Sorry for typo(s)
Author pov
" jadi nanti malam kita kembali ke Lon—" ucapan Niall terpotong ketika ia tersedak oleh makanan yang memenuhi mulutnya. Liam yang berada didepannya melonjak kaget dan langsung menyodorkannya segelas air putih " what the hell Niall. Telan dulu makananmu!" Niall langsung merebut gelas itu dan meminumnya cepat. Seseorang dibelakangnya yang melihat kejadian itu langsung menghampirinya dan menepuk-nepuk punggung Niall pelan. Ia menghembuskan napasnya berat ketika sudah terbebas dari insiden tersedaknya tadi.
Ia langsung menoleh kebelakang tubuhnya dan mendapati Dyandra yang masih memegangi bahunya sambil membawa nampan keci berisil sandwich dan segelas susu" Dy." Ia langsung tersenyum dan menarik kursi disebelahnya yang kosong " sini, duduk disini saja". Dyandra tersenyum dan langsung mendaratkan bokongnya pada kursi yang dimaksudkan Niall tadi.
Dyandra duduk diantara Niall dan Perrie, dihadapannya ada Liam, sophia dan Zayn. Sedangkan Ele, louis, Harry, Mark,Preston dan yang lain ada di meja yang terletak tak jauh dari tempat mereka saat ini.
" kau kemana saja semalam Dy?"tanya Niall.
Dyandrapun menoleh pada Niall " uh, a-aku , seharusnya aku yang menjemput Zayn dan Perrie. tapi aku tidak tau kalau penerbangannya dialihkan" ia menunduk sambil memainkan jari-jarinya . "maafkan aku"
Zayn yang mendengarhal itu langsung menghantikan kegiatan makanannya dan menatap Perrie " Pezz, bukannya aku sudah menyuruhmu untuk memberitahunya"
Perrie menatap Zayn sekilas " aku lupa" namun ia langsung mengalihkan pandangannya kembali ke ponselnya "lagipula untuk apa aku memberitahunnya" ia bergumam namun masih cukup untuk dapat didengar.
"Pezz, berhentilah bersikap semaumu!" Zayn menaikkan nada suaranya. Dyandra, Niall,Sophia, dam Liam langsung teronjak kaget tak terkecuali Perrie. ia menatap Zayn nanar " kau membelannya lagi?!" ia tak mau kalah dengan menaikkan suaranya juga
" aku tidak membelannya. Aku hanya ingin kau tidak bersikap egois!"
" kau lebih memilih membelannya !" Perrie bangkit dari duduknya dan langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan restaurant. Zayn terlihat menghembuskan napasnya kasar sambil membawa tangannya keatas kepala dan mengacak rambutnya.
Mereka semua hanya terdiam melihat pertengkaran kecil oleh dua insan yang sangat temperamental itu. Sementara Dyandra semakin menundukkan kepalanya bersalah.
" maafkan aku tidak memberitahumu Dy" Zayn mengucapkannya dengan lirih . mendengar hal itu Dyandra mengangkat kepalannya dan langsung menggelengkan kepalannya cepat " tidak apa-apa Zayn. Harusnya aku yang meminta maaf karena diriku kalian bertengkar. Lagipula semalam Liam sudah memberitahuku. Benar kan Li?" Dyandra menatap Liam meminta persetujuan namun ia tak kunjung mengerti. Akhirnya Dyandra sengaja menginjak kaki Liam dan menatapnya tajam
" aw. Ah ya, semalam aku memberitahunnya. Kau tenang saja" Liam menganggukkan kepala dan tersenyum kearah Zayn
" baguslah kalau begitu. Tapi semalam aku tidak melihatmu. Sophia juga terlihat panik" ucapan Zayn barusan cukup membuat mereka bertiga tercekat. Dyandra menatap Liam dan Sophian secara bergantian. Mereka berduapun hanya saling menatap
" a-aku panik karena mendengar kabar jika anjingku sakit" Sophia menyenggol lengan Liam meminta persetujuan " iya. Anjing kami sakit. Dan yeah Sophia memang terlalu berlebihan" jawab Liam dengan cengiran diwajahnya.
Zaynpun hanya menganggukkan kepalannya. Kini ia mengalihkan pandangan kearah Dyandra.
Sementara itu, kini keringat sudah membasasi telapak tangan Dyandra. Ia bingung harus menjawab apa. Ia tak ingin jika ia memberitahukan yang sebenarnya pada zayn karena takut Zayn justru akan merasa semakin bersalah . iapun kembali memutar otak. Namun akhirnya suatu alasan berhasil ditangkap oleh benaknya " aku tidak sengaja bertemu teman lamaku dibandara. Kami banyak bercerita hingga tidak sadar diluar hujan lebat. Aku ingin pulang tetapi Aku tidak membawa kendaraan saat itu akhirnya ia mengajakku untuk bermalam dirumahnnya yang kebetulan jaraknya cukup dekat ."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON -zayn malik-
FanfictionBerjuang dalam diri untuk menerima segala gejolak dan amarah dalam diam. Mencoba mengelak, namun akhirnya hatinya mengatakan bahwa dirinya memang mencintainya. Karena seseorang pernah mengatakan padanya " jangan salahkan dirimu telah jatuh padanya...