Zayn pov
Entah kenapa aku merasa bersalah kepada Dyandra. Gadis yang ternyata adalah orang yang semalam basah kuyub karena ulahku. Aku kasihan melihat keadaanya yang terlihat lemas dan berkali-kali bersin.
Kami sudah berada di panti ini cukup lama. Sekarang matahari terlihat mulai tenggelam. Aku teringat untuk menjalankan kewajibanku. Hey,jangan kalian pikir dengan menjadi super star membuatku lupa diri
Mungkin aku akan bertanya pada Ms.Morgan saja yang kebetulan ada didekatku
“ excuse me, Miss apakah disini ada tempat untukku melakukan ibadah?” tanyaku hati-hati kepada Mrs.Morgan pemilik panti ini.
Ia kemudian tersenyum simpul " kau muslim right?” aku hanya tersenyum
"Oh, i see. Kau bisa pakai ruanganku yang berpintu putih dekat toliet. Dan sepertinya kau tidak sendirian.” Aku menyeringutkan dahi bingung, tapi ia justru tersenyum dan melenggang pergi
Aku meneruskan langkahku menuju toilet untuk berwudhu terlebih dahulu dan kemudian mulai masuk ke ruangan yang diberitahu Mrs.Morgan tadi. Aku membulatkan mata ketika melihat seorang perempuan tengah memakai mukenanya. Ia tengah membelakangiku sehingga tak tau jika aku masuk.
Sajadah telah ia tempatkan, dan tanpa pikir panjang aku menempatkan diri didepannya. Berniat untuk menjadi imam.***
Dyandra pov
Aku berniat untuk menjalankan sholat di ruangan Mrs.Morgan. ia memang sudah tau aku seorang muslim dan ia menghormati itu.
Aku sedang memakai mukena ketika mendengar pintu terbuka. Mungkin hanya Mrs.Morgan yang hendak mengambil sesuatu.
Hingga aku mendengar seseorang mengumandangan iqamah, aku sontak membalikan badan dan mendapati Zayn tengah membelakangiku. Aku berjalan mendekatinya dan menempatkan diriku dibelakangnya.
Tanpa aku sadari bibirku membentuk sebuah lekungan.Selesai itu, ia berbalik badan. Mata kami kembali bertemu. Mata hazel itu kembali menghipnotisku.
“maaf” aku bergumam lirih. Ia lagi-lagi hanya membalas dengan senyuman dan berbalik badan untuk memulai sholat.
**
Siang sudah berganti menjadi malam. Mataharipun telah tergantikan oleh bulan.
Kini aku hanya sedang bersandar pada pagar pembatas balkon menikmati pemandangan kota London dimalam hari. Mungkin hanya sebatas Gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi dengan gemerlap lampu jalanan. Tapi itulah yang membuatku tertarik. Kota ini seakan tak pernah mati dan selalu menyimpan cerita disetiap sudutnya.Entah mengapa kejadian tadi bersama Zayn berhasil membuat senyuman diwajahku. Ternyata ia tak pernah meninggalkan kewajibannya. Walaupun ia seorang public figur sekalipun
Tak lama aku mulai merasakan mataku memberat . jadi aku memutuskan untuk kembali kedalam kamar dan langsung mendaratkan tubuhku diranjang dan terlelap dalam alam mimpi
**
Aku mulai terbangun seperti biasa karena suara alarm yang memang sengaja aku pasang. Aku menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim.
Pagi ini udara jauh lebih dingin dari biasanya. Kini aku sedang berada di atas sofa ruang tengah, berusaha memejamkan mata kembali mengingat aku tidak ada kuliah pagi dan langit juga masih gelap namun sepertinya aku gagal.
Akupun mengalihkan pandangan pada sekeliling untuk mencoba mencari ide. Dan pandanganku terhenti ketika melihat foto keluarga kecilku di Indonesia. Mungkin menghubungi mereka untuk sekedar menanyakan kabar bukanlah hal yang buruk.Aku pun mencari ponselku dan mencari kontak mom, kemudian memencet tombol hijau, tak lama setelah itu nada dering pun tersambung.
“hallo”
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON -zayn malik-
FanfictionBerjuang dalam diri untuk menerima segala gejolak dan amarah dalam diam. Mencoba mengelak, namun akhirnya hatinya mengatakan bahwa dirinya memang mencintainya. Karena seseorang pernah mengatakan padanya " jangan salahkan dirimu telah jatuh padanya...