Part 18- diversion

248 21 0
                                    

Sorry for typo(s)

dyandra pov

11 pm

Sudah sekitar dua jam yang lalu aku duduk di salah satu kursi panjang yang terdapat di lobby bandara bersama orang-orang yang mungkin sedang menunggu kedatangan sanak saudara sama sepertiku. Namun bedanya sekarang aku akan menjemput seorang artis besar beserta dengen kekasihnya. Aku tersenyum kecut membayangkan diriku yang hanya seorang mahasiswi kedokteran yang tidak sengaja bertemu dengan mereka dan direnggut menjadi salah satu asistennya. Namun aku juga patut bersyukur karena menjadi gadis paling beruntung didunia ini . bayangkan saja, sekarang aku berada di salah satu negri yang tak pernah aku bayangkan dapat aku singgahi dan berada disekiar artis dunia.

Lamunanku terbuyarkan oleh sebuah tepukan dipundakku, akupun menoleh dan mendapati seorang wanita yang kutaksir usiannya sekitar 30-40 tahun tengah duduk dan tersenyum manis disampingku.

" maaf aku mengganggumu, kurasa kau tak sadar telah menjatuhkan minumanmu" wanita itu memandang kearah lantai tepat dibawahku. Akupun mengikuti arah pandangannya dan benar saja, minuman yang baru aku tenggak setengahnya itu telah tumpah dan berserakan.

"maafkan aku" dengan segera aku berjongkok dan mengambil gelas plastik wadah minuman tersebut dan membuangnya ketempat sampah yang tak jauh dari tempat aku duduk tadi.

Aku kembali duduk dan menemui wanita tadi. Ia tersenyum ramah kearahku " sekali lagi aku minta maaf dan juga terima kasih telah mengingatkanku miss...." aku tersenyum kearahnya

" Caroline. Panggil saja aku Carol. tak usah minta maaf. Apa kau baik-baik saja?" tanyannya

Aku tersenyum menanggapi dan sedikit mengubah posisi dudukku " aku baik-baik saja Carol, terimakasih. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu tadi"

" siapa namamu ?"

" aku Dyandra. Panggil saja aku Dy"

" oke baiklah Dy. Apa kau sedang menunggu seseorang? Karena kulihat sedari tadi kau hanya melamun" aku tertegun membayangkan wajahku ketika sedang melamun yang pasti akan terlihat sangat idiot. Semoga saja tak banyak orang yang melihatnya

" apa wajahku tadi terlihat idiot?" entah mengapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku. Namun kulihat Carol tertawa dan matanya nampak menyipit. Tanpa sadar aku menyinggungkan senyum kecil merasakan kehangatan berbincang dengannya. Entah mengapa Aku tak merasakan kekhawatiran atau kecanggungan berbicara dengannya walaupun ia orang asing sekalipun. Ia membuatku percaya bahwa tak selamanya orang asing akan selalu bertindak acuh dan dan cenderung bersikap sinis pada orang-orang disekitarnya

Carol menghentikan tawanya dan sedikit menggelengkan kepalannya " tidak,tidak. Hanya saja aku tadi melihat tatapanmu begitu kosong" aku hanya menanggungkan kepalaku

" kau menunggu seseorang?" ia menaikkan sebelah alisnya

" ah ya, aku sedang menunggu temanku. Tapi sudah dua jam aku menunggu mereka tak kunjung datang juga" aku menghembuskan napasku pelan

" kudengar malam ini banyak penerbangan yang dialihkan karena saat ini sedang terjadi badai diberbagai tempat" ia menunjuk kearah jendela besar yang terletak tak jauh dari tempat kami berbincang sekarang. Aku mengikuti kemana arah pandangannya dan aku membulatkan mataku tak percaya. selama itukah aku melamun hingga tak menyadari bahwa sedang terjadi hujan lebat dengan petir yang saling menyambar?

Caroline menyentuh pundakku " mungkin saja temanmu terjebak badai dan penerbangannya dialihkan"

Aku tersadar dan langsung berdiri " i have to go now Carol. Nice to met you" aku tersenyum kearahnya dan langsung berjalan menjauh. Carol sempat tersenyum dan melambaikan tangannya kepadaku.
Dengan langkah yang terburu-buru aku menuju kearah papan pengumuman keberangkatan. Aku langsung mengecek kembali handphoneku dan memastikan pesan yang dikirim Mark tadi itu benar.

HOLD ON -zayn malik-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang