Part 3

2.6K 165 8
                                    

Hari ini matahari menyeruakan sinarnya begitu terik,walau ruangan ini telah terselingi dengan adanya pendingin ruangan yaitu AC tapi tetap saja panasnya masih terasa di tambah suasana hatiku yang tak kalah panas nya.

Memikirkan masalah demi masalah yang menyapa sejak kaki ku injakan ke kota metropolitan ini,sungguh mengenaskan.

Tapi aku masih heran dengan Orang kota tengil itu alias si Rizky, Biasanya dalam novel dan drama yang pernah ku baca dan ku tonton,tak jarang konflik seperti ini sang pihak tidak memberikan syarat apapun.

Rizky hanya memberikan persyaratan agar aku tidak lari sebelum drama yang ia ciptakan selesai.Dia itu bodoh atau kenapa? Atau ada hal ia rencanakan yang tidak aku ketahui ? Aku benar-benar seperti orang tolol yang tak tahu apa-apa.

Lagu marry you dari Bruno mars terlantun sangat Indah yang bersumber dari handphone ku.
Jangan tanya dari siapa aku dapatkan,kalian pasti tahu tanpa aku jelaskan!

Rizky Nazar Calling..

Aku cukup terdiam menatap layar handphone di genggaman tangan ku.
Otak ku terasa pusing dan tak bisa berjalan dengan baik.
Apa yang harus aku lakukan?

1 detik ..

3 detik ..

5 detik ..

Dan detik - detik seterus nya sampai berjam-jam lagu itu terus terputar berulang-ulang hingga sebuah ketukan lebih tepatnya gedoran pintu apartemen terdengar begitu tak sabaran.

Aku malas harus turun dari ranjang ku yang empuk ini.kemana Ibu kenapa tidak membukakan pintu? Dengan terpaksa aku turun memapahkan kaki ku yang langsung bersentuhan dengan lantai yang super kinclong ini lalu setelah sampai di depan pintu ku tarik kenop tersebut dan..

"Kenapakautidakmengangkattelponkudanmembuatkucemas" baru saja ku buka pintu Rizky sudah meneriakiku tanpa jeda seperti jalan kereta.

"Lagi pula tadi pagi kita sudah bertemu dan ingin membicarakan seperti apa lagi" ucap ku tak kalah sewot nya.

Tanpa merespon ucapan ku Rizky masuk ke dalam melewati ku begitu saja dan menghempaskan tubuhnya begitu saja di sofa,membuka jas nya,melepas dua kancing diatas kemejanya dan menggulung lengan kemejanya,terakhir ia meremas rambut dan mengerang frustasi.

Siaga Sinyal Buruk nih..

Aku mencoba merendam emosinya,aku mulai mendekati dirinya dan mencoba meminta maaf.

"Maaf.."lirihku.

"Huft.. Maaf kau bilang! Harusnya sekarang kita menemui kedua orangtua ku.Untuk apa aku membelikan ponsel untuk mu jika tak bisa membantuku untuk menghubungimu" bentak Rizky, amarah nya seketika pecah.

Hiks..

Hiks..

Entah dari mana kini aku menangis,Aku benci diriku yang sekarang terlihat begitu lemah.
Aku heran biasanya aku tak akan sampai menangis walau di bentak sekeras apapun,kenapa sekarang baru di bentak oleh Rizky tangis ku tak bisa di bendung.

Decakan frustasi kini meluncur dari mulut Rizky,Entah sejak kapan sekarang posisiku berada di dalam dekapan nya.

"Huss..huss.. Jangan menangis, aku hanya bertanya kenapa kau tak angkat telpon tadi" ucap nya begitu merdu di telinga ku,Apa sekarang pendengaran ku sedikit tersumbat.
"Kenapa?" lanjutnya.

Kenapa? Dia menanyakan Kenapa? Dan kenapa dia selalu ingin tahu apa alasan ku tidak mengangkat telpon nya,Aku saja malu untuk mengakui nya.

"Aku ti.. hiks .. dak bisa cara meng.. hiks .. gunakan nya" sial! Kenapa harus pake acara sesunggukan dalam mengatakan nya,tambah malu kan.

Marriage? (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang