"Dia baik.. sekarang Raffi bersama Arianna." Ia menjeda kalimatnya. "dipuncak.. bersama anak kami..."
Hening lama, tak ada sahutan dari sang ibu. Membuat Raffi harus mengecek sambungan teleponnya, masih tersambung kok, pikirnya. Ia jadi ketar-ketir sendiri dengan reaksi ibunya. Kalau reaksinya marah, itu sudah pasti terjadi. Siapa yang tak marah jika tiba-tiba mendapat kabar anak laki-lakinya sudah mempunyai anak.
Ditambah lagi, ibu dari anaknya adalah putri dari sahabat lama maminya. Tapi kalau ibunya hanya diam seperti ini, membuatnya semakin cemas. Ditambah ia tak bisa melihat secara langsung ekspresi dari sang ibu.
Hingga teriakan histeris dari seberang sana membuatnya terlonjak, ia sampai harus menjauhkan ponselnya dari telinga. Tanpa sadar laki-laki itu mengelus dadanya naik turun, merasa lega dengan reaksi sang ibu, lebih baik seperti ini daripada ibunya hanya diam.
"Kamu jangan bercanda deh Raff.. kapan Arianna hamil..? Jangan-jangan bukan kamu bapaknya..?" tanya ibunya, suaranya tersengal-sengal menahan amarah.
Emosi Raffi tersulut mendengar pendapat ibunya jika Sisi bukan darah dagingnya. Secara tidak langsung ibunya sudah mengatakan jika Arianna bukan wanita baik-baik. Jika Arianna sampai hamil diluar nikah itu semua juga karena ulah bejatnya dimasa lalu. Raffi lantas menghela nafas, mencoba mengontrol emosinya.
"Mami jangan sembarangan.." ucapnya tajam, memberi peringatan pada sang ibu "Mami tau sendiri Arianna wanita seperti apa..? Mami bahkan juga tau sendiri tante Allin mati-matian menjaga Arianna.
Jika Arianna sampai seperti ini, itu juga karena ulah Raffi mii. Jika mami masih kurang percaya, Raffi punya tes DNA yang menunjukan bahwa Sisi adalah anak kandung Raffi.."
"Maaf.. mami hanya shock tadi.." Ucap ibu Raffi lirih, merasa menyesal dengan perkataannya barusan.
"Pantas saja Allin terlihat tidak suka sama Mami, jika Mami jadi Allin juga seperti itu. Siapa yang tidak marah kalau anak yang ia jaga malah kamu hamili.." Ibunya menyahut lagi ketika dirasa tak ada respon dari Raffi "Lagipula.. bukannya dulu kamu berjanji sama orangtua Arianna akan menjaga anak gadisnya, tapi kenapa malah kamu menghamili dia..? Nggak bertanggungjawab lagi. Mami rasanya sudah nggak punya muka untuk bertemu Allin dan Rizad Raff.."
"Kalaupun Raffi tau Arianna hamil, Raffi pasti akan bertanggung jawab mi. Mami tau sendirikan keadaannya dulu bagaimana.." tanyanya, mencoba mencari pembelaan.
"Terus kalau sudah ketemu Arianna sekarang, kamu mau appa..? " Suara ibunya terdengar penuh amarah, membuatnya meringis ketakutan.
"Raffi pasti akan bertanggung jawab mi, tapi sekarang keadaannya sulit. Arianna membenci Raffi, bahkan Raffi harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan fakta bahwa Sisi anak kandung Raffi.." Ucapnya memelas, mengingat betapa kekehnya Arianna tak mau memberitahukan kebenaran bahwa Sisi adalah anaknya.
"Bagus..!! Mami kalau jadi Arianna juga akan seperti itu.." Ketus ibu Raffi, membuat Raffi lagi-lagi menghela napas dalam. Ya Tuhaaan.. ibunya ini, bukannya membuat anaknya semangat, malah membuatnya semakin down.
"Siapa nama cucu mami..? dan berapa berapa umurnya..?"
"Namanya Sisi ma.. umurnya 3,5tahun.."
"Yasudah.. urusono dewe urusanmu. Oh yaa.. ojo lali kirimi mami foto Sisi."
"Nanti Raffi kirim mi.." ucapnya pelan, merasa berdosa karena sudah membuat maminya kecewa.
"Kowe siap-siapo dihajar papimu.." ucap ibunya penuh peringatan, kemudian terdengar nada sambungan yang terputus. Bahkan ibunya sampai tak mengucapkan salam, membuat Raffi semakin yakin bahwa ibunya tengah marah.
YOU ARE READING
My Daughter
RandomFaridha Arianna hanyalah seorang gadis lugu yang hidup dalam dimensi kisah dongengnya sendiri. Mecintai seorang lelaki dengan sepenuh hati namun terhianati. Cintanya teramat pada sosok tampan sang pujaan hati. Seseorang yang begitu hebat dimatan...