Sorry for typo(s)Author pov
Sinar matahari yang menyeruak melalui celah-celah tirai membuat Zayn mengerjapkan matanya berkali-kali. Bulu matanya yang lentik bergerak-gerak berusaha menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk. Menyibakkan selimut, ia bangkit dan merangkak turun dari ranjang yang ditempatinya. Pikirannya runyam, entah karena masih memikirkan wanita itu atau bahkan masih terhanyut dalam alam mimpi. Namun kakinya terus bergerak melangkah. Menuruni satu persatu anak tangga dan berhenti didepan kaca besar yang memantukan bayangan pria yang nampak familiar namun begitu asing dimatanya. Pria dengan rambut cepak yang berantakan dan kantung yang melingkari kedua matannya. Ia meringis, namun langsung berbalik badan dan kembali melangkah menuju halaman belakang. Langkahnya terhenti dibibir kolam renang, ia terduduk dan memasukkan kakinya kedalam air. Ia pun hanya menatap kosong kebawah kolam dan sesekali menghembuskan napasnya kasar.
Rasa sesak memang sudah tidak lagi menggerogoti hatinya, namun pikiran-pikiran acak itu masing saja tertinggal dan bersarang dalam benaknya. Ia memang telah memutuskan hubungannya dengan Perrie, yang berarti juga ia telah membatalkan pertunangan mereka yang telah berjalan dua tahun lamanya. Namun apakah kedua orang tuannya akan kecewa dan marah atas keputusannya yang terbilang tergesa-gesa?
Bukankah Aku yang sepatutnya kecewa? Ia telah berani bermain dibelakangku atas semua pengorbanan yang telah aku berikan padanya. Batinya terus memaki.
Seseorang sedang memperhatikannya sedari tadi. Dari balik pintu kaca yang membatasi antara ruang tengah dan juga halaman belakang. Ia memegang dua gelas coklat panas yang masih mengebul . Kemudian ia melangkah mendekati pria itu dan ikut terduduk disampingnya. lalu menyodorkan satu gelas coklat panas kesukaanya itu. Zayn menoleh, ia menautkan alis melihat Dyandra yang menyodorkan gelas itu namun pada akhirnya ia tetap menerima ulurannya.
" coklat mengandung phethylamine yang bisa mengaktifkan hormon endorfin dalam tubuh. itu akan membuatmu merasa lebih baik."
Gadis itu mengalihkan pandangan lurus kedepan dengan sebuah senyum kecil yang terukir dibibirnya. Zayn termangu, ia terpaku akan gadis disampingnya ini. gadis yang semalam dibuat menangis olehya justru tengah tersenyum tanpa beban. Sosok gadis yang amat begitu lemah kini berubah menjadi gadis yang berusaha menunjukkan ketegarannya.
Ia memperhatikan tiap lekuk dari wajah gadis itu. bagaimana lengkungan indah keluar dari bibirnya saat ia tersenyum. Rambutnya yang berterbangan saat tertiup angin. Hidung mungil yang terpantri diwajahnya. Dan pipi yang merah merona walau tanpa sapuan make up sedikitpun. Dan mata coklat pekat itu... ia seakan terpenjara akan kedalaman manik matanya. Ada begitu banyak pesona dan rahasia yang tertanam didalamnya. Ia ingin—sangat ingin menggali dan memiliki tatapa itu. ia ingin menjadikan manik mata itu miliknya, hanya untuk dirinya. Terdengar begitu egois memang. Tapi ia sudah terlanjur jatuh akan pesona yang tak terbantahkan itu. iapun sudah tidak dapat memungkiri lagi bahwa hatinya terasa begitu hangat. Darah dari balik kulitnya seakan berdesir hebat. Perasaan itu mengusik namun ia tetap menikmatinya. Ia menggelengkan kepalanya ringan sambil tersenyum kecil.
Bukan segelas coklat panas yang membuat perasaanya lebih baik. Tapi keberadaan wanita itu didekatnya cukup untuk membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Sementara itu, Dyandra tidak dapat menyembunyikan rona kemerahan dipipinya. Ia berusaha menunduk, namun angin seolah tak ingin bekerja sama dengannya kali ini. darahnya seolah berdesir hebat. Jutaan kupu-kupu pun seakan ingin memberontak keluar dari dalam perutnya. Ia menyadari jika Zayn memperhatikannya dengan begitu lekat sedari tadi. dari ekor matanya pun ia dapat melihat Zayn yang menggeleg-gelengkan kepalannya. Ia salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON -zayn malik-
FanfictionBerjuang dalam diri untuk menerima segala gejolak dan amarah dalam diam. Mencoba mengelak, namun akhirnya hatinya mengatakan bahwa dirinya memang mencintainya. Karena seseorang pernah mengatakan padanya " jangan salahkan dirimu telah jatuh padanya...