Ukhuk...ukhuk...Aku terbatuk.Seperti ada sesuatu yang menyerang tenggorokan dan indra pernapasan ku. Sekilap cahaya menusuk penglihatan ketika kelopak mataku terbuka penuh. Dahi ku berkerut tak mengerti kenapa aku ada di dalam mobil dengan .. Woo... Siapa dia?
Kulihat seorang pria sedang bersedekap di balik kemudinya sambil menghirup sebatang rokok yang diselipkan di bibirnya. Kini aku mengerti kenapa aku sampai terbatuk seperti tadi ternyata ulah pria asing tersebut.
Aku harus menghindar dari asap rokok itu bagaimana pun aku harus menjaga kesehatan calon bayiku. Aku menggeser duduku sedikit menghindarinya seketika pergerakanku membuat pria itu tersadar kemudian memandangiku begitu lekat.
"Ke-kenapa kau memandangiku seperti itu?" protesku membuat dia menautkan kedua alisnya.
"Kau itu menyusahkan" ketusnya.
Aku tahu aku selalu menyusahkan pada setiap orang yang berada di dekatku.
"Aku tahu. Maafkan aku" lirihku sambil menunduk.
"Ish.. Kenapa kau menangis? Sensitif sekali" desisnya yang langsung ku balas dengan tatapan sengit.
Kenapa aku bisa bertemu dengan orang seperti nya sih.Menyebalkan.
"Asal anda tahu setiap wanita pasti akan tersinggung ketika para lelaki mengeluhkan jika para wanita itu hanya menyusahkan" bentak ku membuat nya melongo.
Ck. Kenapa ada orang seperti dia berbicara tanpa aturan. Lihat saja jika sampai dia menyinggungku lagi tidak akan ku biarkan.
Tapi aku merasa aneh dengan diriku sendiri. Kenapa aku tak bisa menahan emosiku padahal sebelumnya kesabaranku sangatlah kuat. Apa kesabaranku telah habis karena terlalu banyak bersabar akhir-akhir ini? Entahlah mungkin aku hanya terlalu lelah.
"Tidak tahu malu. Sudah ku tolong tapi malah marah-marah" ucap nya santai sambil memainkan puntung rokok di tangannya.
Aku curiga kenapa bisa dia tiba-tiba menolongku dan sampai mau membuang waktunya karena mengurusi ku. Aku harus cari tahu.
"Kenapa melihati ku seperti itu?" ketusnya lagi membuat aku yang sedari tadi memandanginya terhenyak begitu saja.
"Aku curiga dengan mu, pasti kau penculik kan? Ayo jawab!" tuduhku membuat nya menggerutu tak jelas.
Jika benar ia penculik aku harus bagaimana? Kabur. Dengan cepat aku meraih handle pintu mobil namun sialnya tak bisa. Pintunya terkunci.
"Tenanglah sayang kau tidak perlu takut denganku. Kau tahu di dunia ini tidak ada yang gratis jadi aku ingin kau membayarnya" ucap nya dengan smirk yang terkesan nakal.
Sekarang aku takut sekali seperti pribahasa mengatakan keluar dari kandang harimau masuk kekandang buaya. Sebuah keberuntungan ternyata tidak sedang berpihak padaku.
Aku menyatukan telapak tanganku untuk memohon padanya.
"Aku sangat meminta belas kasihan padamu. Kau tahu aku tidak mempunyai apa-apa sekarang. Aku hanya seorang perempuan sebatang kara yang sedang mengandung"Semoga caraku bisa membuatnya luluh dan segera membebaskan ku.
"Mengandung?" tanyanya dan langsung ku jawab dengan sebuah anggukan.
"Siapa ayahnya?" tanya nya lagi dan kini pertanyaannya membuat ku murung.
Aku mengelus perutku dan tersenyum miris. Bagaimana nasib anak ini kedepannya jika aku benar-benar akan bercerai dengan ayahnya.
"Kami akan bercerai" kata ku dan setelah nya ku terisak.
"Bagus!" teriaknya membuat tangis ku berhenti dan menatap aneh padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage? (Completed) √
Romansa[Private part 25-End] Aku hanya seorang gadis yang singgah ke kota bersama Ibuku. Aku tidak tahu apa-apa,tahu-tahu aku ditawari sebuah perjanjian oleh seorang yang tak ku kenal dan bodoh nya kenapa aku menyetujui ide gila nya. Sekarang aku terperang...