Matahari memasuki celah – celah tirai kamarnya. Udara pagi bercampur bau kayu dibakar, bau khas perkampungan menyergap hidungnya. Kissa meregangkan tubuhnya di atas kasur. Ia meraba – raba ke samping bantalnya, mencari ponsel. Pukul 08.00. Dengan mengeluh Kissa keluar kamar.
"Baru bangun toh Nduk?"
"Iya Eyang, kok Eyang ga bangunin aku sih?"
"Kamu tidurnya pules banget sih, Eyang jadi ga tega mau bangunin kamu," Kissa hanya bergumam tak jelas, "Mandi dulu sana, habis itu makan... Siti udah nyiapin makanan tuh," tambah eyang utinya lagi.
"Siti udah dateng Yang?" Kissa menanyakan Siti, orang yang membantu pekerjaan rumah neneknya. Siti masih tetanggan dengan nenek kakeknya, sehingga ia kerja pulang – pergi di rumah kakek neneknya. Kemarin, Siti sudah pulang ketika ia sampai.
"Sudah, itu dia lagi nyiramin taneman di depan."
Kissa segera berjalan ke depan rumah, masih dengan menggunakan baju tidurnya. "Sitiiiiiii!!" panggilnya ceria sambil melambai – lambaikan tangannya. Usia Siti dan Kissa tidak berbeda jauh. Siti dua tahun lebih muda dari Kissa.
Siti menoleh, senyummnya mengembang. Segera saja selang yang ia gunakan untuk menyiram tanaman dibuang begitu saja, "Eh Mbak Kissaa... udah bangun Mbak?" tanya Siti menghampiri Kissa.
"Iya nih baru bangun, kamu apa kabar?"
"Alhamdulillah baik Mbak. Mbak sendiri?"
"Ehmmm, baik ga ya?" Kissa berpikir, "Ga yakin juga sih hahaha... oya Ti, kamu nanti sibuk ga? Temenin aku yuk ke Malioboro bisa gak?"
"Bisa... kerjaan aku juga bentar lagi selese kok mbak..."
"Oh, yaudah kalo gitu aku mandi dulu. Kamu juga kalo udah selese , siap – siap ya..."
"Enggih Mbaak..."
***
Dengan kacamata hitam, kaos lengan panjang berwarna putih, celana jeans dan sepatu ketsnya Kissa berjalan mengelilingi Malioboro. Tangannya sudah penuh memegang beberapa kantung belanjaan, Siti di sebelahnya dengan dandanan sederhana ikut membantu membawakan beberpa kantung belanjaan juga.
"Eh, ini dressnya bagus deh Ti kalo buat kamu..." ujar Kissa sambil mencobakan sebuah dress dengan panjang selutut kepada Siti.
"Enggak ah Mbak, aku ga mau beli apa – apa hehehe..."
"Enggak usah beli. Ini aku yang beli. Buat kamu," ujar Kissa sambil menyerahkan kantung plastik berisi dress yang tadi sudah dibayarnya kepada Siti.
"Gak usah Mbaak..."
"Gapapa udah... anggep aja ucapan terima kasih aku karena kamu udah mau nemenin aku."
"Ih cuma nemenin gini doang... aku juga udah seneng loh Mbak, nemenin Mbak sama aja aku punya alesan sama Ibu dan Bapakku buat jalan – jalan."
"Aduuuh, udah deh. Tinggal terima dan bilang makasih aja apa susahnya sih Ti? Lagian udah dibayar juga, kalo aku yang make pasti ga muat."
"Hehehe... iya iyaaa... makasih ya Mbak Kissa..."
***
To : Naron
Ron lg sibuk ga nanti malem? Bisa skype-an?"
Kissa merentangkan tubuhnya di atas kasur. Seharian mengelilingin Malioboro mampu membuat sekujur tubuhnya lelah.
From : Naron
Bs kok Kiss, kaya biasa ya jam 8
Kissa tersenyum membaca balasan SMS dari Naron. Dengan hati riang Kissa masuk ke dalam kamar mandi, ia mandi dengan bersiul di dalam kamar mandi.
![](https://img.wattpad.com/cover/34673266-288-k53686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DI BALIK TIRAI
Teen FictionKisah klise remaja yang jatuh cinta ini dimulai pada saat remaja mengalami masa pubertas. Hormon-hormon pubertaslah yang bertanggung jawab atas apa yang dialami Kissa. Kissanash Mauriz Ayunda, bersama keluarganya terpaksa pindah ke Jakarta. Kisah in...