The Clavero

14.5K 762 5
                                    


Apa dia calon tunanganku?
Bagaimana bisa? Bagaimana dia--Oh ya, ampun! Rusak sudah masa depanku, hari-hariku ... seluruh harapanku tentang sesuatu yang baik hancur seketika saat menyadari tidak ada laki-laki lain selain Paman Jhon dan Dad.

Cowok gila itu!

Kenapa harus dia?

Apakah tak ada lagi cowok lain di New York yang bisa dijodohkan denganku?Atau apakah di dunia sebesar ini tak adalagi orang lain yang bisa dijodohkan denganku? Batinku menjerit menolak fakta yang kini ada dihadapanku.

Aku hanya bisa menyuarakan segala pertayaan itu dalam hati tanpa dapat berbuat apa-apa. Aku menatapnya yang hanya tersenyum sejak tadi dan tak mengatakan apa-apa seolah tak pernah bertemu dengantad

Seperti ini adalah pertemuan pertama kami. Padahal aku masih ingat dengan jelas perlakuannya padaku tempo hari.

Entahlah bagaimana wajahku sekarang. Rasanya begitu sulit untuk mengendalikan diriku saat ini. Aku lebih mementingkan tentang 'harapanku yang kini telah hancur'

Tak ada lagi cowok baik-baik dan sopan.

Kenapa aku bisa berpikir begitu?

Hei! Aku masih ingat dengan jelas perlakuannya padaku 2 hari yang lalu. Tanpa sedikitpun rasa kepedulian dan kesopanan ia datang dihadapanku lalu bertanya nama ku, mengeluarkan pernyataan aneh dan berlalu meninggalkanku begitu saja!

Tanpa membantuku berdiri. Perlu dicatat! Tanpa mem-ban-tu-ku. Bukannya berharap dia akan membantuku atau sesuatu yang lebih dari itu. Tidak! aku tak mengharapkannya tapi apakah dia tak punya rasa simpati sedikitpun saat melihatku sedang kesakitan seperti itu?

Jika kesan pertama saja sudah tak bagus aku tak bisa membayangkan bagaimana hari-hariku kedepannya jika menjadi tunangan dari cowok aneh itu kelak. Lihat saja bagaimana wajahnya saat ini. Tersenyum polos padaku.

Aku sangat yakin dia menyadari arti tatapan mataku saat ini padanya. Tingkahnya membuatku ingin sekali meninju wajah menyebalkan itu. Akan tetapi yang membuatku lebih kesal lagi karna aku tak bisa melakukan apapun saat ini.

Mungkin saja seperit mengusirnya dari rumah dan mengatkan bahwa dia bukan ornag yang pantas untukku?

Oh tidak tidak! Bagaiman bisa kau berpikir seperti itu Princess, batinku menyanggah pemikiran bodohku barusan.

Tentu saja. Tak mungkin aku mengusirnya saat ini juga atau melakukan berbagai hal yang otakku pikir pantas untuk cowok itu. Hal seperti itu sama saja dengan mempermalukanku sendiri juga keluargaku. Dan lagipula aku sudah menerima perjodohan ini. Mau apa lagi? Yang bisa kulakukan saat ini hanya tersenyum membalas senyum semua orang yang kini sedang menatapku. Berusaha mengendalikan diriku dan bersikap semertinya seorang Princess Jennifer Stewart.

Aku tersadar dan kembali ke dunia nyata setelah menghabiskan waktu  berbicara dengan diriku sendiri.

Apa aku mulai gila? Ck lupakan hal itu Princess

"Halo semua ...." ujarku dengan ramah sambil berusaha menampilkan senyum terbaik milikku dan berjalan menuju ke arah mereka dengan pelan.

"Kemarilah Princess," ucap mom padaku.

Aku mengangguk sambil mengambil tempat di sampin Ibuku Sedangkan Dad duduk pada single sofa, lalu Paman Jhon dan keluarganya duduk di satu sofa yang berhadapan langsung denganku dan mom. Tentu saja dia juga termasuk.

Aku memang tak mengenal mereka dengan baik. Tetapi hanya menebaknya siapa yang ada dihadapanku saat ini.

Setelah aku duduk, Dad yang pertama kali memulai percakapan.

My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang