13 Cerita Baru

330 15 0
                                    

Ada yg udah baca sampe sini? :)
Perkenalkaann.... gbr di atas itu si Naron :D

----

"Kiss, mau ke kantin ga?"

Kissa mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang di baca, "Nggak deh Tiw, gue ga laper hehehe..." tolaknya secara halus. Tiwi dan tiga teman sekelasnya pun segera meninggalkan kelas. Bel tanda istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Kissa memutuskan untuk menghabiskan sisa lembaran novel yang sudah lumayan lama terlupakan karena kesibukannya menjadi murid SMA Kumbang.

Kissa kembali fokus kepada novel yang ada di hadapannya. Ia kembali terjun ke dalam alur cerita hingga tiba – tiba saja potongan – potongan penghapus mendarat di atas kepalanya.

Dengan kesal ia menoleh ke sumber gangguan, "Apa?!" tanyanya galak.

Laki – laki berkulit hitam namun berwajah manis yang duduk di belakangnya nyengir lebar, lo dari SMP Singa?"

"Iya." Jawabnya singkat dan ketus.

"Kenal yang namanya Edo ga?" tanya Naron si kulit hitam dan berwajah manis itu lagi, berusaha mencairkan keketusan Kissa di ruang kelas yang saat itu hampir kosong.

"Kenal sih enggak. Cuma sekedar tau aja." Jawab Kissa masih singkat dan kembali membaca novelnya.

"Dia temen SD gue..." ujar Naron ceria.

Sekali lagi Kissa mengalihkan perhatiannya dari novel, "Oh..." jawabnya dengan senyuman yang dipaksa dan kembali menekuni novelnya.

Naron menggaruk – garukkan kepalanya yang tidak gatal, kehabisan bahan obrolan. "Hmmm, lo ga ke kantin?"

"Nggak. Nggak laper." Jawabnya kali ini tanpa menoleh ke arah Naron.

Naron mengangguk – anggukkan kepalanya, "Oke deh kalo gitu. Gue ke kantin dulu yee... laper nih..."

Untuk terakhir kalinya ia mengalihkan pandangannya dari novel, "Okeee. Byeee..." ujarnya datar sambil melambaikan tangannya kepada Naron.

'Jutek amat ini cewek...' pikirnya dalam hati sambil meninggalkan Kissa sendiri di kelas.

***

Aura panas matahari membakar kulit kepalanya. Cepat sampai rumah adalah hal yang paling diinginkan Kissa ketika menunggu metromini yang ditumpanginya sedang ngetem di perapatan jalan. SMA-nya sekarang lebih jauh dari pada waktu SMP. Ia menoleh ke SMP-nya yang sepi ketika metromini melewati SMP-nya. Kenangan di masa lalu pun kembali berputar. Kenangan setiap bisa satu metromini dengan dia...

Kenangan itu terus berputar sampai ia turun di depan gapura komplek dan jalan dari gapura. Kenangan setiap bisa satu metromini dengan dia. Dia yang terkadang berjalan di depannya. Dia yang terkadang jalan di belakangnya. Dia yang sekarang sudah tidak ada di depan ataupun di belakangnya lagi. Jalan bersama namun tidak pernah berjajar.

Kissa menghela nafas, 'Udah tiga tahun...' tiba – tiba saja sebuah motor berwarna merah tertangkap ekor matanya. Motor yang sudah dikenal jelas oleh Kissa melewatinya begitu saja. Sudut – sudut bibir Kissa tertarik, 'Kak Dika baru pulang juga Kak?' tanyannya dalam hati. Kissa memperlambat jalannya. Memberi kesempatan agar Dika masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Memberi kesempatan agar matanya tak perlu melihat Dika lagi. Memberi kesempatan agar hatinya tidak lebih sesak lagi. 'Memang aku kangen. Tapi aku ga mau nyesek lagi Kaa....'

***

Sudah dari jam tujuh malam Kissa berkutat dengan PR Fisika nya. "Selesaiii..." ujarnya pelan. 'Semua PR udah selesai, besok gak ada ulangan. Hmmm ngapain ya?' pikirnya sambil mengedarkan pandangan di sekelilingnya. Pandangnnya terhenti di depan pintu menuju balkon. Pintu balkon Kissa sudah lama tidak terbuka lagi. Namun di dalamnya masih tetap ada yang menunggu.

DI BALIK TIRAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang