Deja Vu

2.5K 114 0
                                    

"Susah ya buat sahabatan sama masa lalu?"

"Kenapa kamu bohong sama Alfa nak Senja?" Tanya Ibunda Alfa setelah mengajakku berbicara di taman rumah sakit.

"Aku,.. sebenernya" ucapku heran.

"Aku juga ngga tau kenapa aku bohong"

"Kok diem nak?" Tanya Ibunda Alfa lagi.

"Bu, maaf. Sebenernya, aku takut kalau aku bilang aku-"

"Kenapa harus takut?" Tanya Ibunda Alfa memotong pembicaraanku.

"Bu, aku takut kalau Alfa ngga bakal sayang sama aku kaya dulu lagi" Jawabku cepat takut terpotong perkataan Ibunda Alfa lagi.

"Lah? Hahahahah" Ibunda Alfa tertawa.

"Kok ketawa? Emang lucu?"

"Iya lucu, kamu tuh. Harusnya kamu jujur aja. Lagian, Alfa pasti inget kamu kok" Ucap Ibunda Alfa.

"Kok Ibunda Alfa tau sih aku lagi bicarain dia? Emangnya ada dijidatku ya?"

"Tapi, aku takut bu. Aku juga nyesel udah bohong sama Alfa"

"Yaudah, sekarang kamu jadi sahabat Alfa aja. Semakin kamu deket lagi kamu bisakan jujur sama dia?"

"Bahkan aku takut kalau aku ngga bakal bisa deket sama dia lagi bu"

"Ngga usah kamu jawab, kamu pikirin baik - baik ya nak Senja. Ibu mau keruangan Alfa lagi" Ucap Ibunda Alfa pamit, tetapi baru beberapa langkah ia berjalan. Ia mundur lagi dan duduk disebelahku.

"Kamu harus percaya diri, percaya bahwa keajaiban itu pasti ada. Jangan nyerah, semuanya pasti bakal kembali seperti semula. Yang harus kamu lakukan sekarang cuma niat dan usaha, jalankan apa yang menurut kamu benar" Iapun tersenyum padaku. "Udah, ibu mau ke ruangan Alfa lagi ya" Iapun pergi dengan kondisi aku yang belum menjawab pertanyaan atau mungkin pernyataan tersebut.

"Aku bingung, apa aku harus menjauh?" Alfa maafin aku.

"Lo ngga usah menjauh" ucap seseorang disebelahku.

Aku menengok ke arahnya, saat kulihat seseorang yang sudah lama tak berbicara bahkan bercanda denganku. Seseorang yang selalu ada untukku disaat suka maupun duka. Seseorang yang-

"Woyyy! Ngelamun aja lo" ucap Adel yang sudah cengengesan disampingku.

"Heheh, sorry" ucapku memohon.

"Iya, gue kasian sama lo. Dikuliah ngga konsen sama dosen, bahkan ditegor mulu, gue panggil ngga nengok - nengok lagi. Gue tau lo stress tapi jangan lupain gue sebagai sahabat lo lah. Bahkan, diruangan trmpat Alfa dirawatpun gue ngga tega buat bicara sama lo nja. Lo ngga apa - apa kan nja?" Ucap Adel panjang lebar tabpa spasi satupun.

"Gue-"

"Kenapa lo harus bohong sih nja?" Ucapnya memotong pembicaraanku.

"Gue takut Alfa-"

"Ngga bakalan sayang lagi ke lo kaya dulu? Yaelah, semuanya juga butuh proses Senja" Ucap Adel lagi - lagi memotong pembicaraanku.

"Tapi-"

"Tapi lo sekarang lo udah terlanjur ngebohongin Alfa?"

"Dan-"

"Dan lo udah nyesel ngebohong sama Alfa?"

Akupun mengangguk, Adel adalah sahabatku ia pasti sudah tau apa yang aku pikirkan. Jadi, sudah jelas ia bisa melanjutkan pembicaraan yang dipotong olehnya.

"Lo tau ngga? Lo itu masih kaya anak kecil yang ngga mikir panjang kedepannya nja, lo tau? Dengan lo ngebohongin Alfa itu malah berdampak sulitnya lo buat deket lagi sama Alfa. Paham?" Ucap Adel lagi panjang lebar.

Show Me You CARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang