Pertemuan

13.4K 310 2
                                    

Aku terduduk di kursi taman itu, kursi yang sudah usang dan mulai tua. Siapakah lelaki itu? Mengapa jika aku melihatnya rasanya aku tak ingin tertinggal oleh senyum manisnya sedikitpun.

Jika aku ini memang menyukainya apakah ia akan membuatku semangat dalam kuliahku kali ini? Semoga saja aku sangat ingin mengenalnya.

"Senjaaaaaaa" teriak seseorang dari kejauhan yang membuat pandanganku runyam tak karuan.

Akupun mencari sumber dari suara itu, tak kusangka ternyata suara itu berasal dari teman kuliahku.

"Adel? Ada apa sih? Ngga usah teriak - teriak bisa kali del, malu tuh diliatin anak - anak" Senja mengeluh.

Adel terkikik "Yaelah, iyaaa senja sorry"

"Jangan diulangi lagi lo, ganggu aja ada apa sih?" Senja bertanya.

"Gue ganggu? Emang lo lagi apa sih Senja?" Yang ditanya malah bertanya balik.

"Yee, ditanya malah nanya balik" Senja mendengus.

"Hehehe iya gue tanya nih sama lo. Gue mau kumpulin tugas minggu kemarin nih, tugas lo mau gue kumpulin juga ngga?" Adel bertanya lagi.

"Tugas? Udah gue kumpulin juga ke Fatih? Ups" Tukas Senja salah ucap.

"Fatih? Sejak kapan kelas kita ada yang namanya Fatih?" Adel bertanya lagi.

"Ngga, maksud gue Ferdy" Senja berbohong.

"Lo jangan - jangan" Adel menerka - nerka. Sudah seperti cenayang bukan?

"Apa sih del apaa?" Senja mendengus lagi.

"Lo suka sama kaka kelas yang ospek kita ya? Ka Fatih?" Adel menerka, ah dia benar beri tepuk tangan untuknya.

"Ngga del, gue salah sebut barusan" Senja berbohong.

Adel tersenyum "Jujur Senja, gue sama lo udah sahabatan dari TK, lo masih mau simpan rahasia sama gue?"

"Oke fine, gue mau cerita sama lo"

"Nah, gitu kek" Adel menyeringai.

"Gue suka sama ka Fatih dari waktu kita di ospek" Jujur Senja.

Adel menjadi pendengarbyang baik sekarang.

"Iya del, kalau gue suka sama cowo gue takut.."

"Takut apa? Dijalanin aja belum Senja, tapi lo udah putus asa kaya gini? Gue mau lo berjuang. Lo suka sama ka Fatih? Kenalin sifat dia terlebih dahulu. Ya gue tau dia ganteg tapi kalau ganteng akhlaknya jelek? Ya sama aja bohong" Adel memotong pembicaraan.

"Oke siap bos!" Senja bersemangat lagi.

"Tapi, yakin lo suka sama dia?" Adel ragu.

"Lah, elo del semangatin gue tapi bikin gue down lagi!" Senja mendengus entah untuk keberapa kalinya.

"Bercanda Senjaaa, maafin gue. Gue cuma ngga mau sahabat gue nangis karena cowo" Jujur Adel.

Adel memang sahabat yang baik bukan?

"Iya senja,makasih gue mau samperin ka Fatih dulu ya" Semangat Senja.

"Lo berani nja?" Adel bertanya.

"Berani del, tapi.."

"Tapi kenapa?" Adel memotong pembicaraan Senja lagi.

"Gue takut del"

"Yaelah semangat dong, ayooo, demi jones lo hilang wkwkwk" Adel meledek? Oke dengan senang hati.

"Lah? Lo emang ngga jones del?" Senja meledek balik

"Eh iya lupa gue heheh" Bohong Adel.

"Adel, adel" Senja menggelengkan kepalanya.

"Yaudah sana cepet! Semangat Senjaa" Adel mengepalkan tangannya.

"Okey"

Perlahan - lahan langkah kakiku menuju tempat duduk ka Fatih, apakah aku bisa untuk memulai pertemanan kita ini? Semogaa!

"Permisi kak, aku boleh duduk disini?" Tanya Senja.

"Boleh kok,silahkan duduk aja"

Akupun duduk di sebelah dia, kurasa ini adalah momen terindah yang pernah kurasakan.
Sungguh aku sangat bahagia.Tetapi, apa yang harus aku katakan lagi? Aku tak kuasa untuk berbicara padanya.

Rasanya untuk menelan air liurku saja itu sangat sulit apalagi untuk membuka mulut dan berbicara dengan ka Fatih?

"Kamu murid baru ya?"
Suara yang mengagetkanku, ah membuat mulutku mulai berfungsi lagi.

"I..Iya kak, aku murid baru disini" Gugupnya Senja.

"Kamu kenapa? Kaya canggung gitu? Santai aja, kaka ngga bakal makan kamu kok"

Iya ngga makan, tapi bikin hati gue teriak - teriak.

"Hehehe, maaf kak" Senja malu.

"Iya, kamu jurusan apa? Oh iya kamu udah kenal kakak kan?" Fatih bertanya.

Ngga kenal lo? Yakali kak.

"Udah kok ka Fatih, jurusan Komunikasi kak" Senja mulai terbiasa mengobrol.

"Komunikasi? Sama ya kita, nama kamu siapa ya? Selama ospek kakak ngga bisa hafalin semua murid baru di Universitas ini, jadi maaf maaf aja kalau kakak suka lupa heheh" Tawa Fatih.

"Iya kak, ngga apa - apa kok, nama aku Senja"

"Okey senja, sekarang kita temenan ya!"

Aku tak kuasa melihat senyum manis itu dalam jarak sedekat ini, rasanya ingin kucium bibir manis itu.

"Senja?" Panggilnya.

"Eh, iya kak" Tengok Senja.

Fatih tersenyum. "Ngelamun aja."

"Maaf kak"

"Iya"

"Fatih! Ternyata lo disini gue, cari lo kemana - mana ternyata lo disini sama anak baru?" Panggil seseorang dari jauh.

"Eh Sheila kenalin nih Senja" Fatih sembari menunjuk Senja.

"Gue Sheila,lo?" Dengan nada yang kuasa tak suka kepadaku

"Aku Senja kak" Senja berusaha tersenyum.

"Fatih, ke kantin yuk laper gue!" Ajak Sheila.

"Okey, yuk. Ohiya, Senja kamu mau ikut?" Tawar Fatih.

"Ngga kak, makasih" Senja tersenyum datar.

"Yaudah, bye"

"Iya kak"

Siapa wanita itu? Apakah ia teman?sahabat?atau pacar? Kuharap hanya teman biasa. Ya ampun, baru saja aku mengenalinya.

Mengapa dadaku sudah sakit seperti ini? Apakah ini permulaan yang pahit? Apakah ini pertanda jika nanti aku akan lebih sakit lagi? Kuharap tidak, siapa wanita itu?

Show Me You CARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang