Part 11 - he's mine bitch!

371 26 5
                                    


Author pov

Suara sorak sorai teriakan mulai terdengar bagitu kerasnya saat the boys mulai memasuki area stage utama. Dyandra tak henti-hentinya bergumam takjub. Baru kali ini ia menghadiri konser yang begitu meriah oleh teriakan lautan manusia. Ia menatap takjub dari backstage. Ia teringat sesuatu, kemudian ia mengambil ponselnya dan mengambil beberapa gambar. Ia akan mengirimkan hasil bidikannya kepada Jessi.

To : my lovely friend jessi
(Pic/at mulmed)
DEMI DEWI FORTUNA ! aku tidak pernah berada diantara lautan manusia seperti ini jess! Kau harus mencobanya. Ini sungguh menakjubkan.
I miss you so badly :((
-love D x

Send

Bari saja ia memasukkan kembali ponsel ke saku celananya, ia langsung
tersentak karena sebuah tarikan di tangannya, ternyata Perrie. Ia menariknya dengan kasar, membuat Dyandra meringis kesakitan

" ada apa Perie?" Dyandra berusah bertanya baik-baik pada Perrie, namun Perrie hanya menanggapinya dengan senyum sarkatik

" jangan pernah kau dekati Zayn lagi ! HE'S MINE BITCH!" Perrie membantak Dyandra dengan cukup keras dan menekankan kata terakhir.

Dyandra membulatkan matanya tak percaya. Kemudian Perrie pergi meninggalkanya sendiri

Dyandra masih mematung dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Dadanya terasa sesak mendengar pernyataan dari Perrie. Ia sadar ia bukan siapa-siapa. Ia mulai merasakan matanya memanas, perlahan air mata turun membasahi pipinya. Ia terduduk dan memeluk lututnya sendiri. Kemudian ia sadar, ini bukan saat yang tepat untuk menangis, iapun menyeka air matanya dan berdiri.tanpa pikir panjang ia langsung menyambar tasnya dan berlari menuju toilet.

Ia membasuh wajahnya dengan air dan memoleskan sedikit make up. Ia tak ingin ada yang tau kalau ia menangis. Iapun keluar toilet dan langsung menuju backstage

Saat Dyandra tiba, ternyata the boys sudah ada di backstage. Mereka tengah memeluk pasangan mereka masing-masing, termasuk Zayn

Aku harus terbiasa dengan ini. Batin Dyandra

Kemudian pandangannya beralih pada Niall dan Harry, hanya mereka yang tidak memiliki pasangan disini.
Mereka kemudian manyadari keberadaan Dyandra. Dyandra langsung mendekati mereka dan merenggangkan tangannya " oh, come to mama Nialler" mendengar hal itu Niall langsung menyambar pelukan Dyandra

" thank you love"
Niall mengeratkan pelukannya dan menggoyang-goyangkan­ badan Dyandra yang lebih kecil darinya. Harry yang tidak terima akan hal itu pun langsung berbaur memeluk Dyandra dari belakang. Alhasil kini Dyandra terjepit diantara Niall dan Harry

"uh, i cant breath" Dyandra mengeluh. Namun Niall dan Harry tak kunjung melepaskan pelukan. Akhirnya ia menginjak kaki mereka berdua, mereka meringis kesakitan. Seisi runganpun langsung penuh dengan tawa. Kecuali Zayn. Ia hanya memasang wajah datarnya.
Dia melihat semua adegan tadi dengan jelas. Dan hatinya bergetar, ia tak tau mengapa.
Akhirnya mereka melepaskan pelukannya pada Dyandra, Niall memandang lekat mata gadis itu. Ia merasa ada yang aneh

" Dy, kau habis menagis?"

Dyandra tercekat dia langsung menggeleng " tapi kenapa matamu merah?" tanya Niall lagi. Ia masih belum percaya pada pernyataan Dyandra.

" ah, ini tadi aku terkena debu-ya debu" ucap Dyandra terbata, ia berusaha menutupi suaranya yang sempat parau tadi

--

Kini mereka tengah berada dihotel dan beristirahat setelah konser yang cukup melelahkn tadi.
Dan kini Dyandra tengah berdiri memandang lurus pemandangan kota Wolverhamthon dari balkon kamarnya. Sophia sudah tertidur pulas sejak tadi. Mungkin dia kelelahan.
Rambutnya yang tergerai indah bergerak-gerak tertiup angin, ia mulai mendaratkan tangannya dipagar balkon. Memejamkan mata dan mulai merasakan angin yang menggelitiki wajahnya. Itu sedikit membuatnya tenang dan melupakan kejadian tadi di backstage.

" memikirkan sesuatu, eh?"

sontak Dyandra mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Seorang laki-laki dengan kaos putih polos yang menampakkan bentuk tubuh dan tatto hampir menutupi seluruh tangannya tengah berdiri di balkon sebelah kamarnya.

" zayn?.." Dyandra memanggilnya lirih ".. kau belum tidur?" kini Dyaandra melanjutkan pertanyaannya yang terdengar bodoh itu

Zayn tetap menandang lurus kedepan " bagaimana aku bisa melewatkan pemandangan yang begitu indah" ia mengucapkannya dengan senyum yang terus mengembang.
Dyandra mendengar sesuatu yang berbeda dengan suara Zayn. Ia langsung pergi meninggalkan balkon sedangkan Zayn tidak menyadari itu karena pandangannya tetap lurus kedepan.

Setelahnya Dyandra kembali dangan dua cangkir teh di tangannya, ia sengaja membuatkannya untuknya dan Zayn. Kemudian dia mendekat dan menyodorkan satu cangkir kepada Zayn

" minumlah.." Zayn tersadar dan menghadap Dyandra yang kini tengah mengulurkan cangkir berisi teh kepadanya
" itu akan menghangatkanmu dan memulihkan suaramu" Dyandra tersenyum , Zayn mengambil cangkir dari tangan Dyandra dan langsung meneguknya perlahan. Dyandra tak mengalihkan pandangannya dari Zayn dengan senyuman yang masih mengembang sedari tadi.

" terima kasih" Zayn tersenyum , Dyandra hanya mengangguk menggapi kemudian memusatkan kembali pandangannya menerawang kota Wolverhamthon sambil sesekali meneguk tehnya, Zayn mengikutinya dengan memandang lurus kearah depan

Keheninan menyeruap ketika kedunya sibuk dengan benak mereka masing-masing. Terlalu canggung untuk memulai sebuah percakapan.

Hingga akhirnya Perrie datang dan langsung memeluk Zayn dari belakang " apa yang kau lakukan disini babe?" panggil Perrie yang entah mengapa begitu menjijikan di telinga Dyandra.

Zayn tak berkutik ditempatnya " aku tak melakukan apa-apa pezz, sebaiknya kau pergi tidur kekamarmu?"

" kau mengusirku?, aku ingin disini bersamamu" Perrie mempererat pelukannya pada punggung Zayn,

Merasa tidak nyaman, Dyandrapun menepuk lengannya dengan tangan satunya " uh, banyak nyamuk disini" ia menggerutu sambil berjalan masuk kedalam kamarnya. Sebenarnya ia hanya pura-pura karena tak sanggup melihat mereka lebih jauh lagi.

Zayn dan Perrie menoleh kerahnya, Zayn menatap lekat punghung gadis itu yang semakin menjauh, ia tau itu hanya alasan agar dia pergi dari tepat ini.

Dan bahkan baru sebentar aku merasakan kehangatannya lagi.

*
Dyandra berusaha menguping apa yang dibicarakan Perrie dengan Zayn namun sia-sia karena ternyata mereka sudah masuk ke dalam. Dadanya sesak setiap mengingat kejadian tadi dan itu yang akan dia lihat setiap harinya, ia harus terbiasa dengan ini

Bahkan aku baru saja merasakan kehangatan bersamanya malam ini

******

Hai hai hai
Aku nepatin janji aku buat double update kan hari ini?

5+ vote buat next chapter?

HOLD ON -zayn malik-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang