Part 31 : Author Pov

977 85 8
                                    

" Ayolah Fero ini semua anak ku yang meminta"

"Tapi aku sedang sibuk"

"Pokoknya kamu harus membelikan aku sate yang seperti kemarin kamu bawa"

"Kenapa harus aku?"

"Suruh siapa kemarin kamu membelikan nya untuk ku jadikan aku ketagihan"

Fero mendelik kesal kepada Dinda. Umur kandungan Dinda kini telah memasuki bulan ke empat. Perutnya sudah mulai membesar menghias pas pada tubuhnya.

Namun ketika ia harus menghadapi kemauan Dinda yang tak pernah ada ujungnya ia harus angkat tangan. Mungkin orang kebanyakan menamainya dengan istilah ngidam.
Tapi seharusnya bukan aku yang menuruti permintaannya.

"Baiklah nyonya saya akan membelikannya. Puas!"

Dinda yang berhasil membuat fero kalah atas kendalinya pun terkikik di dalam hatinya.

"Ingat rasanya harus seperti kemarin" ancam Dinda sebelum Fero hilang dalam pandangannya.

_____________________________

"Halo" ucap Fero pada seseorang yang ada di balik telephone.

"Ada apa? Aku sedang sibuk" balas seseorang di seberang sana.

"Ck. Ijinkan aku berbicara sebentar"

"Baiklah. Ayo katakan!"

"Kemarin kau membeli sate dimana?" tanya Fero dengan sungkan.

"Kenapa? Kau menginginkannya?" balas nya membuat Fero mendelik kesal.

"Bukan aku tapi malaikatmu. Sudah ku bilang beri saja sendiri padanya jika sudah seperti ini aku harus bagaimana? Dia menginginkan sate yang berasa sama saat kemarin. Apa bisa kau membelikannya lagi untuk nya?" ucap Fero dengan kesal.

"Maafkan aku. Kau tahu sendiri kan aku dan dia tidak lagi sama? Masalah sate kau beli saja sendiri lagi pula dia menginginkan kau yang membelikannya, jangan membuat anak ku ngiler nantinya karena tidak mendapat keinginannya" ceramah seseorang di balik telephone menambah kekesalan Fero.

Tanpa ba-bi-bu Fero mematikan sambungan panggilannya. Hatinya sudah sangat kesal kini ditambah ulah sahabatnya. Pertama dalam seumur hidup Fero patuh pada komando.

Drrt...drrt...

Ponsel nya bergetar dan sudah terdapat notif pesan disana yang ternyata sms dari sahabat nya Rizky.

From : Rizky

Kau tahu warung sate dekat kantor ku? Kau bisa membelinya disana.

Fero kembali berdecak kesal kemudian membanting ponsel dengan sembarang ke arah jok kemudinya.

Andai saja kemarin dia tidak mau menerima usulan Rizky yang membelikan sate untuk Dinda namun harus mengatas namakan dirinya. Bukan nya tidak mau membantu Rizky dan Dinda dia hanya kesal jika harus menjadi alat transportasi perasaan diantara mereka.

______________________________

Dinda membuka lembar demi lembar sebuah majalah diatas pangkuannya. Sudah lama dia menunggu kedatangan Fero namun yang ditunggu tak kunjung datang.

Namun tiba-tiba ada sesuatu yang menghambat pikirannya. Foto yang pernah saat dia temukan di ruang kerja Fero. Sebuah masa lalu laki-laki yang sangat dia cintai.

Apa Fero dan Rizky dulunya berteman. Jika memang benar Dinda harus waspada. Bagaimana jika Fero tahu jika dia adalah istri dari Rizky bisa-bisa persembunyian nya dapat dilacak oleh Rizky nantinya.

Marriage? (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang