12 Perpisahan

221 14 0
                                    

"Halo Bil, kenapa?" tanya Kissa sambil mem-pause film Harry Potter dan Tawanan Azkaban. Besok adalah hari pengambilan rapot. Ujian sudah selesai. Jadi Kissa memutuskan untuk membayar kerja kerasnya selama ini dengan menonton film Harry Potter sambil memakan es krim yang dibelikan bundanya sepulang arisan tadi.

"Gue putus."

Kissa tersedak es krim yang sedang dimakannya. "Uhuk... uhuuk... sampe keselek gue Bil. Kenapa putus?" tanya Kissa terkejut, namun di dalam hatinya ada rasa bahagia yang tidak bisa ia pungkiri, 'Maafkan aku temaaaannnn...' ujarnya dalam hati.

"Gue lama – lama ga betah Kiss sama dia. Dia itu orangnya cuek bangeeet. Hmmm sebenernya hubungan kita udah ga baik Kiss dari dua minggu yang lalu. Kita berantem mulu... gue sebel dia yang selalu nyuekin gue."

"Bukannya dua minggu ini selama UAS kalian emang janjian buat ga berduaan dulu ya?"

"Iya. Tapi itu dia yang minta Kiss. Gue turutin aja kan tuh. Gue tahan – tahan buat ga SMS dia, buat ga ketemu dia. Tapi setelah UAS selese dia tetep aja cuek. SMS gue ga dibales, telepon gue ga diangkat, di sekolah ngehindarin gue terus. Akhirnya dua hari yang lalu kita putus."

"Kok lo baru cerita sekarang sih?"

"Gue terlalu kaget buat cerita Kiss..." Kissa diam saja mendengarnya, "Kiss, gue mau minta tolong dong sama lo..."

Kissa menelan ludah, "Minta tolong apa?"

"Tolong bilangin dia kalo gue mau ketemu setelah upacara besok..."

"Hah? Jangan gue dooong...."

"Yaah, Kiss... lo kan tetangganya..."

"Iyaa, tapi kan gue ga akrab," Kissa mencari – cari alasan.

"Pliiiss doong Kiss... tolongin gue yayaya..."

'Ini kesempatan gue ngomong sama dia setelah terakhir kali di tangga itu sih...' pikirnya mempertimbangkan, "Yaudah deh..."

"Makasih ya Kiss..." Kissa mendengar ketulusan dari ucapan Bilda.

"Iya sama – sama..." Kissa merasa bersalah karena ia membantu karena ingin memuaskan keinginannya sendiri. Beicara kepada Dika.

***

"Untuk juara umum semester ini ternyata ada perubahan," kepala sekolah berpidato senang. Debar jantung Kissa semakin keras. Ia berharap dengan cemas. "Untuk semester genap ini, mari kita beri sambutan untuk teman-teman kita yang sudah membuktikan kerja keras mereka. Untuk juara umum kelas IX masih sama seperti semester kemarin, silahkan kepada saudara Baskoro Aditama dari kelas IX-1 untuk maju ke depan." Tepuk tangan paling meriah terdengar dari barisan kelas IX-1.

"Untuk juara umum kelas VIII juga masih ditempati orang yang sama. Silahkan maju ke depan Dika Prasetyo dari kelas VIII-2." Tepuk tangan kembali terdengar ramai di barisan kelas VIII-2. "Nah, selanjutnya untuk juara umum kelas VII mengalami perubahan dari semester lalu. Kepada Kissanash Mauriz Ayunda dari kelas VII-4 silahkan maju."

Telinga Kissa mendengung begitu mendengar tepukan yang meriah di barisannya. Semua anak menghadap ke arahnya memberikan selamat.

"Gue ga mimpi kan?" tanya Kissa kepada Bilda yang berbaris di belakangnya.

"Enggak Kiss. Lo ga mimpii! Sana maju cepetaaan..." ujar Bilda sambil mendorong Kissa agar bergerak maju.

Dengan muka menunduk dan senyum malu, Kissa berjalan menuju depan lapangan. Disana sudah ada juara umum dari kelas IX dan VIII. Dika memandang Kissa dengan tersenyum. Selanjutnya, kepala sekolah menyebutkan nama siswa – siswi yang berprestasi di bidang non-akademik.

DI BALIK TIRAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang