Friend? Lover?

9.2K 523 7
                                    

[Mulmed: Wilson Danniel Collin]

***

"Kau tidak apa-apa? Ada yang sakit?"

"Hah?"

Baiklah. Aku benar-benar merasa seperti orang bodoh menangis dengan tiba-tiba yang pastinya membuat orang ini kebingungan.

Aku mengangkat wajahku saat sebuah tangan terulur di depanku. Mataku menangkap senyum lembut milik seorang cowok yang juga memakai seragam yang sama denganku.
Dia membantuku berdiri.


"Thank. Aku permisi. " Dapat aku rasakan suaraku yang serak.

Ini sangat buruk.

Tak ingin berlama-lama dengan penampilan berantakan seperti ini aku memutuskan untuk ke toilet. Beberapa saat kemudian aku telah berdiri kembali lalu berbalik pergi.

Toilet.

Aku berlalu, melesat cepat kesana.

Sangat sangat sangat berantakkan. Aku memperhatikan bayanganku yang terpantul dari cermin.

Aku merapikan lalu mengikat rambutku yang beberapa menit lalu sungguh mengerikan. Helai-helai rambutku yang mencuat kemana-mana karena perbuatan angel membuatku sangat kesal.

Angel.

Aku merasa kesal setiap kali mengingatnya. Baru kali ini aku berhadapan langsung dengan perempuan yang tidak punya sopan santun sama sekali.

Aku berusaha mengabaikan hal ini untuk sekarang karena masih ingin ketenangan. Jika Daddy dan Mom sampai tahu ... Ah! Tidak. Semoga saja hal ini tidak sampai ke mereka. Aku mengambil novelku dan segera melangkah keluar berharap pikiran burukku tidak menjadi kenyataan.

Baru beberapa langkah dari toilet tubuhku terdorong sedikit kebelakang karena rambutku yang ditarik. Lagi.

Perfect. Aku penasaran apa yang salah dengan rambutku hingga selalu jadi korban.

"Hei Prin!"

Kaki ku terasa kaku seketika saat mendengar suara berat tepat di belakangku. Panggilan itu tak asing buatku. Aku berbalik.

Dihadapanku seorang cowok  tengah tersenyum dengan lebar. Senyum yang juga tak asing buatku. Dia yang tadi menolongku.

"Kau yang tadi membantuku kan?" Tanyaku tak yakin memperhatikannya.

Dia masih menatap ku dengan pandanhan aneh.

"Aku hampir tak mengenalimu karena rambutmu yang sedikitㅡberantakan, juga kacamata tebal ...," dia menyipitkan matanya dan menatapku aneh, "sejak kapan kau menggunakan kacamata, Prin?" Ujurnya.

Aku mengeryit bingung dengan orang dihadapanku ini. Dia sepertinya sangat mengenaliku. Dan ... ya rasanya agak tidak asing dengannya.

"Hei Prin! Prin Cengeng! Kau tak mengingatku? Benarkah? Kau membuatku kecewa Princess Cengeng." Ia berekspresi seperti orang yang tengah menangis.

Otakku mulai bekerja. Memperhatikan setiap inci tubuh cowok yang berdiri menjulanh di hadapanku. Aku tahu aku mengenalinya.

"Hei Prin! Kenapa kau diam saja?"

Prin? Panggilan itu sama sekali tak asing. Namun, sebelum ini tak  pernah ada yang memanggilku seperti itu. Prin ... Prin ... aku mencoba mengingat panggilan ini.

"Willi? Apa itu kau?" Aku berkata dengan tak yakin.

"Terlalu lama. Dasar! Otakmu berpikir semakin lambat. Temanmu yang tampan ini bahkan tak dapat kau ingat,"ujarnya berdecak kesal.

My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang