"Bundaaaaaaa.....!!!!"
Teriakan gadis kecil yang terbangun dari tidurnya membahana di seantero rumah mungil Arianna. Dia Adeva Gracella Shaki, putri kecil Arriana yang berusia 3,5 tahun.
Putri cantik dengan pipi gembil dan mata bulat berwarna hitam legam yang dia besarkan seorang diri. Dia putri yg paling dicintainya.
Sedikit berlari Arianna meninggalkan dapur dan menuju kamar Sisi. Mengembangkan senyum andalannya, Arianna menarik Sisi pelan kedalam pelukannya. Mengusap rambut coklat sebahu miliknya.
"kenapa harus berteriak sayang..?" tanyanya sambil meregangkan pelukan. Menatap mata bulat Sisi yang bersimbah air mata.
"bunda kemana aja..? tadi waktu Cici bangun, gak ada ciapa-ciapa dicamping Cici" Sisi menjawab sambil mencebikan bibirnya lucu.
Arianna terkekeh mendengar celotehan lucu anaknya itu "bunda didapur sayang..bikin nasi goreng special buat anak bunda yang paling cantik. Sisi mauu...?"
"ditambah cocit dan daging ayam bunda..?" tanyanya dengan mata yang berbinar.
"sesuai permintaan tuan putri" jawab Arianna sambil mencium pipi gembil putrinya.
Sisi berteriak kegirangan dan mengulurkan dua tangannya kearah Arianna, tanda dia ingin digendong. Arianna menggendong anaknya menuju dapur, mendudukannya di meja makan berukuran kecil disamping pantri.
"Sisi minum susu dulu yaa..?" Arianna bertanya sambil mensejajarkan wajahnya dengan wajah Sisi.
"iyaa bunda" jawabnya setuju dengan mengganggukan kepala kecilnya dengan semangat. Arriana mencium hidung Sisi gemas "tunggu sebentar tuan putri".
Arianan berjalan menuju lemari es dan mengambil susu vanilla favorit Sisi lalu menyeduhnya dengan air hangat. Mengintip nasi gorengnya yang ditinggalkannya begitu saja tadi, sedikit geli dengan nasibnya yang malang.
Mulai menyalakan kompor kembali, Arianna berjalan ke arah Sisi dan mengangsurkan segelas susu hangat kepadanya.
"ini pesananannya tuan putri, ada lagi..?"
"nasi goleng tpecial buatan bunda, boleh..?" tanyanya dengan semangat.
"tentu tuan putri..tunggu sebentar..!!" Arianna meninggalkan Sisi dan kembali bergelung dengan nasi goreng. 10 menit kemudian Arianna tersenyum puas dengan hasil karyanya pagi ini.
Mengambil piring dan menatanya secantik mungkin, Arianna lalu berjalan kearah Sisi dengan gaya waiters restoran mewah, mengangsurkan nasi goreng kehadapannya dan disambut dengan semangat oleh Sisi.
"Telimakacih bunda cantik.." katanya sambil mencium pipi Arianna. Arianna tertawa pelan melihat tingkah anak semata wayangnya itu.
"Sama-sama cantik" Arianna tersenyum melihat anaknya begitu lahap menghabiskan makanannya.
"masakan bunda emang paling TOP BGT deeeh" ujarnya dengan senyum yang mengembang. Arriana terkekeh mendengar penuturan putrinya.
Entahlah mengapa putrinya terlalu menyukai masakannya, apapun itu yang dia masakkan untuknya, Sisi akan selalu menghabiskannya dengan semangatnya, bahkan sering pula Arianna harus menyiapkan semua makananya sebelum berangkat kekantor atau dia tidak akan makan seharian. Sama dengan pria masalalunya yang juga tergila-gila dengan masakan Arianna. Dia tersenyum miris mengingat bayangan masa lalunya yang berkelebat dipikirannya.
"bundaaa..boleh gak nanti Cici jalan-jalan cama mbak Fil, cici pengen et klim bundaa.." perkataan cadel Sisi membuyarkan lamunan Arianna tentang masa lalunya.
"boleeeh..tapi harus janji sama bundaa gak boleh makan es krim banyak2.." tukasnya sambil tersenyum kepada Sisi.
"Ciaaap bundaaa..." Sisi menjawab dengan gaya centilnya dan menaruh tangan kanannya di atas kepala tanda hormat. Arianna mengacak pelan rambut sebahunya.
YOU ARE READING
My Daughter
RandomFaridha Arianna hanyalah seorang gadis lugu yang hidup dalam dimensi kisah dongengnya sendiri. Mecintai seorang lelaki dengan sepenuh hati namun terhianati. Cintanya teramat pada sosok tampan sang pujaan hati. Seseorang yang begitu hebat dimatan...