Warning..!!
Bacaan ini mengandung unsur 18+..!!
Harap untuk adik-adik yang masih kecil dan dibawah umur, segera menyingkir dari sini.
Atau yang ditempatnya lagi ujan, dingin-dingin terus baca ini. Jangan salahkan saya kalau kalian jadi mupeng..!! Hahahahah
====
Rafi tengah memilih-milih koleksi DVD Arriana, mereka berencana merayakan keberhasilan sidang Raffi hari ini dengan menonton film. Setelah menemukan film yang disukainya, Raffi mulai menyalakannya dan ikut duduk disamping Arriana.
"gimana riset kamu..?" tanya Raffi pada Arriana yang duduk disampingnya.
Arriana menoleh kearah Raffi dan mengendikan bahu "yaa gitu deh, orangtuanya masih nganggep Andi anak setan.." Arriana terkekeh mengingat kedua orangtua Andi yang merupakan subjek penelitiannya, mereka menyebut Andi anak setan. Lalu mereka apa..? emakk bapaknya setan. pikirnya saat itu.
"maklum aja, ayahnya aja tampang preman begitu.." Raffi memang pernah beberapa kali mengantar Arriana ketempat Andi. Dia bahkan pernah hampir menghadiahi Andi bogem mentah, ketika anak itu menyerang Arriana dengan membabi buta.
"namanya juga anak kurang perhatian Raff, aku rasa Andi sebenarnya bukan anak cacat mental. Mungkin karena kebiasaan orangtuanya yang biasa berkata kasar, jadi pribadinya terbentuk sedikit tak normal. Mungkin dia begitu karena ingin diperhatikan.
Tapi akhir-akhir ini dia sudah mulai menerima kehadiran aku kok. Dia udah mau belajar bicara.." ujar Arriana semangat.
"ooh yaa..? semoga saja Andi segera menunjukan perubahan.." ujar Raffi menyemangati.."asal kamu ati-ati aja, aku gamau liat kamu pulang dengan badan penuh luka.." Raffi bergidik ngeri mengingat betapa brutalnya Andi jika bertemu orang baru.
"kan sekarang dia uda mulai jinak sama aku.." ucap Arriana sambil menyengir lebar kearah Raffi.
"jinak jinak..kamu pikir dia peliharaan kamu..?" ujar Raffi mengacak rambut Arriana gemas.
Arriana memang harus sedikit lebih lama menyusun skripsinya. Ia tak bisa lulus bersamaan dengan Raffi. Karena penelitiannya memerlukan waktu yang tidak sebentar, setidaknya subjek penelitiannya harus menunjukan perubahan yang signifikan.
Mereka lalu kembali terdiam dan menikmati film didepan mereka. Saat pemeran pria dan wanita didalam film tersebut mulai melakukan adegan panas diatas ranjang, suasana antara Arriana dan Raffi mulai aneh dan sedikit canggung.
Raffi makin terlihat gelisah didalam duduknya. Ia mulai merapat kearah Arriana,dan entah siapa yang memulai, kedua bibir itu sudah saling bertautan.
Saling mencecap satu sama lain. Ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi kasar. Raffi menggigit pelan bibir bawah Arriana. Arriana membuka bibirnya karena terkejut dengan perlakuan Raffi, tak menyiakan kesempatan itu, Raffi memasukan lidahnya kedalam mulut Arriana. Mengabsen setiap gigi gadis itu.
Tangannya mulai bergerak kearah punggung Arriana dan mengusapnya naik turun. Raffi melepaskan ciumannya ketika dirasanya Arriana mulai kehabisan nafas. Arriana mengatur nafasnya yang teresenggal. Ia memandang Raffi sayu.
Raffi menangkup wajah Arriana dengan kedua telapak tangannya yang besar, menyatukan dahi mereka berdua.
"aku menginginkanmu Arianna..." bisik Raffi parau ditelinga Arriana. Suaranya sarat akan gairah yang terpendam."aku ingin bercinta..aku ingin memasukimu.." suaranya tersengal, lalu melumat bibir Arianna membabi buta.
YOU ARE READING
My Daughter
RandomFaridha Arianna hanyalah seorang gadis lugu yang hidup dalam dimensi kisah dongengnya sendiri. Mecintai seorang lelaki dengan sepenuh hati namun terhianati. Cintanya teramat pada sosok tampan sang pujaan hati. Seseorang yang begitu hebat dimatan...