Him

15.9K 864 21
                                    

[Mulmed: Julian Alexander Clavero]

---

Cringgg!

Alarm membangunku dari tidur nyenyakku. Sambil mengerjabkan mata aku merenggangkan tubuhku. Matahari pagi menyusup dari balik gorden jendela kamarku.

Dengan segera aku bangun lalu melakukan ritual pagiku--bersiap untuk ke sekolah.

"Morning! Mom, Dad," ucapku menyapa Ayah dan ibuku saat tiba di ruang makan.

Mereka tengah menungguku sarapan.

"Morning Dear! " sapa Mom dan Dad bersaman.

Setelah aku duduk, kami lalu memulai sarapan dalam diam.

Mom memecahkan keheningan lebih dulu dengan mengingatkanku tentang acara malam ini. "Princess jangan lupa malam ini ada makan malam dengan keluarga Clavero," ucap mom padaku.

"Tentu saja Mom," kataku mengelap mulutku, "kalau begitu aku berangkat sekolah dulu, ya," lanjutku lagi. Berdiri lalu mengecup pipi ayah dan ibuku bergantian.

"Baiklah, Sayang. Hati hati ya!"
ucap ibuku kembali.

"Bye!" seruku lalu melangkah pergi. Berharap hari ini akan berjalan lancar.

°°°

Suasana sekolah terlihat sepi. Aku memang selalu datang lebih awal karena tidak ingin mereka sadar siapa aku. Dengan santai aku melangkahkan langsung menuju ke kelasku.

Aku pikir aku adalah orang yang pertama tiba karena ini masih begitu pagi. Akan tetapi sepertinya ada yang telah lebih dulu datang.

Saat aku memasuki kelas dia menyadarinya dan menoleh padaku.

"Hai, Jen. Selamat pagi!" sapanya padaku.

Aku berpikir lagi. Karena tidak bisa membedakan yang tadi itu adalah sapaan atau teriakan. Walau begitu aku tak ingin memusingkannya karena menyapanya balik terasa lebih sopan.

"Pagi juga, Audriel," balasku padanya sambil melepas tasku lalu duduk di tepatku.

"Bukankah ini pagi sekali?" tanyaku padanya yang duduk tepat disampingku mejaku.

Dia yang sedang memainkan helai rambut panjangnya sambil berkaca berbalik dengan wajah cemberut padaku. "Ya, aku tahu. Dan ini semua karena ibuku sedang di rumah setelah pulang dari perjalanan bisnisnya. Jadi, aku harus bangun pagi jika tidak ingin membuatnya marah. Karena itu juga aku sudah ada disini," jelas Audriel panjang lebar kepadaku.

Aku diam saja masih mendengarnya yang terus berbicara.

"Kau tahu, ibuku adalah orang yang sangat perfeksionis. Jika sesuatu saja salah dimatanya, kau tidak akan selamat. Matanya seperti punya tatapan mematikan kau, tahu?" Audriel menjelaskan dengan mimik muka yang dibuat-buat. Tangannya sejak tadi bergerak-gerak mengikuti ucapannya bagai seorang bintang opera. Aku bahkan harus menahan tawa ku sejak tadi.

"Ayahku bahkan tidak berani melawan kata-kata ibuku." Audriel tertawa sendiri setelah menyelesaikan ucapannya.

Aku mengelengkan kepalaku melihat tingkah Audriel. "Hei, tidak baik membicarakan orang tuamu seperti itu," kataku kemudian.

"Tidak-tidak. Yang aku katakan memang benar, kok! Tapi tidak mengapa karena selain sifat marah-marahnya itu ibuku adalah wanita yang luar biasa dan koki yang hebat jika di rumah. Aku sungguh mengidolakannya." Audriel berucap lagi dengan mata berbinar-binar. Dia punya keluarga yang kedengarannya menyenangkan.

My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang