2 - A:R:T (12)

144 23 1
                                    

Ciwalk

"Udah, pulang aja deh yuk."

Koor penolakan serempak terdengar. "Jangan!"

"Cerita dulu Tan!"

"Iya Tan cerita dulu baru pulang!"

"Gimana kalau pulang dulu baru cerita?"

"Nggaaaaakk!"

"Ah yaudah."

"Ayo dong Tan ceritaa!"

"Gimana nih Han? Cerita jangan?"

"Ya terserah kamu, sih Tan."

"Fa, cerita jangan?"

"Lu cerita gua bye-bye."

Aku tertawa. "Wah sori teman-teman, pemimpinnya bilang jangan cerita tuh, jadi ya sudah."

"Nggak kok!" protes Sarah. "Alfa gak bilang jangan cerita! Cuma bilang kalau kamu cerita dia cabut."

Aku menjulurkan lidah. "Konotasinya sama aja, Neng! Udah deh, pulang aja yuuk. Udah malem nih. Aku takut kalau pulang malam-malam jadi korban begal."

"Lah kirain kamu begalnya Tan."

"Oh iya lupa."

Kami tertawa. Di sampingku, Johan mulai beranjak berdiri. "Mau ke mana, Joh?" tanya Alfa.

"Pulang. Ayo Fa."

"Oh," balas Alfa santai. "Sori gua gak ikut sama lu."

Johan membeku. "Kenapa?"

Alfa mengedikkan kepalanya ke arahku. "Gua mau ke rumah si Tanya dulu."

Johan menatap Alfa tak percaya, lalu padaku, lalu pada teman-teman kami yang tidak bereaksi. "Kamu... serius mau ke rumahnya?"

"Iya."

"Tapi..."

"Joh," aku ikut nimbrung. "Kalau kamu gak tau, si Alfa emang sering ke rumahku kok."

"Kayaknya lebih sering daripada kalian main bareng," timpal Rayhan.

Kami bertiga menatapnya menantang. Otot-otot wajah Johan berkedut. "Aku gak akan nganter kamu pulang ya, Fa."

"Gua bareng Tanya, kok."

Rahang Johan mengeras. Bibirnya melengkung membentuk senyum khasnya. "Ya udah deh, saya pulang duluan kalau gitu. Terima kasih ya Alfa, teman-teman semuanya. Punten."

"Mangga," jawab kami serempak. Johan berbalik dan berjalan menjauhi kami. Punggungnya agak membungkuk untuk menghalau angin dingin yang mulai bertiup.

"Apaan sih?" sembur Sarah sebal. "Rimbil, anjir."

"Kayak cewek," tambah Kakak.

"Heh apa yang salah sama cewek?"

Kakak meringis. "Aduh ampun ukhti bukan gitu maksud hamba."

"Jadi maksud kamu apa?"

"Maksudnya, Tan," Atalarik berusaha menengahi, "adalah si Johan tuh... gimana ya, riweh gak keruan."

"Padahal dia banyakan diemnya lho," sahut Salsa.

"Yee bukan gitu maksudnya."

"Jadi...?"

"Banyak gaya," sahut Alfa. "Carmuk. Caper. Gitu kan?"

"Nah." Atalarik menunjuk Alfa. "Itu maksud aing."

[ID] tanya+ | Novel: FinishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang