1 tahun lalu...
Langit sudah berubah jadi begitu gelap, udara di sekitar kami berdua terasa lebih dingin membuatku makin merapatkan tubuhku ke dalam dekapan Julian. Entah berapa lama kami berada diatas sini setelah perkataan manis Julian.
Sesaat kemudian sebuah pertanyaan terlintas dipikiran ku. Sesuatu yang begitu menganjal dan membuat diriku selalu meragu ketika keyakinan mulai datang. Aku menarik napas dalam lalu mengeluarkan pelan.
Diriku menempelkan kepala di dada Julian dan berucap,"Apa aku boleh bertanya?"tanyaku pada Julian. Pipiku memerah memikirkan apa yang ingin aku ucapkan.
"Katakan saja," katanya sambil mengusap kepalaku.
"Emm ... itu ... Apa ... kau tidak ingin mengatakan sesuatu lagi?"
Ahh tidak! itu terdengar sangat buruk! bagaimana bisa pertanyaan semacam itu lolos dari bibirku. Rasanya aku ingin menghilang saat ini juga.
"Tidak! tidak! maksudku bukan begitu! maksudku adal...," ucapanku di potong begitu saja oleh tawa Julian.
"Apa sih yang kau bicarakan? Kenapa kau bertanya seperti itu?" katanya mengangkat keningnya.
"Tidak maksudku ...." Aku mengacak rambutku kesal. Apa dia begitu bahagia melihatku kebingungan?
"Maksudku kau tidak pernah mengatakan kalau kau mencintaiku!"
Dengan spontan aku menutup mulut dengan kedua tanganku. Ahh dasar bodoh! kenapa kau bisa mengatakan hal seperti itu!
Tawa Julian pecah tak lama setelah itu. Aku melepaskan rangkulannya dan menatap kesal dirinya yang tertawa terbahak-bahak.
"Dasar menyebalkan!"
"Jadi hal itu yang kau pikirkan sejak tadi hm?" Matanya memandang jahil menggodaku.
Rasanya aku ingin memukul wajah manusia menyebalkan itu saat ini dengan keras.
Julian terus memperhatikan diriku, lalu perlahan tawanya mulai reda. Walaupun masih menyisakan senyuman geli di balik bibir sexynya. Lagi-lagi pikiran bodohku beraksi kembali.
"Apa aku terlihat seperti badut sekarang ini!" kataku membuang muka dengan bibir mengerucut.
"Lihat aku sekarang," katanya dengan pelan. "Ayolah ...."
Aku menggeleng menolak perintahnya. "Aku tidak mau! Kau menyebalkan!"
Aku mendengar helaan napas panjangnya disampingku.
"Kau tahu? Untuk segala hal pasti memiliki alasan. Sudah kukatakan tadi seperti apa aku tadi, dan yang kuinginkan adalah kepercayaanmu," ucapnya dengan suara tenang. "Kau tahu? Bagiku lebih baik satu tindakan nyata dibanding seribu kata-kata romantis untuk menggambarkan rasa ini. Apakah dirimu masih perlu mempertanyakan rasa ini? Aku disini sayang ... berada disisimu dan akan selalu begitu."
Aku membalikan wajahnya dan menemukan dirinya yang sedang menatapku dengan tenang.
"Aku disini Princess. Jangan pernah ragukan aku."
Dia menggenggam tanganku kemudian.
Kau bodoh princess. Apalagi yang perlu dipertanyakan? Dia ada disini bersamamu, batinku menyadari tingkah bodohku selama ini.
Bisa-bisanya aku begitu bodoh dan terus menyangkal rasa ini karena ketakutan tak jelas. Aku yang selama ini selalu meragu padahal dia ada bersamaku.
"Tutup matamu, Sayang." Perintahnya yang kali ini kuturuti.
Aku menutup mataku rapat sambil tersenyum. Otakku telah menjelah, memikirkan apa lagi yang akan dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess
Ficção AdolescenteKau tak akan sadar, kapan cinta mulai hadir ... ___ Princess Jennifer Stewart... Gadis cantik dan pintar Pewaris tunggal Stewart Corp. selama 15 tahun hidupnya telah dibesarkan dan didik sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnis Stewart Corp dan iap...