PART 23 -childhood friend

303 17 3
                                    

Sorry for typo(s)

Silaunya cahaya membuatku harus mengerjapkan mata berkali-kali. Aku berusaha untuk duduk, namun rasa pening kembali menyerang kepalaku. Aku meraba kesekelilingku mencari dimana keberadaan ponselku namun hasilnya nihil. Aku mengedarkan pandangan kesekeliling. Suasana disini kental dengan nuansa army. Banyak poster-poster band rock yang terpampang didinding.

Tunggu dulu.

Aku tidak pernah memasang poster-poster itu. warna kamarku juga bukan coklat melainkan putih tulang. Dan yang pasti ini bukanlah kamarku ataupun kamar yang ada dibasecamp. Aku tertegun beberapa saat. Dimana aku?!

Aku langsung terlonjat kaget menyadari sesuatu. Kupandangi pakaian yang aku pakai. Mendesah lega, ternyata masih sama seperti semalam. Aku langsung meloncat dari tempat tidur dan melangkah menuju pintu coklat disudut ruangan. Namun langkah kakiku terhenti ketika mataku menangkap sesuatu, sebuah figura foto yang terletak diatas nakas. Melangkah mendekat, aku mengambil figura foto kecil itu dan memperhatikan foto dua anak kecil yang terpampang disana. Seorang gadis berusia sekitar tujuh tahun bergandengan dengan seorang anak lelaki seumuran dengannya yang tersenyum kearah kamera. Gadis itu memiliki rambut hitam legam sebahu dan warna mata coklat tua. Aku memincingkan mata, Gadis itu terasa begitu familiar untukku. dan wajahnya sangat mirip dengan....diriku sewaktu kecil? Dan siapa lelaki itu?

Aku sontak membalikkan badan ketika mendengar suara decitan pintu. Aku hanya diam mematung ketika melihat Seorang lelaki muncul dari balik pintu dengan membawa segelas coklat panas sambil menyunggingkan senyum. Ia memakai celana jeans selutut dengan kaos hitam polos yang dilipat dibagian lengan. Aku menatapnya bingung " siapa kau?!"

Ia nampak mendekat namun aku dengan cepat menghentikannya " jangan mendekat!"

"hei,hei jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Jika aku ingin menyakitimu mungkin sudah aku lakukan sejak semalam" akupun terdiam. Mungkin apa yang ia katakan ada benarnya juga. Jika ia ingin menyakitiku mungkin tidak perlu untuk menungguku sampai terbangun, lagipula pakaianku masih utuh seperti semalam.

Ia berjalan mendekat dan menggiringku untuk duduk disofa yang menghadap jendela. Namun aku tetap berdiri dan masih saja menggenggam figura foto tadi " duduklah dulu. Aku tidak akan macam-macam denganmu" ucapnya.

Akhirnya aku menuruti ucapannya dan mendaratkan bokong sedikit berjauhan dengan lelaki yang tidak aku kenal itu. " minumlah, ini bisa menghangatkanmu." Ia menyodorkan gelas padaku.

" dimana aku?!"tanyaku. ia tampak memutar matanya malas " habiskan dulu. Nanti akan aku jelaskan padamu"

Aku merebut gelas dengan sedikit kasar dan langsung meneguk coklat panas itu hingga habis. Mengelap sudut bibir dengan punggung tangan, aku membenarkan posisi duduk menghadapnya dan menyerahkan gelas yang sudah kosong. Ia menerima uluran gelas itu sambil terkekeh kecil " apa yang kau tertawakan?! Sebenarnya siapa kau ini? bagaimana aku bisa ada disini? dan dimana aku sekarang?!" aku sedikit menyentaknya.

"oke, baiklah, baiklah. Sekarang kau ada diapartemenku. Seharusnya kau berterima kasih padaku karena semalam aku yang menolongmu saat pingsan ditengah hujan. Dan apakah kau sama sekali tidak mengenaliku?"

aku mengerutkan dahi, " tidak, aku sama sekali tidak mengenalmu"

ia menghembuskan napasnya dan merebut figuran foto yang masih aku genggam erat " apakah kau bertanya-tanya mengapa gadis kecil ini sangat mirip denganmu?" aku mengangguk namun masih dilingkupi kebingungan

" dan apakah kau bertanya-tanya siapa lelaki yang bersamanya?" lagi-lagi aku mengangguk. " karena gadis itu memanglah dirimu. dan lelaki itu adalah sahabat kecilmu, Calum. Apakah kau ingat?" aku mengerutkan dahi, calum. Nama itu begitu familiar ditelingaku.seperti sebuah film dokumenter pendek. Ingatan-ingatan tentang masa lalupun menyerang benakku.

HOLD ON -zayn malik-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang