Part 30 : Author Pov

1K 80 6
                                    


"Ayo berdiri" sentak Fero pada Dinda sambil menarik lengan perempuan tersebut.

Dinda yang ditarik masih bingung ditambah jika dalangnya adalah Fero. Dinda hanya mengikuti perintah yang setiap Fero katakan. Perempuan itu dibawa ke ruangan dekat tangga meninggalkan Dimas yang masih terduduk di lantai menatap tidak suka pada mereka.

"Aku katakan padamu jangan pernah mendekati kakakku lagi" bentak Fero membuat Dinda menunduk takut.

Fero berusaha meredam amarahnya dan mencoba menahan rasa sakit akibat dari pertengkarannya yang mendera pada tubuh. Laki-laki itu sangat tak suka jika melihat Dinda berdekatan dengan Dimas.

Dinda yang mendengarnya pun sempat tak percaya. Memang apa hak dari seorang Fero yang bisa mengatur siapa saja yang harus Dinda temui. Perempuan itu adalah orang yang sangat keras kepala mana bisa diatur seenaknya oleh laki-laki yang mengaku telah menghamilinya walaupun pertama mendengar bentakan Fero ia sempat takut untuk membalasnya.

"Terserah aku ingin atau tidak untuk menemui Dimas. Apa masalahnya dengan mu? Kau siapa dan apa urusan nya denganku" ucap Dinda dengan angkuhnya.

Dinda tersenyum remeh pada Fero. Laki-laki itu salah jika menilai jika Dinda adalah orang yang begitu lemah.

"Itu memang bukan urusanku tapi kau harus ingat kau masih terikat dengan oranglain. Kau tahu Dimas itu mencintaimu?" ucap Fero membuat Dinda terpaku di tempatnya berdiri.

"Kau hanya akan memberi harapan palsu padanya. Apakah itu tidak akan melukai nya?" cecar Fero sambil menatap pada Dinda yang masih bungkam menatapnya.

"A-aku ti-dak tahu ji-ka dia menyukaiku. Haha.. Kau bercanda? aku tidak percaya mana mungkin Dimas mencintaiku" ungkap Dinda mencoba mengelak.

Dinda dibuat kikuk dengan keadaan. Dia tidak percaya jika Dimas benar-benar mencintainya. Jika sampai benar Dinda tidak tahu harus melakukan apa untuk membalas perasaan Dimas karena sampai saat ini dihatinya masih dan akan tetap sama yaitu masih ada Rizky di dalamnya.

"Kau perlu bukti?" tanya Fero sambil melirik ke arah belakang Dinda dimana Dimas sedang berjalan tanpa tahu ada mereka disana.

"Coba bukti..."

1 detik..

3 detik..

5 detik..

Dinda lagi-lagi dibuat melongo oleh Fero. Tanpa aba-aba pria itu dengan lancangnya memeluk Dinda sambil mencium keningnya. Tepat saat itu Dimas tanpa sengaja menatap ke arah mereka. Hatinya memanas namun akal sehatnya kali ini lebih mendominasi sehingga Dimas dapat mengatur emosinya.

Dengan langkah goyahnya Dimas menghampiri mereka yang sedang bermesraan justru melukai hatinya.

"Kalian" panggil Dimas pada Dinda dan Fero membuat mereka meleraikan pelukannya.

"Jika ingin bermesraan jangan diluar tidak enak dipandang lebih baik selesaikan di kamar saja" ucap Dimas dengan nada menggoda kemudian meninggalkan mereka.

"Mana? Tidak terjadi apapun. Kau saja yang mencari kesempatan dalam kesempitan" ketus Dinda kemudian berlalu pergi ke kamarnya.

Fero pun tersenyum geli melihat tingkah mereka. Mungkin Dinda tidak melihat ada sebuah luka dimata Dimas namun jangan panggil dia Fero jika hal kecil seperti itu saja tidak tahu.

Perlahan senyumnya pun memudar ketika dia mengingat sesuatu. Ada sebuah janji darinya untuk seseorang dan hal itu harus selalu Fero ingat.
"Maafkan aku kak. Dinda bukan untukmu dan akan selalu begitu"

____________________________________

"Terimakasih karena kau telah menjaganya untuk ku" ucap seseorang pada pria dihadapan nya.

Marriage? (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang