4

27.7K 1.3K 10
                                    

Setelah selesai pemakaman rena, keluarga besar satu persatu sudah tampak pergi meninggalkan makam. Namun terlihat fatih yang masih enggan meninggalkan makam istrinya sembari dia terus mengusap usap nisan rena dan menciuminya.

Dalam perjalanan pulang, didalam mobil semuanya tampak diam tidak ada yang membuka pembicaraan, dan hanya terdengar suara isak tangis ibu diah yang tertahan.

Perpisahan?

Ya, setiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Sesampainya dirumah tampak ramai berdatangan kerabat, sanak saudara yang dan rekan kerja fatih. Ini hal yang sangat menyedihkan, bahkan sangat sangat menyedihkan, fatih jelas mengingat terakhir dia berjabat dengan banyak orang seperti ini saat ia menggelar acara resepsi pernikahannya dengan rena, namun sekarang? Terlihat sesekali fatih menyeka air mata yang entah tiada habisnya saat menyalami para tamu saat mengucapkan ikut berbela sungkawa.

Bintang Pov

Aku tersadar, namun mataku masih enggan untuk terbuka. samar samar terdengar suara berisik diluar sana. Yang kurasakan saat ini aku tengah terbaring di ranjang, kepalaku pusing sekali, yang kuingat tadi di pemakaman kepalaku sangat sakit hingga pada akhirnya semua menjadi gelap.

Mataku mengitari sekeliling kamar ini sampai aku menemukan foto pernikahan seseorang yang kini telah berada di surga, wanita di foto itu terlihat dia sangat bahagia bersama pasangannya.
Iya, benar.
Itu foto rena dan mas fatih terpajang di dinding kamar ini. Ya mungkin saja aku sekarang ini berada di kamar rena dan mas fatih. Kualihkan mataku ke atas nakas, aku bangun dan lekas menuju untuk mengambil foto rena diatas nakas tersebut.

"Ren.."lirihku

"Kenapa lo ninggalin gue secepat ini?"aku terduduk lemah dengan mencengkeram foto rena.

"Lo tau kan kalo lo satu-satunya sahabat gue? Lalu kenapa lo ninggalin gue dulu"

Tok..

Tok..

"Kamu sudah sadar sayang, astaghfirullah, kenapa kamu duduk dibawah"ucap mamaku yang melihat aku duduk tersungkur dibawah.

"Mama, rena.."ucapku seraya memeluknya.

"Sst, sudah ikhlaskan rena sayang. Biarkan dia bahagia di sana. Seharusnya saat ini kamu menemani nak fatih, kamu harus ingat dia suamimu, meski kalian hanya menikah siri"ucap mamaku sembari mengelus dan merapikan rambutku yang berantakan.

Seketika aku baru teringat sesuatu.

Iya, kalian benar. Aku baru ingat jika aku harus menggantikan posisi rena.

Menjadi istri mas fatih dan ibu bagi Yusuf.

Mimpikah ini?

Siapapun tolong cepat bangunkan aku!

Ya Tuhan. Kembali kepalaku seperti terkena hantaman keras lagi mendengar ini.

"Mama, aku pengen sendiri dulu, maaf"mama yang tampak mengerti dengan perubahan sikapku langsung saja mengangguk pasrah.

Aku hanya tidak menyangka, kenapa di situasi ini masih saja membahas hal itu? Bathinku.

Sebelum mama benar-benar melangkah keluar aku ingat dengan yusuf, putra kecil itu"Mam, Yusuf dimana?"tanyaku

"Sama ibu Diah, yasudah mama keluar dulu mau menemui papa"dan langsung kubalas dengan anggukan.

Kutatap lagi foto rena, ku peluk lagi foto itu"Ren, haruskah gue menuruti keinginanmu itu, apa lo akan marah jika gue gak bisa dan pergi ninggalin suami dan anak lo?"

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang