Rayhan Pov
Entah apa yang sebenarnya ada didalam pikiran wanita didepanku saat ini, sehingga ia menuduhku akan melakukan percobaan bunuh diri. Gila, Wanita ini berteriak histeris sehingga mengagetkanku dan membuatku hampir saja limbung dan kehilangan keseimbangan. Wanita ini mencengkeram bajuku, maksudku perutku dan menarik-nariku sehingga aku terjatuh di..
Atasnya saat ini.
Aku sendiri tidak menyangka dan sama sekali tidak mencurigai ternyata ada orang yang membuntutiku kemari. Saat ini mataku dan matanya saling menatap satu sama lain dalam jarak yang begitu dekat. Aku bisa mendengar deru nafasnya yang terengah karena kelelahan berteriak, atau mungkin karena aku saat ini masih berada diatasnya. Akhirnya kesadaran kami datang dan aku sudah menyingkir dari atasnya.
"Bodoh" desisnya. "Hanya karena patah hati kau sampai nekat bunuh diri, dasar pengecut" cecarnya.
Aku membelalakan mata tidak percaya dengan apa yang dikatakan wanita ini, dia mengataiku bodoh, mengolokku patah hati, dan menuduhku nekat bunuh diri. Bahkan wanita ini tidak mengenaliku sama sekali tapi beraninya dia berkata seperti itu. Aku tidak berniat mengkhiri hidupku, bodoh.
"Maksudmu apa berbicara seperti itu, nona?" balasku dingin.
Dia tampak gelagapan, "Yah, seperti yang ku bilang kau pasti berniat bunuh diri kan?"ujarnya sambil menujuk dengan telunjuknya.
"Kau, kau sama sekali tidak mengenalku dan beraninya menuduhku seperti itu." Aku menatapnya tajam.
Aku sama sekali tidak berniat untuk bunuh diri, hidupku memang sudah hancur tapi bukan berarti aku akan melakukan bodoh seperti itu. Dan yang pasti aku tidak akan melakukan itu karena aku bukan pengecut.
"Lantas apa yang kamu lalukakan tadi, itu sudah menjawab semua kalau kau memang seorang pengecut, yang tidak bisa menerima kenyataan hidup." Dia membalasku dengan menatapku tajam.
"GILA, DASAR WANITA GILA" Bentakku.
"Kau yang gila, tuan. Apa kau hidup se-menyedihkan itu sehingga kau lupa kalau kau masih punya Tuhan. Hah?" teriaknya.
Sesaat aku hanya terdiam, wanita ini sungguh mengiraku akan bunuh diri. Sampai wanita ini melanjutkan ucapannya. "Kau,kau jangan pernah mempunyai pikiran seperti itu, sungguh-" dia tampak menghela nafasnya kasar. "aku sangat ketakutan melihatmu tadi."
Sesaat kemudian, dalam hati aku sangat ingin tertawa melihat ekspresi wanita didepanku ini.
"Aku tidak berniat untuk melakukan itu, aku hanya-" ucapku terpotong.
"Kau benar-benar sudah ketahuan tapi kau tidak mau mengakuinya ya." Ujarnya sambil menatapku tajam.
"Kau salah paham, nona" sergahku.
"Terserah, ayo kita pergi" ujarnya, lalu dia menarik tanganku.
Saat ini tanganku masih digenggam erat oleh wanita ini, aku merasa seperti anak yang sedang di gandeng oleh ibunya. Dia sama sekali tidak menoleh kebelakang untuk melihatku, wanita ini sungguh.
Saat ini dia membawaku menuju ke arah parkiran rumah sakit. Dia masih saja menggandengku. "Kau pulanglah, jangan pernah berfikiran untuk melakukan bunuh diri lagi, oke!" wanita itupun memutar tubuhnya dan berjalan menjauh dariku, aku masih diam di tempat. Kakiku mendadak seperti kesemutan dan susah untuk dijalankan, mataku masih menatap lurus ke punggung wanita yang semakin menjauh itu, dan akhirnya. Dia pun berbalik dan menatapku lagi, "Cepat pulanglah, Bersihkan pikiran kotor itu dari otakmu, bye!" teriaknya.
***
Bintang Pov
Ditempat lain..
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta
RomanceBerawal dari sebuah keterpaksaan akhirnya Fatih menyetujui permintaan terakhir istrinya Rena yang tengah mengalami kritis setelah melahirkan anak pertamanya. Rena ditengah masa kritisnya menyampaikan sebuah pesan apabila dia tidak bisa lagi menjala...