Yukissa Maura. Penulis berbakat di tahun ini boleh berbangga diri ketika novel pertamanya yang berjudul Di Balik Tirai berhasil menyabet gelar best seller. Bahkan tersiar kabar bahwa novel tersebut akan segera diangkat ke layar lebar. Tim redaksi kami kemarin diberikan kesempatan untuk bertemu langsung dengan beliau dikediamannya di kawasan Simprug. Berikut hasil obrolan yang kami lakukan kemarin :
Wah Mbak Yuki, novel pertamanya langsung jadi best seller loh...
"Iya, aku ga nyangka kalo novel yang aku buat ga sacara sengaja ini malah bisa jadi best seller," ujarnya ceria kepada tim redaksi kami.
Gak secara sengaja?
"Iya, jujur aja ya aku dari kecil emang ga pinter buat ngungkapin perasaan aku yang sebenernya. Aku sering mendem perasaan aku. Termasuk perasaan aku waktu suka sama salah satu senior di sekolahku dulu," Yuki terkekeh mengenang, "Sama kaya tokoh Kissa di novel ini. Lebih milih diem dari pada ngungkapin perasaannya. Sahabat aku, Alen, kesel banget ngeliat aku yang cukup lama mendem perasaan itu. Dia terus – terusan maksa aku buat ngungkapin perasaan aku ke senior itu."
Terus akhirnya diungkapin?
"Aku inget sajak Kalaupun-nya Tere Liye : Kalaupun dia tidak tahu kita menyukainya, kalaupun dia tidak tahu kita merindukannya, kalaupun dia tidak tahu kita menghabiskan waktu memikirkannya. Maka itu tetap cinta. Tidak berkurang se-senti perasaan tersebut." Yuki kembali tersenyum, "Aku setuju tapi gak setuju juga sama sajak itu. Aku setuju kalo rasa sayang yang ga diungkapin itu tetep cinta namanya. Tapi aku kurang setuju sama pendapatnya yang bilang kalo cinta ga harus selalu diungkapin. Aku ga punya nyali juga sih buat ngungkapin perasaan aku ke senior itu secara langsung. Jadinya aku coba aja ngungkapin lewat tulisan. Dan Novel Di Balik Tirai inilah hasilnya."
Jadi novel ini berdasarkan kisah nyata yang Mbak Yuki alami sendiri?
Yuki tertawa lepas, "Sebagian besar sih engga ya Mbak. Tapi iya, ada beberapa yang memang aku alami dan aku rasain sendiri. Tapi selebihnya hanya tambahan – tambahan hasil imajinasiku sendiri yang dulu aku harepin jadi kenyataan, hahaha..."
Ada ucapan terimakasih khusus yang ingin Mbak sampaikan?
Yuki menerawang jauh, "Aku mau ngucapin terimkasih kepada tetangga di sebelah rumahku dulu. Terimakasih karena tanpa sadar udah jadi inspirasi buat aku. Terimakasih atas awal mula kisah ini."
Apa senior yang Mbak Yuki maksud juga tetanggaan dengan Mbak?
"Iya hahaha..."
Berarti ini semua curahan hati Mbak Yuki dong?
"Ya dan tidak. Tadi kan aku udah bilang, ga semua yang ada di novel itu tentang apa yang aku rasain tapi juga tentang imajinasi yang dulu aku harepin buat jadi kenyataan."
Bisa kasih bocoran gak yang mana yang kisah nyata, mana yang imajinasi?
Yuki tertawa lepas, "Itu rahasia."
Yaaah, terus kita – kita boleh tau ga siapa sih si tetangga ini?
"Itu juga rahasia hehehe..."
Baiklah. Mbak udah kasih tau si tetangga ini belom tentang isi hati Mbak yang disampaikan melalui novel ini?
"Belum. Dan aku rasa sih ga perlu ya. Aku yakin, dia pasti tau walaupun aku ga ngasih tau."
Kenapa Mbak bisa seyakin itu?
"Aku percaya, perasaan yang diungkapkan dengan tulus pasti akan tersampaikan juga," ujarnya tersenyum.
Wah, suami Mbak Yuki ga cemburu nih kalo baca obrolan kita ini?
"Alhamdulillahnya suami aku kaya tokoh Fahri di novel itu. Yang penting buat dia itu ya aku yang sekarang. Dan yang terpenting buat aku sekarang juga cuma suami dan anakku," tutupnya dengan hangat.
Yuki mengalihkan perhatiannya dari majalah yang sedang membahas tentang dirinya, ia menghampiri Natta, anak pertamanya yang berumur sembilan bulan terbangun dan menangis karena popoknya yang sudah penuh.
"Cup... cup... cup... Apa sayang? Natta cantiiik... jangan nangis," Yuki mengajak ngobrol anaknya sambil menggantikan popok.
Ponselnya berdering ketika Natta sudah kembali tertidur, "Halo Mas," sapanya.
"Aku kangen deh sama kalian," sahut suaminya di seberang sana, "Natta lagi ngapain?"
"Ini, lagi tidur. Habis ganti popok tadi. Mas dinas sampe jam berapa hari ini?" tanya Yuki manja.
"Hari ini cuma sampe jam delapan malem kok."
"Yaudah, nanti langsung pulang ya. Aku sama Natta nunggu kamu di rumah kita..."
-TAMAT-

KAMU SEDANG MEMBACA
DI BALIK TIRAI
Novela JuvenilKisah klise remaja yang jatuh cinta ini dimulai pada saat remaja mengalami masa pubertas. Hormon-hormon pubertaslah yang bertanggung jawab atas apa yang dialami Kissa. Kissanash Mauriz Ayunda, bersama keluarganya terpaksa pindah ke Jakarta. Kisah in...