Meskipun setelan putih - biru sudah berganti menjadi putih - abu-abu, namun sudah pasti masih bisa ditemui keributan yang terdengar dari kelas yang kebetulan mendapati mata pelajaran kosong. Hampir setengah dari mereka tidak duduk di tempatnya masing - masing. Celoteh seru terdengar dari berbagai sudut kelas secara bersamaan.
"Lagi ada film seru nih. Nonton yuuuk," ajak Tiwi kepada teman yang duduk di belakang bangkunya.
"Film apa?" tanya Nakula penasaran.
"Film Thailand, kata orang - orang bagus loh... ratingnya juga tinggi pas gue liat di web."
"Oh, yang judulnya A Crazy Thing Called Love itu ya..." Tere yang duduk di belakang Hafiz ikutan nimbrung.
"Ah, cinta - cintaan ya?" tanya Naron dengan suara malas.
Tiwi senyum malu - malu, "Iyaa, tapi katanya seruu... mau pada nonton gak nih?"
"Gue mau gue mauuuu...." sahut Tere semangat, "Gue mau nonton itu film ga jadi - jadi mulu gara - gara ga ada yang mau nemenin..." tambahnya lagi.
"Lo mau kan Kul?" tanya Tere dengan nada harap yang disembunyikan.
"Maulah hehehe..."
"Asiiik... lo juga bisa ikut kan Kiss?" tanya Tiwi kepada Kissa yang masih sibuk dengan novelnya yang belum berhasil diselesaikannya juga sewaktu istirahat tadi.
"Hah? Ikut kemana?" tanyanya memandang teman sebangkunya itu bingung.
"Nonton... hari ini. Pada bisa kan semuanya?"
Semuanya pada mengangguk memberi jawaban, "Hari ini?" Kissa berpikir sebentar, "Oke deh..."
***
"Lo akhirnya ikut juga Ron?" tanya Tere dengan mata mendelik begitu selesai memarikirkan motornya yang ditumpangi Kissa di parkiran motor sebuah mall.
Naron cengengesan, "Oh iya dong... masa gue ngebiarin Nakula dikelilingin cewek-cewek? Apa kata orang?"
"Preeet...."
"Sini uangnya kumpulin... biar gue yang ngantri," Tiwi berbicara sambil mengumpulkan uang teman - temannya begitu sampai di studio XXI.
"Gue temenin..." sambut Nakula langsung yang membuat muka Tiwi berubah merah seperti udang rebus.
Kissa yang sudah siap berdiri dari bangku tunggu untuk menemani Tiwi mendelik heran menatap kedua temannya itu. "Mereka berdua?" tanyanya kepada Tere.
Naron terkekeh, "Si Nakula suka sama Tiwi. Lagi pedekate gitu ceritanya..."
Mata bulat Kissa menatap Naron kaget, "Oh..." ucapnya sambil mengangguk - angguk tersenyum dan kembali duduk di bangku tunggunya. Ia merogoh rogoh mencari sesuatu di dalam tasnya. Akhirnya ponsel yang dicarinya ketemu.
"Halo Bun..."
"Kenapa Kiss?"
"Aku hari ini pulang telat yaa..."
"Loh? Kenapa?"
Kissa sudah kenal bundanya luar dalam, "Aku lagi nonton sama temen - temen. Tiketnya udah dibeli Bun... mubazir kan kalo Bunda tetep ngotot nyuruh aku pulang," ujarnya menjelaskan dengan senyum kemenanngan.
Terdengar dengusan keras di seberang sana, "Oke. Habis nonton langsung pulang!"
"Iya Bunda cantiiik."
"Sama siapa kamu nontonnya?"
"Sama temen-temen. Ada Tiwi juga kok."
"Yaudah. Hati-hati."
![](https://img.wattpad.com/cover/34673266-288-k53686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DI BALIK TIRAI
Teen FictionKisah klise remaja yang jatuh cinta ini dimulai pada saat remaja mengalami masa pubertas. Hormon-hormon pubertaslah yang bertanggung jawab atas apa yang dialami Kissa. Kissanash Mauriz Ayunda, bersama keluarganya terpaksa pindah ke Jakarta. Kisah in...