13

21.9K 962 17
                                    


Author pov

Sosok yang saat ini sedang diperbincangkan dua sejoli tersebut sedang menatap lekat ke arah luar, dia pun juga menyaksikan bagaimana eratnya pelukan lelaki itu pada wanita yang sedang ia tunggu. Tangannya mencengkeram setir mobilnya, matanya memerah menahan amarah, rahangnya maju dan mengeras.

Sedetik kemudian dia berhasil menguasai dirinya agar bersikap biasa. Namun ia pun kembali menatap tak percaya karena dia mendengar wanita itu menangis dan mengucapkan sesuatu yang membuat hatinya seperti mendapat pukulan.

"Kamu nggak tau bagaimana sulitnya menjadi aku ray" wanitaitu tampak menghela nafas dan menahan air matanya yang semakin deras. "aku ingin bersamamu, namun aku nggak bisa. Karena aku sudah berjanji pada rena, pada sahabat karibku".dia tertunduk lemah "kamu egois, kamu hanya memikirkan perasaanmu tanpa memikirkanku, aku saat ini hanya ingin meyakinkan diriku apa yang aku lakukan ini benar atau salah. Kamu tahu bukan rena meninggal karena melahirkan anaknya, putranya butuh sosok seorang ibu didalam hidupnya saat ini, dan rena mempercayakan itu kepadaku ray, pernahkan kamu memikirkan bagaimana sulitnya menjadi aku" lanjutnya menggebu.

Lelaki itu masih menatap lekat keluar kearah wanita itu, lelaki disampingnya pun hanya terdiam dan menunduk mendengar semua ucapan dari wanitanya.

Perasaan pun akhirnya tak bisa dibendung oleh lelaki yang sejak tadi hanya bisa memandangnya dari dalam mobil, kini ia sudah membuka pintu mobilnya dan wanita itu terkejut menatapnya.

"Maaf ray,aku rasa-"ucapannya terpotong, dia terkejut dan menatap kearah lelaki yang baru saja turun dari mobil. Pandangan wanita itu lurus kearahnya sehingga membuat lelaki yang bersamanya juga ikut menoleh kebelakang untuk melihatnya.

"Selamat sore bintang" sapa lelaki yang tak lain adalah fatih.

Bintang pun mengalihkan pandangannya dan mencoba menghapus air mata yang membasahi pipinya. "Sore" balasnya terdengar serak.

"Selamat sore Ray" sapa fatih pada lelaki yang berada disamping bintang.

Rayhan pun tampak enggan untuk membalas sapaan dari fatih, saat ini bayangan fatih dan bintang menikah pun menghantui pikirannya. dia hanya menatap datar kearah fatih.

"Ray, maaf aku harus pergi." sebelum bintang melangkah pergi tangannya sudah dicekal terlebih dahulu oleh rayhan.

"Tunggu."tahan rayhan. "Selamat sore bapak Fatih, senang bisa betemu dengan anda"sapanya terdengar dingin, dan menatap tajam kearah lelaki yang terlebih dulu menyapanya.

"Bapak fatih yang terhormat, apakah anda tidak mengetahui jika sebenarnya bintang itu milik saya? Atau bapak memang sengaja ingin menghancurkan hubungan saya dengan bintang?" ucap rayhan langsung dan tampak menggebu-gebu setiap melontarkan kalimatnya.

"Ray-"

"Stop bintang," tangan ray diangkatnya keudara. "Apakah bapak mengetahuinya? Tentu bapak sudah mengetahuinya dari istri anda bukan? Lalu, kenapa bapak tetap besedia menikahi bintang hanya karena wasiat dari istri bapak itu? Hah, saya-" ucapanya terpotong karena fatih sudah melayangkan kepalan tangannya ke arah wajah rayhan.

Rayhan pun sudah bersiap untuk membalasnya, "Stop ray! Jangan." Teriak bintang. Namun kali ini rayhan sudah membuat fatih tersungkur. Dan fatih pun segera bangkit dan mencengkeram kerah baju rayhan.

"Jangan pernah membawa-bawa almarhumah istri saya, saya bisa membunuhmu saat ini juga" ancam fatih dan seketika melayangkan tinjunya ke wajah rayhan lagi.

"STOP, kalian berdua benar-benar-" tiba-tiba penglihatan bintang kabur dan semuanya menjadi hitam.

* * *

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang