Bab 17: Mami Raffi

20.8K 1.4K 75
                                    

Haaaaloooooooooooouuuuoooohhh....!!!!!

Saya kembali lagi membawa Arianna-Raffi..!! Ada yang kangen gak?

Oh yaa, saya mau ngucapin selamat tahun baru 2016 dulu buat kalian semuanya..:) Dan mumpung saya lagi kerajinan banget, pagi-pagi gini sudah nyempilin upadetan yang ga bagus ini..huhuhu

Maaf kalau saya sudah lama ga update, saya terharu banget ada beberapa readers yang bilang kangen sama cerita abal-abal ini.. tapi apalah daya saya kalau kehidupan didunia nyata lebih menyita waktu. hiks..

Baiklah, silakan dibaca cerita ga jelas ini. Maaf kalau tidak sesuai ekspetasi kalian..!! hahahahaha *ketawasetan..!!

==================

Arianna terlihat senewen lima hari belakangan ini, bagaimana tidak..? sudah sejak kepulangannya dari Bogor hari minggu lalu, Raffi tak pernah datang lagi mengunjungi Sisi. Pria itu memang beberapa kali menghubungi Sisi melalui ponselnya, tapi tak sekalipun ia menanyakan kabarnya.

Kemana dia sebenarnya..? geramnya dalam hati. Arianna semakin gelisah, diliriknya jam dinding, sudah pukul tujuh malam. Sisi dan Firdha sedang bermain diruang keluarga, sedangkan ia termenung sendirian diruang tamu.

Tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi, mengernyitkan kening, Arianna berjalan menuju pintu. Beraharap Raffi yang berkunjung kerumahnya.

Tubuh Arianna kaku ketika mendapati dua orang wanita yang pernah dekat dengannya berdiri didepan pintu rumahnya. Ibu Raffi dan Dita, adiknya.

Bagaimana bisaa..?

Belum sempat hilang keterkejutannya, wanita paruh baya itu memeluknya dengan erat. Mengucapkan maaf berkali-kali, membuatnya semakin tak mengerti.

Arianna melonggarkan pelukannya. "masuk dulu tante.." Arianna tersenyum tipis, dan mempersilahkan kedua orang itu masuk.

Dita tersenyum canggung kearah Arianna, ia ingat bagaimana dulu ia selalu merasa iri dengan keberadaan Arianna yang selalu menjadi prioritas kakaknya. Tapi perempuan itu bahkan selalu menyayanginya tanpa pamrih. Ia sendiri juga merasa heran dengan hilangnya Arianna yang tiba-tiba.

"Maafkan Raffi, maafkan tantee.." ujar ibu Raffi sembari terisak, wanita paruh baya itu mengenggam tangan Arianna erat, seolah takut wanita itu akan lari dari hadapannya.

Arianna tersenyum lembut seraya menggeleng.."tante nggak salah apa-apa.."

"Ndaaa... mbak Fil nakal tuuuh..." celotehan cadel Sisi menyentak tiga orang yang tengah berada diruang tamu tersebut, ketiganya lalu menoleh kearah Sisi dengan pandangan berbeda-beda.

Sisi lalu berjalan kearah Arianna dengan memeluk boneka teddy bear pemberian Raffi saat mereka berada dipuncak. Ya Tuhan bagaimana ini..? apa harus sekarang mereka tentang siapa Sisi..? batinnya resah.

Belum sempat Arianna tersadar dari keresahannya, Dita sudah lebih dulu menyambar Sisi dan menciumnya berkali-kali.

"Ya Tuhan..cantik sekali..." pekiknya kegirangan, Dita lalu mendudukan Sisi dipangkuannya. Kemudian ibu Raffi juga mendekati Sisi, memandang Sisi dengan pandangan meneliti.

"Minggir dulu, gantian mami.." ujarnya melotot tajam pada Dita karena tak mendapat giliran memeluk Sisi. Dita merengut, kemudian melepaskan pelukannya pada tubuh Sisi.

Secepat kilat ibu Raffi segera mengangkat Sisi dari pangkuan Dita, ganti menempatkan anak itu di pangkuannya. Bahkan boneka teddy bear Sisi sampai terjatuh. Arianna meringis melihat keantusiasan mami Raffi. Dalam hati ia bersyukur, karena mami Raffi bisa menerima Sisi.

My DaughterWhere stories live. Discover now