2 - A:R:T (14)

345 28 8
                                    

Aku berjalan menghampiri Alfa dan Rayhan yang hanya menatapku tanpa berkata-kata. Begitu sampai, aku berdiri di hadapan mereka dengan kaki yang terbuka selebar panggul dan kedua tangan di pinggang, bahuku ditarik ke belakang dan dadaku membusung. "Aku mau bikin pengakuan."

"Wah, pengakuan dosa?" canda Rayhan, tangannya menerima uluran rokok dari Alfa. "Mau?"

Menimbang-nimbang keadaannya dan berpikir aku butuh sesuatu untuk menguatkanku, aku menerimanya. "Apa nih?"

"Magnum."

Aku membawanya ke bibirku dan mengisap lalu mengembalikan rokok itu pada Rayhan, menarik napas membawa asap rokok di mulutku ke dalam paru-paru. "Oke," kataku, asap rokok keluar bersamaan denganku berbicara. "Aku mau bikin pengakuan."

Rayhan mengangguk. Aku menarik napas dalam, bersiap melontarkan pengakuan keduaku setelah pada Cass. "Aku panseksual."

Hening. Mungkin harusnya...

"Itu apa?" tanya Rayhan.

Aku melirik Alfa yang hanya menatapku dalam diam kemudian menunduk, memainkan ujung sepatuku di atas lantai batu yang keras. "Gampangnya, aku bisa tertarik dan bisa pacaran sama siapapun, terlepas dari jender mereka."

"Bi?"

Rambutku yang terurai bergoyang saat aku menggelengkan kepala. "Bi berarti bisa tertarik sama dua jender. Pan berarti bisa tertarik sama semua jender."

"Aku gak ngerti."

Aku menghembuskan napas. "Ini bakal rada rumit, so bear with me, fam."

Aku kembali menegakkan kepala, namun mataku berkelana ke manapun selain mata dua orang yang telah menemaniku sejak zaman SMP melalui suka dan duka serta sedikit tindak kriminal. "Jender itu terbagi dalam binari dan nonbinari. Binari itu cewek dan cowok. Nonbinari itu androgini, trans, genderfluid, dan masih banyak lagi. Netral, agender, bigender, you name it.

"Jender sama jenis kelamin itu beda, jadi sebelum kalian protes, denger dulu: jenis kelamin itu ditentukan secara biologis dari kepemilikan anunya. Gampangnya gitu. Jender itu berdasarkan psikologis; apa kamu ngerasa kamu cewek atau cowok? Dua-duanya? Atau bukan sama sekali?

"Penjabarannya secara lengkap bisa makan waktu lama dan lumayan bikin pusing, tapi intinya, jender itu ada banyak, lebih dari dua, dan aku bisa tertarik sama semua orang dari jender manapun."

"Terus kamu tau dari mana kalau kamu itu pan?"

Ini dia. "Aku tau, karena..." aku menarik napas dalam sekali lagi, menghirup aroma tajam tembakau dan kertas filter yang terbakar. "Karena mantan pacarku itu transgender."

Alfa yang sedang mengisap rokok terbatuk. "Asu. Asli?"

Aku mengangguk, masih menolak menatap mereka berdua.

"Awalnya aku bingung karena kukira aku ini straight. I mean, aku pernah naksir Johan, kan? Dan tiap ngeliat cogan pun aku mikir, like, damn he's hot. Atau cute, terserah. Tapi kemudian aku ketemu cewek ini, namanya Janis, dan tiba-tiba duniaku jungkir balik. Dia adalah cewek yang terjebak dalam tubuh cowok--"

"Kayak Caitlyn Jenner?" potong Rayhan.

Puji Tuhan atas eksistensi Caitlyn dan Internet. "Iya, kayak Cait."

Aku melanjutkan. "Terus aku mulai cari-cari gitu, semacam riset sama Cass, sepupuku. Dan aku nemu label pan, dan... IDK, waktu aku baca definisinya ada semacam perasaan... perasaan, gimana ya... kayak... sesuatu yang terkubur dalam muncul keluar, gitu? Atau--"

[ID] tanya+ | Novel: FinishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang