Hope

2.4K 119 0
                                    

Diam melihat keadaan seseorang yang kucintai, yang masih terbaring lemah dalam keadaan tertidur yang panjang.

"Kamu mimpi apasih sayang? Aku ada disini, disamping kamu, aku masih nunggu kamu buat sadar. Semoga kamu cepet bangun dari mimpi indah kamu ya sayang. Love you Alfa"

Diam melihat Alfa selama beberapa hampir 6 jam setelah sepulangnya aku dari kuliah, lalu setelah pukul 21.00 aku pulang menuju rumahku dan bergantian menjaga Alfa dengan Ibundanya hingga aku kembali lagi setelah sepulang kuliah lalu seterusnya itu berulang - ulang dalam hampir 10 hari belakangan ini.

Aku tidak menunggu Alfa dirumah sakit karena tugas kuliahku yang semakin menumpuk dan juga aku yang tak ingin meninggalkan ibuku sendirian dirumah. Tetapi, aku menginap dirumah sakit pada hari Sabtu dan Minggu.

"Bahkan aku ngga bosen liat mata kamu yang masih tertutup rapat masih sama seperti beberapa hari ini. Aku malah semakin sayang sama kamu fa"

"Senja" ucap seseorang yang baru saja datang untuk bergantian menjaga Alfa.

"Iya bu?" Aku menoleh ke arah sumber suara.

"Udah pukul 21.00, kamu pulang ya besok kuliah. Salam buat ibu kamu ya" ucapnya untuk beberapa hari ini. Karena terkadang aku sudah lupa kata 'pulang' jika sudah menjaga Alfa, oleh sebab itu Ibunda Alfa sering kali memberitahu kepadaku agar pulang dan bersiap untuk kuliah besok.

Akupun pamit pulang kepada Alfa, sebelumnya aku juga pamit kepada Alfa.

"Alfa, Senja pulang ya! Sampai ketemu besok. Semoga besok kamu udah sadar sayang. Love you Alfa"

Kalimat itulah yang sering kuucapkan pada Alfa sebelum aku pulang menuju rumah.

Aku sengaja mengatakan namaku sendiri karena aku ingin Alfa masih mengingatku walaupun ia masih dalam keadaan kritis sekalipun. Walaupun iti hanya mimpiku, karena tak mungkin seseorang yang sedang kritis bisa mengingat seseorang tetapi jika dicoba tidak ada salahnya juga kan?

Akupun sampai dirumah tepat pukul 21.30, setengah jam adalah waktu tercepat karena jarak dari rumah sakit yang Alfa tempati lumayan dekat dengan rumahku.

Ibuku membukakan pintu rumah untukku, setelah pulang ia selalu menanyakan hal yang sama.

"Bagaimana kondisi Alfa?" Tanyanya yang berharap aku jawab 'sudah membaik' tapi kenyataanya nihil.

Aku tersenyum padanya "masih sama bu" lalu segera masuk kedalam kamarku untuk mengerjakan tugas - tugas yang sudah berteriak sedari tadi minta untuk aku kerjakan.

Sudah beberapa hari ini aku selalu tidur lebih tepat pada pukul 01.00 malam, biasanya ada yang melarangku tidur pada pukul itu. Tetapi, kini seseorang itu masih tertidur dengan sangat lelapnya di atas kasur yang beraroma rumah sakit itu.

Tugas ini sangatlah sulit, biasanya Alfa membantuku. Dia mengajariku. Dengan sangat mudahnya ia sebagai pengganti dosen dirumahku. Terkadang aku tak mengerti apa yang ia ajarkan tetapi ia hanya tersenyum lalu bertanya dengan nada lembutnya "Apa yang kamu ngga paham?" Ucapnya sambil memberikan senyum manisnya.

Hmmm, aku sangat merindukan nada suaranya yang sangat memberikan perhatian penuh padaku itu.

Seperti biasanya, aku bangun dipagi hari dengan laptop yang masih menyala dihadapanku.

Ini sudah kebiasaanku dalam seminggu ini, saat kulihat jam yang masih berdetak. Ia menunjukkan pukul 05.30 masih sangat lama untuk kuliah.

Akupun terbangun, lalu sedikit bergeliat yang menyebabkan tulang - tulang ditubuhku berbunyi.

"Rasanya badanku tulangnya patah semua"

Setelah selesai bersiap, akupun keluar dari kamarku yang memperlihatkan ibuku yang sedang duduk menghadap tv yang menyala dihadapannya.

"Sarapan gih, ibu udah buat nasi goreng" ucap ibuku ketika aku baru saja duduk disampingnya.

"Nanti aja bu baru jam 07.00 masih lama kuliahnya,"

"Lebih baik kalau dari awal kamu udah siap, jadi nanti kamu bisa datang awal dan ngerjain tugas kamu dulu dikuliah"

"Okey, siap bos!"

Akupun menghampiri meja makan yang sudah tersedia nasi goreng. Kamipun sarapan bersama, lalu aku pamit berangkat terlebih dahulu menuju tempat aku menuntut ilmu demi cita - citaku.

Sesampainya ditempat kuliah, aku segera menuju taman yang biasa aku dudukki untuk merenung, memikirkan masalah dan mencoba untuk menyelesaikan masalah.

Tenpat ini membuatku sangat flashback akan masa laluku yang mengejar cinta Kak Fatih.

"Bodoh banget gue sampai ngejar - ngejar lo kak"

Baru saja aku berkata demikian, seseorang itu muncul dihadapanku. Menyapaku dengan senyumnya dan duduk disampingku.

"Hi Senja, long time no see ya?" Ucapnya yang masih memampang senyumnya.

Aku tersenyum padanya, "Ya, long time no see"

"Biasanya kamu pulang kuliah sering duduk disini, sekarang kok jarang?"

"Kepo lo"

"Iya, Alfa sakit. Jadi sepulang kuliah aku langsung ke rumah sakit" ucapku yang mulai mengerjakkan tugas kuliahku.

"Alfa? Dia pacar kamu?" Ucapnya mungkin penasaran.

Aku menghadap kearahnya, lalu tersenyum padanya. "Alfa tunangan aku" ucapku dengan sangat bangganya.

"Wah? Selamat ya, tapi dia sakit apa?"

"Ngga usah nangis, gampang kok. Ini semua bukan kesalahan lo nja"

"Dia tabrakan"

Akupun melihat jam yang bertengger dilengan kiriku yang menampilkan pukul 07.45. Sekitar lima belas menit lagi masuk.

Tempat digedung paling ujung, jalan kesana kira - kira 5 menit. Belum cape karena baru sampai. Okedeh, aku kekelas aja sekarang.

Aku menghadao Kak Fatih yang masih kaget dengan jawabanku barusan, "Kak aku ada kuliah, duluan ya!" Akupun pamit lalu bergegas pergi darinya.




MEMBOSANKAN,
Hanya itu kata yang selalu keluar dari mulutku setiap pembelajaran dimulai.

Seseorang memegang lenganku. Saat kulihat Adel sedang melemparkan sesuatu kertas yang kini sudah berada dimejaku. Akupun membuka kertas yang tergulung hancur itu.

"Jangan bengong mulu lo, Alfa baik - baik aja kok"

Kalimat itu yang tertulis di surat kecil yang Adel lemparkan padaku.

Akupun tersenyum padanya yang mempertandakan iya-gue-bakal-serius-kok.

Adelpun tersenyum, lalu kami kembali fokus kepada dosen yang sudah mulai menulis rumus - rumus yang sama sekali tak aku pahami.

---
Sudah hampir 10 menit aku berada didalam taxi yang dikelilingi oleh mobil - mobil lain.

Sangat sulit memang hidup di kota yang terpenuhi oleh mobil,motor bahkan bis yang sudah bolak - balik arus dengan tujuan tertentu.

Semenjak Adel mengirimiku pesan bahwa Alfa sudah tersadar dari komanya, dengam cepat aku menuju taxi yang sudah terparkir di tempat kuliahku.

Akupun turun, lalu dengan cepat menuju ruangan yang Alfa tempati,

Perlahan, aku membuka pintu kamar itu, lalu aku melihat seseorang yang sudah lama mata indah itu tertutup kini menampaki wajahnya yang menjadi indah.

Aku menghampirinya, ia tampak kaget saat melihatku.

Adel dan ibunda Alfa berada disampingku, entah mengapa wajah mereka sedikit memancarkan keindahan dan kesedihan?

Aku kembali menatap Alfa, ia masih terkaget melihatku.

Satu hal yang sangat ingin aku tau sekarang,

"Apakah ia masih mengingatku?"

Show Me You CARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang