Sorry for typo(s)
"Apa kau serius dengan ucapanmu tadi hazz?" tanyaku ketika kami berdua—aku dan Harry memasuki mobil.
" ya. Tapi kau tenang saja, aku masih ingat betul saat itu karena, beruntunglah aku bukan orang yang mudah hilang ingatan saat mabuk" ucapnya santai sambil menjalankan mesin mobil
" kupegang omonganmu. Berita itu dapat menghancurkan karir bandmu. Kau harus berhati-hati" ucapku.
" ya aku tau" jawabnya singkat. Kamipun saling berdiam diri selama diperjalanan. Tidak ada yang memulai percakapan. Harry tampak sibuk menyetir sehingga aku tidak ingin menganggu konsentrasinya. Mengalihkan pandangan keluar jendela, aku hanya menerawang kosong memperhatikan keadaan jalanan sekitar. Saat melewati persimpangan terakhir, Harry memajukan mobil berbelok kearah kiri melenceng dari jalur menuju basecamp yang seharusnya tetap lurus. Aku memandangnya bingung " kita akan kemana lagi Hazz ?"
" Club. Aku mohon hanya sebentar saja. Aku sedang ingin menjernihkan pikiran" rengaknya. Aku hanya bisa menghembuskan napas pelan " baiklah, hanya sebentar. Dan jangan paksa aku, kau tau kalau aku tidak minum bukan?" kupikir menuruti permintaanya yang satu ini tidaklah buruk mengingat ia yang sedang tertekan akhir-akhir ini. ya walaupun aku tidak yakin dengan kata 'sebentar' dalam kamus miliknya.
" tentu"
--
Kami memasuki klub beriringan melalui pintu belakang seperti biasa. Aroma alkohol yang menyeruak langsung terasa begitu kami masuk kedalam. Dentuman musik yang memekakan telingapun nampaknya akan terus melekat dengan tempat ini. Harrypun menggiringku untuk menuju meja bartender. Aku bergidik ngeri karena sebelum itu kami harus melewati manusia-manusia yang menggila di dance floor. Harry berjalan didepanku sambil menggenggam erat tanganku. Akupun membalas ganggamanya dan berlindung dibalik tubuh Harry.
Kami sampai didepan bartender dan duduk berdampingan. Harry memesan satu gelas wiskey dan orange juice untukku. ia tampak memejamkan matanya sesaat sambil memberantaki rambutnya sendiri. Kemudian dia meminum wiskey itu dalam satu kali tegukan. aku memandangnya ragu " sebenarnya apa yang membawamu kemari?"
" masalah itu. masalah itu sudah sampai ke telinga Kendall. Ia marah padaku. Ak—"
"tunggu dulu" aku memotong ucapannya " kau bilang Kendall? Kau berpacaran dengannya?" tanyaku tak percaya
" maaf tidak memberitahu kalian sebelumnya. tapi ya, kami berpacaran walaupun backstreet"
" Rebecca pasti tidak akan suka" kataku sambil menggelengkan kepala singkat
" ya, aku tau" jawabnya singkat.
" oke, lanjutkan ceritamu"
" ia marah padaku dan tidak mau berbicara apalagi bertemu denganku. Aku berusaha keras menjelaskan semuanya padanya, tapi ia tidak pernah menganggkat atau membalas pesanku " ia mengalihkan pandangan kearahku. Dan akupun dapat menangkap semuanya dengan jelas. Harry sangat kacau. Sorot matanya tidak berbohong bahwa ada kepedihan yang mengambil alih hatinya. Ia menatapku sendu " aku sangat mencintainya. apa ia akan percaya padaku?"
" ya tentu saja. Besok kau harus melakukan tes dna secepatnya dan membuktikan bahwa kau tidak bersalah"
" ia pernah meminta sesuatu padaku tapi aku belum bisa mengabulkannya" ia mengalihkan pandangannya lagi menatap gelas kosong yang ada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON -zayn malik-
Fiksi PenggemarBerjuang dalam diri untuk menerima segala gejolak dan amarah dalam diam. Mencoba mengelak, namun akhirnya hatinya mengatakan bahwa dirinya memang mencintainya. Karena seseorang pernah mengatakan padanya " jangan salahkan dirimu telah jatuh padanya...