Part 2

2.9K 169 3
                                    

"Baiklah aku setuju" entah dorongan dari mana aku menerima perjanjian gila itu.

Ku lihat binar keterkejutan nya atas jawaban ku,Cih! Bukankah ini yang dia inginkan.

"Pilihan yang baik" ucapnya yang langsung melenggang pergi dari tempatku berada.

Gila! Dia sungguh menyebalkan,bagaimana tidak? Untuk aku memutuskan mengatakan 'setuju' saja perlu berjam-jam dan gampangnya dia memberikan respon seperti itu.

Aku pun menyusul dia keluar dan memberikan tatapan sengitku ketika berhadapan dengan nya.

"Aku harus pergi,dan ingat jangan mencoba lari dariku! Anggap saja ini apartemen mu sendiri,aku akan kembali" ucap nya dan ia langsung keluar lewat pintu apartemen nya.Entah kemana ia akan pergi aku tidak peduli.

Aku kembali keruang tengah duduk di atas sofa berwarna merah nan empuk ini.

Huft...

Aku merogoh ponsel di saku celana jeans ku dan ku buka aplikasi sebuah galeri dan ku pandangi gambar yang terdapat di sana.Sebuah foto selfie antara aku dan kang ujang,Aku benar-benar rindu suaranya yang lembut dan wajah tampan nya.

Asal kalian tahu Kang Ujang itu sangat tampan walaupun dia tinggal di kampung tapi wajahnya seperti orang bule Asia,Kang ujang salah satu incaran para gadis cantik di kampung,Di umur yang baru menginjak 22 ia sudah bekerja keras untuk menghidupi Ibu dan kedua adik nya,karena ayahnya sudah meninggal sejak ia duduk di bangku SMA.
Dan yang terpenting ia sangat penyayang terhadap keluarganya apalagi denganku,dia selalu memanjakan ku.

Beruntung sekali bukan aku mempunyai pasangan seperti nya tapi sayang nya kami tidak mendapat restu dari Ibuku.

Berbicara dengan Ibuku kemana dia? Ouh,aku lupa setelah tadi kami sampai di apartemen ibu telah kelelahan dan berakhir di sebuah ranjang empuk dan sudah kita pastikan ia pasti sudah tertidur pulas.

Membosankan! duduk di sini sendirian tanpa teman menemani,aku bisa gila dalam sehari.jika akhirnya seperti ini aku tidak akan menginjakan kaki ku di kota ini

AKU MENYESAL!!!

---

Ku kerjapkan mata ku dan langsung cahaya menyerbu ke dalamnya ketika kelopak mataku telah terbuka.
Dimana Aku? Bukankah tadi aku duduk di sofa,Ah! Sudah ku pastikan aku pasti tertidur di sana.

Tapi..tunggu.. Jika aku tertidur di sofa siapa yang memindahkan ku ke atas ranjang tidak mungkin jika Ibuku yang memindahkan nya,lalu.. Huaaa... Berarti Orang kota tengil itu telah menyentuh kulitku,tidak akan ku biarkan!!

Aku turun menuruni ranjang empuk itu,dan kaki jenjang ku telah menyentuh lantai sepenuhnya,aku berdiri dan berjalan menggapai kenop pintu..

Ceklek..

Pintu terbuka,awalnya aku sudah ingin merutuki laki-laki itu dengan segala hujatan ku tapi pemandangan apa ini?

Dia sedang menyesap kopi dengan santainya sesekali ia tertawa mendengar lelucon Ibuku dan akhirnya mereka tertawa bersama.

Cih! Dia mencoba mengambil hati Ibuku.

"Eh,Dinda kau sudah bangun?" tanya Ibu mengagetkan ku dalam lamunan.

Aku anggukan kepala tanpa susah-susah menjawab dan ku edarkan pandangan ku yang langsung tiba-tiba ku lihat tatapan dingin menyapaku dari laki-laki gila itu.

"Ayo kemari! nak Rizky benar-benar baik ternyata dia meminjamkan apartemen ini dengan gratis" ucap Ibuku yang membuat aku ingin muntah.
Bagaimana Ibu beranggapan seperti itu tentu saja semua ini tidak gratis karena semuanya harus ku bayar dengan sandiwara ku dan dia bukanlah orang yang baik.

Aku menghampiri Ibu dan duduk di samping nya tanpa mengindahkan tatapan Rizky yang menatapku dengan sengit.

"Ayo berterimakasih pada nak Rizky,Dinda" ucap Ibu sambil membelai puncak kepalaku.

Berterima kasih padanya,jangan harap.Tapi akhirnya dengan ucapan mau tak mau ku ucapkan juga demi moralitas di depan Ibu.

"Terimakasih" ketus ku.

"Dinda jangan begitu! maafkan nak Rizky,Dinda memang begitu tapi sebenarnya dia baik kok" ucap Ibu dengan ramah dan kulihat sebuah anggukan kecil dari Rizky.

Apa aku harus seperti ini selama hidupku,merasa kaku dan tak punya tujuan hidup.
Tuhan tolonglah aku,andai saja kali ini Kang ujang ada di sini.

Tiba-tiba terdengar suara yang sangat dingin hadir dalam kecanggungan semua ini.

"Ibu marisa,sepertinya saya harus meminta ijin kepada anda.
Saya ingin mengajak Dinda untuk berjalan-jalan sebentar"

Apa aku tidak salah dengar,tapi dia akan membawaku kemana?
Ku mohon Ibu jangan ijinkan dia untuk membawaku pergi.
Ku pejamkan mata ini sambil mengucapkan rafalan doa di hati ku dan hingga terdengar

"Tidak usah sungkan dan jangan seformal itu anggap saja aku Ibu mu dan masalah kau ingin mengajak Dinda berjalan-jalan, baiklah ku ijinkan lagi pula Dinda kan belum sempat melihat-lihat kota ini" kata Ibu yang membuatku ingin terjun dari gedung 20 lantai atau 100 lantai jika ada,Bunuh saja aku sekalian!

Tanpa menunggu jawaban ku dia sudah menarik tangan ku dengan langkah yang begitu cepat hingga udara dingin menyambutku ketika sudah berada di sebuah parkiran.
Ternyata hari sudah malam.

Baru saja berhenti sebentar dia sudah mendorongku ke dalam mobil duduk di sebelah kursi kemudi,dan tak lama kemudian mobil pun langsung melesat dengan cepat.

---

Suasana yang ku rasa sangat canggung dan tidak ada yang harus aku lakukan.
Rizky membawaku ke sebuah restoran Itali yang berhasil membuatku menganga karena keindahan dekoran di dalam nya,seleranya cukup tinggi.

Tanpa berbasa-basi ia langsung melemparkan beberapa helai kertas ketika kami sudah duduk di antara kursi meja di restoran ini.

Kubaca satu demi satu ternyata isi nya tentang surat perjanjian, ternyata dia cukup pintar.
Dan mataku membelakak ketika membaca salah satu kata-kata yang tertera di kertas itu bahwa dia akan memberikan segala fasilitas berupa uang,mobil,rumah dan lainnya.

"Em.. apa ini tidak berlebihan?" tanya ku padanya.

"Tenang saja hal itu tidak mungkin membuatku jatuh miskin" ketus nya,huh.. Sombong sekali.
"Cepat isi biodata mu dan tanda tangan di sini" lanjutnya sambil menunjukan tempat dimana aku harus mentanda tangani.

Setelah mengisi dan mentanda tangani aku memberikan kembali helaian kertas tersebut padanya.

"Akan kuserahkan berkas ini ke pengacara ku dan mulai hari ini ikuti skenarioku jika kau pergi sebelum waktunya hukum yang bertindak"

Dan hari itu tiba dimana aku berada di bawah kendalinya..
Menghilangkan kebebasanku..
Dan akan merasa terjerat tanpa mudah terlepas..

Dan saat itu aku sungguh merasa berdosa,walaupun hanya pura-pura menjadi calon Istri nya tetap saja aku telah menghianati cinta ku pada kang ujang.

Melepas Cintaku dan mencoba membina kehidupan baru dengan segala ke pura-puraan..

Marriage?

***

A/N: semoga suka dengan part yang ini!

Vomen nya selalu ditunggu!

:) ..

Marriage? (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang