Apa maksud dari semua ini. Kenapa bisa di ruangan seluas ini terpajang begitu banyak gambar tentang diriku. Aku sudah merasa ada yang janggal dari sikap Rizky. Hanya dia yang bisa menjawab semuanya.
Aku coba meraba-raba beberapa foto yang terpajang di dinding. Ini aku, gambar ini di ambil tanpa sepengetahuanku.
Ada aku yang sedang membantu ibu mencuci, ketika aku mengobrol dengan para tetangga ku, hingga aku yang sedang berlari mengejar ayam-ayam peliharaan Ibuku.
Apa yang dimaksud dengan semua ini, disini kenapa aku yang seperti orang bodoh tidak tahu apa-apa. Misteri apa lagi semua ini? Tuhan, cukup engkau mengujiku dengan kepergian Ibuku tapi jangan kau tambah lagi dengan masalah yang baru begitu rumit.
Derap langkah ku dengar di luar sana. Semakin lama suara itu semakin jelas terdengar. Hingga di ambang pintu menampilkan sosok yang sedari ku tunggu untuk ku mintai jawaban.
"Din..da kan aku sudah bilang kamar kita ada di samping kiri kenapa kamu masuk ke sini. Ayo cepat kita keluar" ucapnya begitu aneh membuat ku tersenyum mencibir.
" Oh aku lupa, dan ku rasa ini kamar searah dengan tangan kiriku lalu apa salahku" aku masih mencoba mengikuti alur cerita Rizky seperti tidak tahu apa-apa.
Ku lihat Rizky melihat kedua tangannya, dan memukul kepala nya sendiri. Ku rasa dia menyesali kebodohannya.
"Bisa kau jelaskan apa arti dari semua ini? Suamiku " ku tekankan panggilanku padanya dan kini aku bisa melihat wajah nya sudah mulai memucat.
"Ini.. Ini .. Kamu kan istriku apa aku salah jika aku memasang foto di kamarku" tanya nya mencoba menetralkan suara nya, dan itu sia-sia karena aku menyadari nada suara nya terlalu dibuat-buat.
"Kebohongan apa lagi ini? Jelas aku kenal sama kamu sebulan yang lalu. Dan aku ingat foto ini sekitar dua bulan yang lalu dan ayahku masih hidup. Kami sedang mengejar ayam-ayam peliharaan kami karena hari mulai sore. Jelas itu sebelum kita bertemu dan kenapa foto itu ada disini?" teriak ku mulai kehilangan kontrol emisiku sambil menunjuk salah satu foto yang aku ingat.
Rizky kalah telak. Mau mengelak apa lagi? Aku kecewa padanya. Selama ini aku berusaha kuat ada di sampingnya walaupun hati ku berteriak ingin pergi karena bayangan-bayangan Nadia yang tersakiti olehku dan aku tak sanggup melihat semua itu. Dan apa ini ? Dia menyiksa ku karena merasa bersalah.
Tiba-tiba pekikan seorang perempuan datang di balik pintu. Dia datang ? Apa untuk menjemput Rizky? Oh tuhan, jangan sampai Nadia melihat dinding Rizky penuh dengan foto ku dia akan sakit hati nantinya.
"Waw.. Rizky! Kakak gak pernah tahu kamu seromantis ini. Beruntung sekali Din kamu mendapat hadiah semua ini di hari pernikahan mu" Nadia berucap semangat sambil melihati semua foto-foto ku yang ada di dinding.
Kakak? Maksudnya apa? Dan kenapa ia merasa bahagia bukan tersakiti. Aneh.
"Kakak?" ucap ku tak sengaja keluar begitu saja dari mulutku.
"Iyah . Kenapa? Wah.. Ternyata adik Iparku pintar sudah membiasakan istrinya memanggil ku dengan sebutan kakak"
Deg..
Kakak ipar? Bagus sekali. Drama apa yang sedang Rizky ciptakan. Ku alihkan pandangan ku pada Rizky dan ku lihat ia bertingkah gusar membalas tatapanku.
Tak terasa air mataku mengalir begitu saja di pelupuk mataku. Inikah jawaban dari kejanggalan antara kita. Rizky membohongiku. Membuat aku merasa bersalah pada Nadia karena aku sudah mencintai Rizky milik nya. Tapi semua terungkap, bukan perasaan lega yang datang karena aku bisa mencintai Rizky semauku tapi perasaan sakit karena dibodohi oleh pria breng**k seperti nya.
Aku maju mendekat kepada Rizky menghapus jarak yang tercipta diantara kami. Aku tidak memutuskan tatapanku padanya di setiap langkah kakiku. Semakin dekat dan dekat hingga..
Plak...
Aku menamparnya.Dan aku melihat Nadia berteriak terkejut melihat kelakuanku. Biarlah.. Semua orang tahu betapa gilanya aku yang sekarang. Aku sudah muak melihat wajah tanpa dosa dari pria ini, bahkan aku rasa tamparan belum cukup dibanding apa yang telah Rizky lakukan padaku.
"Aku sungguh membencimu" tegas ku hingga otot-otot leherku tercetak jelas.
Tanpa berpikir lagi. Aku berlari meninggalkan Rizky yang masih terpaku. Aku sudah lelah menghadapi semua kejutan-kejutan yang ada dalam hidupku.
Dengan kesusahan aku langkahkan kaki ku sambil kedua tanganku mengangkat gaunku yang sangat panjang dan ribet.
Aku sudah keluar melewati ruang tamu. Panggilan-panggilan mereka tak ku dengarkan, dengan air mata yang mengalir di pipiku aku coba melangkah meraih kenop pintu keluar. Tapi baru saja tangan ku meraih kenop dan membukanya,tiba-tiba gerakan seseorang membuat pintu itu tertutup kembali.
"Ku mohon jangan pergi. Akan ku jelaskan semuanya dan asal kamu tahu aku melakukan semua itu bukan tanpa sebab" ucap Rizky meraih tanganku dan digenggamnya serta menciumi punggung tanganku.
"Sebab apa yang bisa membuat kamu tega membohongiku"
"Sebab itu tak berkasat dan tidak dapat di cerna karena sebab itu beranama cinta" ucap nya bersungguh-sungguh.
"Itu bukan cinta namanya,Tapi itu obsesi. Yang aku tahu cinta itu di perjuangkan dengan kebenaran bukan dengan kebohongan" lirihku.
Aku melihat Rizky meneteskan air matanya. Jangan menangis ku mohon karena disini kamu yang bersalah dan aku yang tersakiti.
"Jangan pergi. Aku tahu aku salah namun hanya itu yang bisa aku lakukan untuk mengikatmu"
Aku menggeleng keras. Aku harus pergi darinya. Bukan untuk selamanya pergi dari hidupnya namun aku hanya ingin menghilang dan dia datang dengan cara yang berbeda. Datang dengan sebuah cinta penuh kebenaran bukan penuh kebohongan.
"Aku harus pergi Rizky. Bukan pergi selamanya dari hidupmu, aku hanya ingin pergi sejenak dan saat itu aku ingin kamu datang kembali menjemputku. Aku ingin mengenalmu kembali. Kita ulangi semuanya, bahwa kita harus mengenal dengan cara yang benar" ku usap wajahnya yang kini berlinang air mata.
Rizky bersih kukuh sulit melepaskanku. Aku hanya ingin menenangkan diri menjernihkan pikiranku. Dan dia bisa datang menjemputku dengan cara yang berbeda dari sebelumnya.
"Kamu harus ingat. Ada tali yang mengikat kita. Sejauh apapun aku pergi jika kita berjodoh kita akan di pertemukan kembali dengan cara yang indah. Temui aku karena aku membutuhkan mu, Aku mencintaimu" ucapku dan disusul ku tangkup wajahnya hingga aku lama mencium bibirnya. Aku hanya ingin kamu tahu rasa itu masih sama.
Aku melepaskan tangan Rizky dan mulai membuka kembali pintu yang tadi tertutup. Aku melesat secepat mungkin agar aku menjauh dari Rizky. Aku menengok ke arah belakang dan aku bisa melihat Rizky terpaku melihat kepergianku.
Aku tersenyum lebar padanya " carilah aku Rizky, datanglah untuk cinta kita. Ingat! Hanya cinta yang bisa mempertemukan kita. Aku tunggu kamu memperjuangkan cinta kita" teriak ku padanya yang masih berdiam diri di ambang pintu.
Aku hanya ingin sedikit ingin bermain kucing-kucingan bersama Rizky. Dan aku percaya Cinta tahu akan kemana ia harus pulang. Aku hanya ingin sedikit diperjuangkan. Karena disaat kita diperjuangkan kita akan tahu seberapa besar pasangan kita mencintai kita.
"Aku akan bisa menemukan mu. Karena aku mencintaimu, tunggu aku karena secepatnya aku akan menangkapmu. Kemana pun kamu pergi sampai ke ujung dunia pun aku pasti menemukanmu. Karena aku merasa Cintaku cukup untuk mencarimu" teriaknya membalas teriakanku.
Aku semakin tersenyum lebar ketika Rizky berubah menjadi bersemangat serta senyum yang tak pernah pergi dari bibirnya.
Aku akan selalu menunggu mu. Karena aku juga yakin kau pasti menemukanku. Aku mencintai mu Rizky. Mari kita ulangi pertemuan kita di masa lalu untuk menjadi lebih indah.
***
A/N : oalah.. Rizky dan Dinda ada-ada aja main petak umpet segala. Ayo Rizky kamu pasti bisa menemukan Dinda. Haha..
Dinda baik banget walaupun udah dibohongin masih tetep aja memaafkan Rizky . saya tahu namanya aja udah cinta. Mudah luluh kalo hati sudah tersentuh Cinta. Wkwk..

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage? (Completed) √
Romansa[Private part 25-End] Aku hanya seorang gadis yang singgah ke kota bersama Ibuku. Aku tidak tahu apa-apa,tahu-tahu aku ditawari sebuah perjanjian oleh seorang yang tak ku kenal dan bodoh nya kenapa aku menyetujui ide gila nya. Sekarang aku terperang...