Part 10

1.9K 116 2
                                    

Lelah sekali seharian mencari pekerjaan,dan akhirnya aku bekerja sebagai baby sister nya Gerald anak kecil yang tadi aku temui.

Ketika aku sampai di kontrakan entah hanya pandangan aku yang rusak atau kenapa? Disana,di kursi ruang tamu terlihat sosok lelaki yang ingin ku hindari kali ini.Tanpa menggubris panggilan nya yang menyebutkan namaku,aku terus berjalan tanpa menghiraukan nya pergi masuk ke kamarku.

Aku lelah sekali hari ini,aku merebahkan tubuhku diatas kasur dan menatap kosong ke langit-langit atap rumahku.

Tok..tok..

"Buka! Ini Ibu " suara Ibu diluar semakin menyusahkan ku memilih antara mengabaikan nya atau ..
Argh..
Sudahlah.Abaikan saja orang seperti Rizky tidak boleh di dekati dia itu seperti macan liar yang baru lepas dari kebun binatang.

"Sudah bu.Biar saya yang membujuk Dinda" suara Rizky di luar sana.

Huh.Memang aku akan luluh padanya ketika dia membujuk ku yang ada tangan ku gatal pengen mukul dia.

Tok..tok..

Suara ketukan di pintu kamarku kembali di ketuk.

" ayolah buka pintu kamarmu atau aku akan mendobraknya"

Ancaman mu tidak akan berlaku untukku.memang siapa dirinya yang bisa menyuruhku seperti itu.

"KALO KAMU MARAH KARENA HAL KEMARIN,AKU MINTA MAAF.LAGI PULA CIU..."

Salah.Ini salah. Tanpa berpikir lama aku langsung membuka pintu kamarku dan langsung membekap mulutnya.

"Kamu gila! Gimana kalo Ibu mendengar semuanya?" bentak ku padanya.

"Biarin Ibu kamu denger,bagus malahan.Kamu itu aneh masa cuma karena ciumanku kemarin kamu langsung marah.Hey! Itu hal biasa" geram Rizky yang tak suka ku bentak.

"C-U-M-A. Kamu bilang cuma. Mungkin untuk kamu itu cuma sekedar ciuman yang biasa kamu lakukan dengan wanita kencan mu tapi untuk ku itu sangat memalukan.Aku merasa menjadi perempuan murahan yang mudah di cium oleh laki-laki yang jelas bukan muhrimku.Asal kamu tahu itu ciuman pertama ku yang kamu rampas dari calon suami ku kelak"

Brak..

Aku langsung menutup pintu dengan keras.Aku tak peduli dengannya yang masih mematung di depan pintu kamarku.

Aku membaringkan tubuhku di atas kasurku.Dan tidak ku sadari ketika jemari tanganku meraba wajahku ternyata sudah terdapat cairan bening membasahi pipiku.

Entah kenapa aku begitu sakit mendengar apa yang Rizky katakan.Dia hanya menganggap kejadian kemarin Hal yang biasa dan tak berharga.Tapi bodohnya aku menganggap lebih dari itu.

Aku kecewa pada nya.Aku kira dia tidak sama dari orang kota kebanyakan tapi ternyata sama saja.

----------

Sedari pagi aku terbangun dan mendapatkan mataku yang sudah membengkak karena menangis semalaman.Untungnya aku sempat mengompres mataku dan akhirnya bengkak di mataku tidak terlalu kelihatan.Setelah siap dengan penampilanku,akupun langsung pergi menuju tempat Nazar.

Dan di sinilah aku di depan Sebuah rumah.Bukan rumah tepatnya Istana milik Nazar.Tak pernah membayangkan sebelumnya jika rumah Nazar begitu besar Bahkan lebih besar dari rumah milik Orangtuanya Rizky.Bukan maksudku untuk membanding-bandingkan tapi itu adanya.

Tok..tok..

Aku mulai mengetuk pintu rumah tersebut,bahkan berapa kali aku ulangi tapi tak ada tanggapan sedikitpun.Apa aku salah alamat? Tapi alamatnya benar sama dengan alamat yang ku tuliskan di sehelai kertas kemarin.

Marriage? (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang