Arianna mematut dirinya di cermin, celana jeans panjang dan swetear maroon yang ia gulung sampai siku mempermanis penampilannya siang ini. Ia berencana akan mengantarkan makakan kekamar Raffi, lelaki itu biasanya jika hari minggu seperti ini akan berlatih gym dari pagi sampai siang.
Dengan riang ia berjalan kekamar Raffi. Biasanya lelaki itu akan marah-marah jika ia dengan nekat datang kekamarnya. Ia selalu marah-marah jika Arianna digoda oleh teman-teman tetangga kamarnya.
Arianna terkikik sendiri mengingat sikap posessif Raffi. Semakin hari, cintanya pada laki-laki itu semakin besar. Apa lagi dua minggu setelah Raffi menyatakan cintanya, Raffi semakin tak bisa jauh dan terus-terusan menempel padanya.
Ia mengernyit heran ketika melihat kamar Raffi sedikit terbuka, biasanya Raffi selalu menutup pintu kamarnya. Ia sedikit melongokan kepalanya kedalam kamar Raffi.
Tapi pemandangan didepannya benar-benar membuat tubuhnya lemas tak bertulang, suaranya terhenti ditenggorokan.
Raffi..laki-laki yang dicintainya, laki laki yang melindunginya selama ini, tengah berciuman dengan wanita lain. Wanita itu tengah mencium Raffi dengan posisi mengangkangi Raffi yang berada dibawahnya.
Airmatanya turun dengan deras tanpa bisa ditahan-tahan. Seperti inikah kelakuan Raffi dibelakangnya? Jadi ini alasan Raffi kenapa ia tak pernah diperbolehkan datang ke kamarnya?
Demi Tuhan, ia tak menyangka Raffi bisa seperti ini. Apa mungkin karena ia tak bisa seagresif wanita itu. Dengan berlinangan air mata, Arianna meninggalkan kamar Raffi dengan hati hancur.
Ia menutup pintu kamarnya kasar, tubuhnya merosot dibalik pintu kayu itu. Arianna membenamkan wajahnya di antara lekukan lututnya. Ia benar-benar tak menyangka Raffi berani menghianatinya.
Raffi menggeram kesal ketika dengan lancangnya Vina-teman satu kantornya yang sudah dua bulan ini sedang gencar-gencarnya mengejar Raffi- tiba-tiba masuk kedalam kamar kosnya tanpa permisi.
'Mau apa sih lo kesini.!" tanyanya sedikit berteriak. Ia berencana mendatangi Arianna barusan, perutnya sudah berdangdut ria sejak tadi sepulangnya dari tempat gym.
Tak meghiraukan ucapan Raffi, wanita itu justru mengelilingi kamar Raffi. Sedikit sebal ketika melihat foto Raffi dan Arianna yang berpelukan dipajang oleh lak-laki itu di dinding kamar.
Vina lalu berbalik dan menatap Raffi tanpa dosa "Mau mainlah Raaaf, kangen sama kamu.."ujarnya manja berusaha sekuat tenaga menyembunyikan emosinya. Ia mengusap dada Raffi naik turun berusaha menggoda laki-laki itu.
Raffi menyentak tangan Vina dengan kasar. Ia menatap wanita itu penuh kemarahan."Jaga tangan lo viin.." teriaknya geram.
"wwoooowww woooooww..aku gak nyangka kamu suka kekerasan Raff.." Wanita itu langsung mendorong Raffi kearah tempat tidur, menindih tubuh keras Raffi dan menyambar bibirnya dengan rakus.
Raffi yang tak menyangka mendapat serangan semacam itu terkesiap kaget. Beberapa menit ia hanya diam dibawah tubuh Vinna. Sebelum akhirnya wajah Arianna yang bersimbah airmata mengembalikan kesadarannya.
Vinna melirik dengan ekor matanya melihat Arianna yang tengah berdiri kaku didepan pintu. Ia tersenyum licik sambil terus memagut bibir Raffi, menikmati rasa manis dari bibir laki-laki yang membuatnya tergila-gila. Ia tak menyangka rencananya akan berjalan semulus ini.
Awalnya ia hanya ingin menyerang Raffi dan dipergoki oleh penghuni kos lainnya, tapi justru Arianna yang melihat sendiri kejadian ini. Ia sudah cukup geram selama ini melihat Arianna yang mondar-mandir ke kantornya untuk mengantarkan makan siang untuk Raffi. Dan melihat kemesraan Raffi dan Arianna membuat jiwa iblisnya bangkit dan berontak.
YOU ARE READING
My Daughter
RandomFaridha Arianna hanyalah seorang gadis lugu yang hidup dalam dimensi kisah dongengnya sendiri. Mecintai seorang lelaki dengan sepenuh hati namun terhianati. Cintanya teramat pada sosok tampan sang pujaan hati. Seseorang yang begitu hebat dimatan...