Raffi memandang gadis berambut sebahu yang baru saja memasuki kantin kampus dengan pandangan meneliti. Gadis itu terlihat memesan makanan kemudian duduk di seberang meja makan Raffi.
Posisi gadis itu membelakanginya, menjadikannya tak bisa memandang gadis itu dengan seksama. Raffi lalu beranjak dari duduknya dan berpamitan pada dua temannya yang duduk satu meja dengannya.
Sedikit ragu, ia memberanikan diri menyapa gadis itu.
"Arriana..? Faridha Arriana kan..?" tanyanya memastikan setelah berada dihadapan gadis itu.
Merasa namanya dipanggil, gadis itu mendongakkan kepala dan memandang Raffi tak percaya.
"Raffi kan..?" tanyanya seolah memastikan. Raffi mengangguk mengiyakan pertanyaan Arriana. Berdiri dari duduknya, Arriana memeluk Raffi erat. Raffi yang tak menyangka mendapat perlakuan seperti itu dari Arriana, hampir saja kehilangan keseimbangan. Untung saja ia segera menegakkan badannya kembali.
"Raffi jahaat deeh.. ngilang gitu aja.." Arriana terisak pelan di dada Raffi. Meregangkan pelukan, Raffi menatap Ariana heran.
"heeii..heii..kok kamu nangis sih..? udah kuliah masa masih suka nangis aja.." ujar Raffi mengelus punggung Arriana lembut. Raffi lalu mengajak Arriana duduk kembali dikursinya.
"abis kamu nyebelin sih..?"
"nyebelin gimana maksud kamu..?"
"kamu ngilang gitu aja pas lulus SD. Mama kamu juga gak pernah keliatan main lagi sama mama aku.."
"aku nggak ngilang, nih buktinya aku didepan kamu kan sekarang.." ujarnya sambil menghapus sisa air mata Arriana. Kebiasaanya jika sahabat lamanya ini menangis.
Seperti tersadar, Arriana lalu menatap Raffi seolah menantang.
"jadi...? kamu juga kuliah disini..?" Arriana bertanya tak menyangka.
"as you see..?" Raffi tersenyum simpul menatap Arriana.
"ngambil jurusan apa..?"
"manajemen, kalo kamu..? sebentar biar kutebak..?" Raffi berkata seolah berfikir keras.
"appa..?" Arriana mencibir melihat tingkah Raffi.
"pasti Psikologi kan..?" tebak Raffi lagi. Arriana menganggukan kepalanya
"kok kamu tau sih..?" tanya Arriana heran.
"kamu kan mirip cenayang dulu, apalagi kalo udah ngasih nasehat, sok bijak banget. Masih kecil juga udah songong..hahahaha" Raffi tertawa mengingat tingkah Arriana saat kecil. Arriana juga ikut tertawa bersama Raffi.
"jadi..? kamu ngekos disini..? atau disewain rumah plus sepuluh bodyguard yang siap mengawal tuan putri kemana saja..?" Raffi tertawa mengejek pada Arriana.
Ia ingat betul bagaimana protektifnya mama Arriana pada anak semata wayang itu.
"enak aja,, aku kos tauu disini. Begini-begini aku juga pengen mandiri.." Arriana mencebikan bibirnya tak terima.
"aku gak nyangka deh tante Allin ngijinin kamu kuliah disini, kirain kamu bakal stuck aja di Solo Ann.."
"emang sih awalnya nggak boleh, tapi untung papa ngedukung aku. Tapi teteplah aku mana boleh keluar malem, jangankan keluar malem, nongkrong sama temen-temenku aja mama ikut.." arriana terkikik mengingat sikap mamanya itu.
"jadi sampe segitunya..?" Raffi menggelengkan kepala tak percaya.
"yaa.. gitulaah.." jawab Arriana pendek "oh yaa.. kamu kos juga..?"
YOU ARE READING
My Daughter
RandomFaridha Arianna hanyalah seorang gadis lugu yang hidup dalam dimensi kisah dongengnya sendiri. Mecintai seorang lelaki dengan sepenuh hati namun terhianati. Cintanya teramat pada sosok tampan sang pujaan hati. Seseorang yang begitu hebat dimatan...