Titttt!
Alarm di kelasku sudah berbunyi sebagai tanda ini adalah waktu istirahat.
Yeah, ini adalah hari pertamaku di CHS, dan hingga setengah hari ini segalanya terasa baik-baik saja buatku.
Siswa lain di kelas ku tidak peduli padaku. Tentu saja dan sudah seharusnya begitu. Walaupun, kami menggunakan seragam yang sama dengan harga ratusan ribu dollar tetapi bagi mereka aku tetaplah hanya siswi yang belajar gratis dari beasiswa. Dan, lagi, aku tak memakai aksesoris apapun serta make up berlebihan seperti yang sebagian siswi di sekolah ini lakukan untuk menunjukkan statur dan kelas mereka. Hanya kacamata dan rambut yang tergerai dengan rapih sudah cukup untukku.
Dari balik novel fantasy yang kini sedang kubaca aku bisa mendengar percakapan kecil beberapa siswi yang bisa tertebak bahwa hobi mereka hanya bergossib, sedang memandang diriku dengan tatapan tajam lalu mengucapkan beberapa pada teman mereka, namun aku tak peduli.
Tuhan pun tahu apa yang sedang mereka bicarakan saat ini. Mereka kesal aku berada di kelas ini. Tentu saja karena aku hanya siswi yang mereka anggap dengan keberuntungannya bisa mendapatkan beasiswa untuk bersekolah disini.
Kadang aku bingung dengan pemikiran sempit gadis-gadis itu. Mereka terlalu membuang waktu untuk hal-hal tidak berguna dan bahkan membanggakannya.
Terserah apapun yang mereka pikirkan tentangku. Karena apa yang mereka pikirkan tak dapat membuat rasa bahagia dalam yang sedang kurasakan saat ini karena dapat bersekolah di sekolah umum.
Berada di tengah-tengah orang banyak tanpa ketakutan setelah sekian lama. Ya. Lama sekali. Dan sekarang ketika bisa mendapatkan kesempatan untuk mengalami masa sekolah layaknya anak-anak normal lainnya, aku begitu bahagia.Ya. Setelah sekian lama hanya diam di rumah dan menghabiskan waktu dengan belajar.
Dan, kembali lagi dengan waktu istirahat, kelasku sudah mulai terasa sepi. Mataku menangkap beberapa siswa yang baru saja keluar kelas. Aku lalu memutuskan untuk keluar kelas, seperti yang lainnya.
Bagaiman rasanya melalui waktu istirahat saat jam sekolah. Makan siang di kantin ... dan ya, perpustakaan sekolah! Aku penasaran bagaimana menghabiskan waktu dengan membaca di perpustakaan sekolah.
Aku melangkahkan kaki ku keluar kelas dengan perasaan bahagia.
Namun saat melewati pintu kelas,tubuhku dengan tiba-tiba kehilangan keseimbangan.
Bughh!
Bunyi keras terdengar saat tubuhku menyentuh lantai.
"Aww ...." Aku mengaduh kesakitan. Bisa kudengar cekikikkan beberapa gadis di dekatku.
Aku terjatuh karena ada yang menjegal kakiku dengan sengaja ketika aku melewati pintu kelas.
Aku merapikan kacamataku lalu berdiri dihadapan beberapa siswi yang bisa kupastikan adalah pelaku dari insiden tadi.
"Hei! Kalian sengaja, ya?" Aku memandang ke arah mereka sambil bertanya. Akan tetapi, mereka terlihat sama sekali tidak peduli dan melenggang pergi begitu saja melewati bahukusambil tertawa.
Pasti karena telah berhasil mengerjaiku.
Dengan sedikit kesal aku membersihkan pakaian seragamku yang mungkin saja kotor terkena debu saat jatuh tadi. Semoga saja Dad tidak menyuruh seseorang untuk mengikutiku dan melihat semua ini. Dad tidak akan tinggal diam jika tahu aku diperlakukan seperti ini dan hal itu tak boleh terjadi. Sama sekali, tidak.
Aku memutuskan untuk tak terlalu memusingkan hal ini dan kembali melanjutkan perjalananku ke kantin.
Dengan langkah ringan aku mencoba menebak-nebak bagaimana rasanya makan di kantin bersama orang-orang seusiaku. Baru saja memasuki kantin, ketika dengan tiba-tiba segerombolan siswi berlari serentak memasuki kantin lalu menabrakku hingga terjatuh. Sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess
Teen FictionKau tak akan sadar, kapan cinta mulai hadir ... ___ Princess Jennifer Stewart... Gadis cantik dan pintar Pewaris tunggal Stewart Corp. selama 15 tahun hidupnya telah dibesarkan dan didik sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnis Stewart Corp dan iap...