Perjodohan

15.9K 864 21
                                    

Aku membuang napas kasar ketika turun dari mobil.

Sungguh hari yang menyebalkan!

Aku bergumam sendiri ketika memasuki rumah.

Mataku menangkap kedua orang tuaku sedang duduk di ruang keluarga. Mereka terlihat sedang berbincang-bincang.

Jarang sekali, pikirku melihat mereka duduk santai seperti ini di ruang keluarga.

Sudah biasa bagiku jika tak bertemu ayah dan ibuku. Ataupun mereka berdua secara bersamaan dalam waktu yang lama. Mungkin dalam waktu 1 sampai 2 bulan. Mereka terlalu sibuk untuk urusan pekerjaan mereka. Namun aku tidak. Aku tidak merasa kekurangan kasih sayang ataupun perhatian dari kedua orang tuaku.

Karenasaat tidak berada di rumah atau jauh dariku mereka selalu rutin mengubungiku. Tidak pernah melewatkan hari spesialku dan tahu semua tentangku. Walau sering merasa kesepian tapi aku tidak pernah kehilangan sosok orang tua. Mereka selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagianku diatas segala kesibukan pekerjaan mereka.

Aku melangkah mendekati mereka."Hai Mom! Dad!" ucapku sambil tersenyum, memeluk mereka bergantian. Lalu duduk di sofa yang kosong, berhadapan dengan mereka.

"Halo, Sweatheart! Bagaimana hari pertama mu?" tanya ibuku lalu dengan senyuman hangat seperti biasanya.

"Sejauh ini baik-baik saja, Mom," jawabku kemudian.

"Apa kau merasa nyaman dengan sekolahmu? Atau ada yang tidak sesuai. Kamu bisa memberitahu Dad." Ayahku berucap dengan nada tegas. Aku tahu dia sangat menyayangiku walau tidak terlalu menunjukkan hal itu. Dan saat ini dia pasti akan sangat khawatir karena aku yang bersikeras untuk bersekolah. Ia pasti takut sesuatu terjadi padaku walau dokterku sendiri sudah mengatakan aku sudah baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja, Dad. Dan, sangat ... sangat menyukai sekolahku. Luar biasa!" jawabku dengan bersemangat tidak ingin mengkhawatirkan ayah dan ibuku.

"Dad ... ayolah, aku baik-baik saja. Lagipula aku sudah bukan anak kecil lagi. Ingat? Aku akan berusia 15 tahun sebentar lagi," ucapku lagi melihat ayahku yang masih tak yakin. Pandangannya terlihat menerawang entah kemana.

Dia menghembuskan napas melihat. "Baiklah. Tetapi, ingat, kau harus selalu memberitahu dad tentang harimu."

"Oke! oke! aku paham." Aku mengangkat jari telunjuk dan jari tengahku lalu mengumamkan 'I promise'  untuk meyakinkan ayahku.

Dia menganggukkan kepalanya dan itu membuatku lega.

Beberapa saat kemudian Mom dan Dad saling berpandangan untuk beberapa saat. Terlihat seperti sedang menyetujui sesuatu. Tak lama kemudian dad mengangguk seperti menyakinkan mom tentang sesuatu hal yang membuat mom tersenyum kecil lalu keduanya berbalik ke arahku.

Mom yang pertama mengangkat suara. "Sayang kau tahu kan minggu depan adalah adalah hari ulang tahunmu yang ke 15 ?" ucap mom padaku.

"Tentu saja, Mom. Tidak mungkin aku melupakan hal itu!" jawabku kemudian.

"Mmm ... Begini sayang. Kami sudah memutuskan bahwa kau akan dijodohkan.  Hari ulang tahunmu akan diadakan bersamaan dengan acara pertunanganmu," ucap dad dengan berwibawa dan penuh kehangatan padaku.

"Aaa ... mmm...."

Saat mendengar hal itu aku tak tahu harus merespon seperti apa. Agak gugup dan tidak percaya sebenarnya. Ya. Walaupun selama ini aku tahu bahwa suatu hari nanti aku akan dijodohkan dengan seseorang. Apalagi aku adalah anak tunggal. Tapi aku tak menyangka akan secepatnya ini.

My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang