And we'll go, go, go, go-go.
If you're ready, like I'm ready.Cause it's a beautiful night,
We're looking for something dumb to do.
Hey baby,
I think I wanna marry you."Setelah selesai Alfa bernyanyi, iapun menaruh gitarnya. Lalu duduk dilantai dengan lengan yang memegangi lenganku.
"Senja, will you married me?" Ucapnya saat itu.
Tangisku pecah dengan seketika. Ah, walaupun ini yang kedua kalinya Alfa mengatakan ini padaku. Tetapi, masih saja sama sangat romantis.
Terdengar suara dari teman - teman magangku dan kulihat diantara mereka ada Adel,keluarga Alfa dan juga Ibuku.
"Terima, terima, terima" teriakan mereka pertanda menunjukku agar menerima lamaran Alfa.
Akupun melihat Alfa, yang masih memegangi lenganku dengan sekotak cincin disebelah kanan tangannya.
"Tell me, nja" Ucap Alfa memohon.
Akupun mengangguk, pertanda aku menerimanya.
"Yes Alfa, I want married with you" Ucapku sekencangnya yang dibalas pelukan hangat oleh Alfa.
Tepuk tangan semua orang direstoran ini sangat kencang, begitu Alfa memelukku tak lama taburan bunga berwarna muncul dari atas restoran. Ah, sangat indah.
Alfa melepaskan pelukannya. Ia tersenyum padaku. Sangat manis.
Bahagia,bahagia dan bahagia hanya itu yang ada didalam hatiku sekarang.
Alfa, kau masih sama seperti dahulu. Penuh kasih sayang, penuh kejutan, penuh kepedulian dan juga penuh perhatian.
-------
Haloha! Lagi badmood nih jadi lanjutin part ajadeh.Sedih ya kadang cerita manis yang aku buat ngga semanis kehidupan nyata aku. Ah jadi curcol heheh :')
Nih, satu hari dua part biar cepet finish sih sebenernya. Ditambah badmood juga ya pokoknya hari ini wah banget dah. Makasih buat kalian yang udah vote. Makasih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Show Me You CARE
Novela JuvenilPada saatnya pangeran yang sudah kutunggu datang dengan segala kepedulian dan kasih sayangnya hanya untukku - Senja