22

23.1K 1.1K 33
                                    

Author Pov

Bintang menatap ponselnya dengan jengah yang setiap detik bergetar menandakan adanya notif pesan masuk, Bintang menggeleng-gelengkan kepalanya membaca serentetan pesan yang semua berasal dari Fatih yang isi dan intinya sama,yang menyuruhnya untuk datang ke salah satu restoran di tengah pusat kota.

"Jangan lupa ya, Bunda.."

"Datang ke restoran ini. I'm waiting you, hon."

"Aku masih menantimu.."

"Jangan lupaa, jangan lupaa."

Dan masih banyak lagi pesan, mungkin Fatih sengaja mem-spam ke Bintang sekalian buang bonusan sms.

Bintang melirik jam yang berada di nakas sudah menujukkan pukul lima sore, Bintangpun mulai bergegas mempersiapkan diri. Bintang berdecak kesal, "Apaan coba, ngajakin pergi, taunya aku disuruh berangkat sendiri. Dasar Mas Fatih ngeselin"

Setelah hampir satu setengah jam mempersiapkan dirinya kini Bintang sudah siap untuk berangkat, Bintang mengenakan drees merah maroon, sepatu hitam dan tas yang senada dengan sepatunya, rambutnya dibiarkan tergerai lurus namun juga tampak diberikan aksen dengan mengepang rambutnya sedikit di sebelah kiri, sehingga membuatnya terlihat manis.

Setelah hampir dua puluh menit, Taxi yang ditumpangi bintang sudah berada dipelataran restoran yang terbilang mewah. Bintang mengedarkan pandangannya kesamping kanan dan kiri guna mencari sosok suaminya. Bintang men-dial nomor Fatih, namun belum sempat panggilannya tersambung, ada yang menepuk bahunya dari belakang sehingga membuat Bintang menjauhkan ponselnya dan berbalik melihat kebelakang.

Bintang memperhatikan lelaki di hadapannya saat ini, dia mengenakan tux dan dasi yang senada dengan baju yang dikenakan. Merah maroon. Pasalnya dia tidak janjian dengan Fatih. Bintang pun juga ingat tadi pagi Baju yang dikenakan Fatih bukan ini.

"Ehem.." dehaman lelaki itu membuat Bintang menoleh kearahnya dan menyadarkannya, karena Bintang masih meneliti lelaki itu dari ujung rambut hingga kaki, oh betapa tidak sekalinya Bintang ini.

Bintang masih tidak bergeming, lelaki itu mendekat dan meraih tangan Bintang dan menggenggamnya. Kemudian berbisik pelan, "Candle light dinner with me, please.."

Bintang mengangguk lemah, kemudian lelaki itu bergerak kesamping dan mempersilahkan Bintang untuk menggandeng lengannya. Bintang mengangkat bahunya dan mengaitkan tangannya dilengan Fatih.

"Sok romantis deh Mas ini." Ujar Bintang dengan nada menggoda, Fatih hanya tersenyum simpul.

Bintang berdecak kagum sembari mengedarkan pandangannya ke setiap sudut restoran ini, lampu-lampu yang sedikit redup dan ditambah dari pantulan cahaya-cahaya lilin yang terjejer setiap jalan yang dilewati Bintang dan Fatih menamabah kesan romantis pada malam itu.

Sesampainya Bintang di meja yang telah disiapkan Fatih, Bintang terbengong-bengong karena melihat ada tulisan 'Happy Anniversary' di atas meja, Bintang mengalihkan pandangannya kesamping ke arah lelaki itu, Fatih hanya memperlihatkan senyuman yang membuat Bintang meleleh. Bintang ingat, ini adalah tanggal pernikahannya di bulan yang ke delapan, dan Bintang pun tidak menyangka jika Fatih mengajaknya romantic dinner seperti ini. Karena Bintang tahu betul, Fatih bukanlah tipe orang yang romantis ataupun yang mudah mengungkapkan ekspresi cintanya.

Bintang melempar senyumannya dan duduk, dia kembali menatap tulisan-tulisan yang ada di depannya kali ini. Oh, jadi ini acara yang telah disiapkan Fatih untuknya. Bintang merasa tersanjung karena setidaknya Fatih memang benar-benar  mencintai dan membuatnya bahagia.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang