Rayhan Pov 2
Saat ini aku sudah berada didalam mobil bersama bintang, sedari tadi kami hanya saling diam tidak ada yang membuka pembicaraan. Namun kulirik dari ekor mataku sepertinya bintang mencuri-curi pandang kearahku.
"Ehmmm, kenapa kamu seperti curi-curi pandang kepadaku bintang?"tanyaku sontak membuatnya gugup seketika.
"Eh, ap. Apa, tidak jangan geer" jawabnya terdengar gugup, dan yang paling lucu sekarang dia blushing.
"Apa kamu sedang gugup bintang?"ujarku menahan tawa, aku menatapnya sekilas dan kembali melihat kedepan.
"Tidak, sudah jangan banyak bicara, serius saja menyetir-"seketika ucapannya terhenti dan dia terdiam karena tanganku sekarang sudah menggenggam tangannya, aku ingin dia merasakan kerinduan yang menyiksaku selama ini. Aku juga ingin memberikannya kenyamanan untuknya.
"Bintang mau kemana dulu kita?" kubiarkan tanganku ini masih tetap menggenggamnya.
"Kita ke Makam yang satu jalur dengan rumah rena dulu" jawabnya.
Makam? Yang benar saja. Bathinku.
"Makam? Bintang kita mau ngapain kesana?" tanyaku heran, seketika kulepaskan genggaman tanganku. Aku kaget mendengar permintaannya, mau ngapain bintang mengajakku kesana.
"Sudahlah, kita kesana saja" dia mengalihkan pandangannya keluar, entah mengapa, aku merasa ada yang aneh dengannya sejak kemarin. Dia juga tidak seperti yang dulu.
Sesampainya di depan makam, bintang masih diam saja, "Bintang, kita sudah sampai" kutepuk halus pipinya, tapi basah. Aku terkesiap melihat wanitaku ini sedang menangis, "Kamu nangis bintang, hei kamu kenapa?" aku khawatir, sumpah, dia aneh sekali tiba-tiba mengangis seperti ini.
"gak papa, yuk turun" jawabnya sambil menyapu air matanya dengan punggung tangannya, dan ku tahan agar dia tidak turun dulu dari mobil, ku tahan tangannya dan ku gemgam tangannya dan ku hapus air matanya, namun bukannya mereda, air matanya malah meluncur deras.
"Sshh, bintang, kamu ini kenapa sih" kali ini dia sudah kubawa kedalam pelukanku, kuusap-usap punggungnya agar dia tenang, ku rasa badannya masih naik turun menahan tangisnya agar tidak bersuara.
"Maafkan aku ray, maafkan aku" ucapnya disela tangisnya, sebenarnya ada apa, kenapa dia meminta maaf kepadaku.
"Kamu hangan membuatku bingung bintang, Sshh, kamu ini kenapa sih? Kita pulang saja!" ucapku frustasi, dia menggeleng-gelengkan kepalanya tanda bahwa dia tidak mau. Kurasa dia sudah sedikit tenang, kulepaskan pelukanku dan kutatap matanya sembab. Aku hanya menghela nafas panjang melihatnya, ini sungguh membuat mataku perih, melihatnya menangis. "kita pulang saja ya, sepertinya kamu butuh istirahat" lanjutku.
Dia menggeleng lagi, "Ayo, ada yang ingin kuberitahukan kepadamu" dan aku pun dengan pasrah mengangguk.
Langkahnya ikut terhenti setelah bintang berhenti didepan gundukan tanah dengan bunga sudah mengering ini. Aku sangat mengenali nama yang tertulis di batu nisan di depanku ini, Rena wijayanto, rena sahabatku sedari SMA dulu.
Tapi baru kemarin rasanya dia menghubungiku dan dia terlihat sangat baik baik saat kami melakukan panggilan video, tapi dia juga mengatakan sesuatu yang membuatku bingung dengannya.
"Rena, apa ini makam rena sahabat kita bintang?"ku goncang-goncangkan bahu bintang, dia hanya mengangguk lemah, "kenapa. Kenapa kamu gak bilang sama aku bintang, dia juga sahabatku? Teriakku. Bintang menangis lagi.
"Sekarang aku akan memberitahumu sesuatu ray" ucap bintang parau.
"Apa, ada apa sebenarnya bintang?"
"Aku, aku" dia terdiam. Dia menghela nafas dan "Rena memintaku menjadi penggantinya dan-"dia terisak.
"Dan apa bintang?katakan!"erangku.
"Dan rena memintaku menjadi istri mas fatih"
JDRRRR..
"HAH. APA? Jangan bercanda bintang, ini sama sekali gak lucu" ucapku membentaknya kemudian tersenyum miris mendengar semua ini, ku alihkan pandanganku dari bintang namun dia menahanku agar aku tetap menatapnya.
Dia mengangkat tanganya dan memperlihatkan sebuah cincin yang telah melingkar di jari manisnya, ku buang nafasku dalam-dalam "ini apa bintang, hah ini apa?" saat ini aku sudah benar-benar mengalihkan pandanganku kearah lain.
"Ak..aku sudah nikah si.ri sama mas fatih"ucapnya sesenggukan.
"Ini gak lucu bintang, sumpah ini gak lucu, tolong katakan ini semua hanya leluconmu saja" aku tersenyum miris, dan mengharapkan jawaban 'iya aku hanya bercanda ray' darinya. "iya kan ini hanya leluconmu saja, Haah... katakan bintang!" ucapku meledak-ledak kali ini emosiku sudah mencapai ubun-ubun. Dan akupun tersungkur.
Kurasa tubuhku mendapat pelukan dari belakang, dan dia mencoba membantuku untuk berdiri. "Maafkan aku ray, maafkan aku" pintanya. Aku masih tak berniat untuk menatapnya. "Aku sayang kamu" seketika aku berbalik dan menatapnya.
"Aku lebih menyayangimu bintang. percayalah!" kubawa dia dalam pelukanku, aku benar-benar merasa sangat lemah saat ini. "Aku sayang kamu bintang, katakan ini semua hanya mimpi, dan biarkan aku bangun dari mimpi buruk ini"
"Maafkan aku ray" ucapnya lirih, aku menggelengkan kepalaku di bahunya. "Maaf" lanjutnya.
"Stop bintang, tolong jangan teruskan lagi, aku mohon" ku lepasakan pelukanku dan ku gandeng bintang untuk kembali ke mobil.
Sesampainya di mobil, kami hanya terdiam. Dan aku tak suka ini,
"Kenapa kamu tidak menolaknya bintang? apa kamu menyukai mas fatih? "tanyaku, tanpa sedikitpun menoleh kearahnya.
Namun dia terdiam. Diam nya itu yang membuatku kembali emosi.
Diam = Iya,
"JAWAB BINTANG" Bentakku, kulihat dia sangat ketakutan. "Apa kamu menyukai mas fatih?tanyaku lagi,
"Tidak ray, aku-"
"LALU KENAPA KAMU TIDAK MENOLAKNYA? HAAH, KENAPA?"teriakku. bintang terisak lagi. "Aku tidak akan melepaskanmu, tidak akan!" ucapku dingin, ku hidupkan mesin mobil dan kulajukan mobilku dengan kecepatan tinggi. Aku tidak perduli dengan umpatan dan bunyi klakson dari pengguna jalan lain. Aku hanya tidak bisa menerima ini semua ini. Sungguh.
"Ray, jangan gila. Tenangkan dirimu, kita bisa celaka" teriak bintang. Namun tak kuperdulikan.
Aku tersenyum miris. "kalaupun kita akan mati bersama, itu lebih baik daripada aku harus melihatmu menikah dengan orang lain" ucapku datar.
"Ray, hentikan ray, kumohon, aku takut ray!" tangisan bintang pecah. Namun aku masih tak memperdulikannya.
"HENTIKAN ATAU AKU AKAN LOMPAT" ancamnya. Kali ini aku mengurangi kecepatan mobilku dan menepikan.
Dia berniat untuk keluar namun kutahan dan kupeluk dia dengan erat "jangan pergi, kumohon jangan pergi".
----------------------------------------------------------------
HALLOO!
Assalamu'alaikum.
Lama gak nongol, hehe.
Btw, masih ada yang nunggu kelanjutan cerita ini gak sih?
Vote & Comment yaap.
Salam.
RnL
![](https://img.wattpad.com/cover/53528717-288-k491776.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta
RomanceBerawal dari sebuah keterpaksaan akhirnya Fatih menyetujui permintaan terakhir istrinya Rena yang tengah mengalami kritis setelah melahirkan anak pertamanya. Rena ditengah masa kritisnya menyampaikan sebuah pesan apabila dia tidak bisa lagi menjala...