Tidak terasa satu tahun sudah berlalu, Kissa sudah memasuki semester terakhir di bangku kuliahnya. Semester terakhir merupakan semester praktek kerja lapangan. Ini hari pertamanya ia PKL di sebuah Apotek di daerah Jakarta Pusat. Dan bodohnya, ia saat ini berdiri di terotoar jalanan. Ia tersesat. Keringat mulai bermunculan di keningnya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Jalanan di hadapannya penuh sesak. Banyak angkutan umum dengan nomor tujuan perjalanan yang berbeda - beda.
Kissa menelpon Ayahnya, "Yaaaaah! Aku nyasaaaar.... gimana nih?" tanya Kissa panik. Ayahnya tidak bisa mengantarnya di hari pertama ini karena ada rapat yang harus didatanginya pagi ini sehingga beliau tidak boleh datang telat.
"Kamu posisinya dimana?"
"Di perapatan..." ujar Kissa polos.
"Perapatan manaa?"
"Aku gak tau Ayaaaaah....."
"Tanya orang sana tanya. Belajar nanya! Ayah udah harus masuk ke ruang rapat nih, kamu telepon Bunda aja kalo masih belom jelas juga. Tapi tanya orang dulu aja..." sambungan telepon pun terputus. Rasa panik mulai menjalari tubuhnya, make-up tipis yang dipakainya mulai pudar terhapus keringatnya sendiri.
"Mbak mau kemana ya Mbak?" tanya seseorang memegang pundaknya.
Kissa menoleh dengan mata yang sudah mulai berkaca - kaca, mereka saling tatap. Tertegun. "Fahri?"
Fahri yang tidak sengaja melihat Kissa memang sengaja langsung menghampirinya. Ia tersenyum.
"Alhamdulillah ketemu Fahri... kamu tau ga Apotek Manggis Farma tuh dimana? Eh maksud aku, Jalan Jerapah tuh dimana? Naik apa? Aku nyasar inii... lagi PKL, hari pertama... udah nyasar aja. Taxi juga ga ada yang lewat lagi... payah ah. Aduh gimana iniii... kamu tau ga? Naik apa sih? Ini tuh dimana sih?" tanya Kissa dengan pertanyaan yang berantakan.
"Tenang tenang tenang... kamunya jangan panik. Jalan Jerapah ya? Apotek Manggis? Kayanya aku tau deh... Kamu naik angkutan merah itu, angkutan itu lewat depan apoteknya kok..."
"Aduuuh, makasih ya Fah... eh maksudnya Pak. Lagi tugas kan?" Kissa melihat seragam yang digunakan Fahri, "Sekali lagi makasih yah Pak..." Kissa mulai berlari menuju angkutan yang tadi ditunjuk Fahri.
"Kissa!" panggil Fahri lagi, Kissa menoleh, "Hmmm... nanti pulang jam berapa?" tanyanya memberanikan diri.
Kissa terkejut mendengar pertanyaan polisi itu, "Sekitar jam limaan..."
"Aku jemput ya? Shif aku udah selese kok jam segitu..."
Kissa tertegun, ia lalu tersenyum hangat, "Boleh... aku tunggu..." ujarnya lagi sambil meninggalkan Fahri yang tersenyum lebar.
***
"Kiss, lo ga pulang?" tanya Dita yang kedapatan tempat PKL yang sama dengan Kissa.
"Bentar lagi Dit, lo duluan aja..." ujar Kissa sambil berdiri di depan apotek.
"Lo dijemput?"
"Hmmm, kayanya iya deh..."
"Loh kok kayanya?"
"Iya, gue ga tau yang mau jemput tuh jadi apa enggak..."
"Yaudah, telpon aja..."
"Hehehe... ga punya nomornya..."
"Hah? Lo mau dijemput siapa sih? Aneh bangeet..."
"Udah lo duluan aja sana... gue gapapa kook..." ujar Kissa sambil mendorong - dorong Dita agar cepat menyingkir.
"Kiss, maaf telat..." pemilik suara menepuk pundak Kissa dari belakang.
Kissa menoleh dan terkejut, "Eh Fahri udah dateng? Gapapa Fah... aku juga baru keluar kok..."
KAMU SEDANG MEMBACA
DI BALIK TIRAI
Fiksi RemajaKisah klise remaja yang jatuh cinta ini dimulai pada saat remaja mengalami masa pubertas. Hormon-hormon pubertaslah yang bertanggung jawab atas apa yang dialami Kissa. Kissanash Mauriz Ayunda, bersama keluarganya terpaksa pindah ke Jakarta. Kisah in...