part 17 - tell me

291 24 0
                                    

Sorry for typo(s)

***

Dyandra pov

Menutup pintu dengan perlahan, kulangkahkan kakiku keluar dari kamar Zayn. Akhirnya saat ini aku masih bisa sedikit bernapas lega. Rasa khawatirku yang memuncak kian menghilang setelah melihat keadaannya yang lebih baik.
Namun sesuatu yang tak pernah aku pahami itu kembali lagi. Debaran ritme jantung terasa yang lebih cepat dari biasaanya itu selalu datang . Desiran-desiran aneh itu selalu muncul tanpa terduga. Perasaan hangat itu selalu saja menjalar. Dan perasaan sesak ketika mengingat ia memiliki dan dimiliki orang lain itu tak pernah bisa aku pungkiri. Dan semua perasaan aneh itu selalu datang saat aku berada didekatnya.

Aku selalu bertanya-tanya dalam hati. Mungkinkah sesuatu itu telah datang padaku? Mungkinkah perasaan itu telah tumbuh dan terbenam?
Namun sisi lain dalam diriku terus memberontak dan menyangkal. Mereka selalu mengatakan bahwa ini salah. Mereka selalu dapat menyakinkanku bahwa ini mustahil untuk terbalaskan. Dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa akan ada hati yang terluka karenannya.

Aku ingin sekali menyerah dan berhenti bertanya, tapi hati kecilku mengatakan bahwa akan ada akhir yang bahagia disebuah penantian panjang.

**

" Mark, bisakah kau hubungi Perrie jika Zayn sakit? Aku rasa ia membutuhkannya saat ini"

"baiklah nanti akan aku kabari secepatnya"

"terima kasih"

" no problem"

Aku memutuskan sambungan teleponku dengan Mark . aku memintanya untuk memberitahukan pada Perrie tentang keadaan Zayn saat ini. Kalian pasti tau apa jadinya jika aku yang menghubungi Perrie bukan?

Kuletakkan kembali ponselku diatas nakas dan mencoba untuk memejamkan mata.

*

"wake up sleephead"

aku mengerjapkan mata berkali-kali setelah merasakan seseorang terus mengguncang bahuku serta menyerukan namaku. dan aku langsung mendapati Sophia yang tengah tersenyum lebar dihadapanku

"apa?" kataku sambil sesekali menguap. Kemudian aku beranjak duduk dan memangku sebuah bantal. Sementara Ia hanya tersenyum sambil melirik kearah jam dinding yang terletak dipojok ruangan

" aku harap kau tidak lupa bahwa kita harus segera terbang ke Dublin pagi ini"

Aku menepuk dahiku pelan. Bagaimana aku bisa lupa akan hal itu?. Akupun merangkak menuruni ranjang dan langsung berlari menuju kamar mandi. Kulihat Sophia terkekeh kecil

--

Kini aku tengah mengecek kembali koperku sebelum berangkat. aku tidak ingin ada benda berhargaku yang tertinggal disini.

" Sophia apa kau lihat pengering rambutku?" tanyaku sambil terus mengobrak-abrik tas kecil yang aku gunakan untuk menaruh keperluan pribadiku.

"ini. Tadi aku meminjamnya. Maaf tak memberitahumu sebelumnya" ia mengulurkan sebuah pengering rambut berwarna pink milikku. Aku menerimanya dan langsung memberikan ucapan terima kasih. Namun ia tak beranjak dan justru kini ia menatapku dalam. Tangannya mulai terulur dan menyentuh permukaan lenganku yang terluka. Aku tertegun dan baru menyadari betapa bodohnya aku lupa memakai jaketku

" katakan. apa yang terjadi padamu?" ia bertanya dengan lirih sementara aku hanya bisa menunduk , namun ia mengangkat daguku mengisyarakna agar aku mau menatap matanya

" katakan padaku Dyandra." Kini ia meletakkan kedua tangannya dipundakku

"a-aku terjatuh dari tangga stage kemarin" ia masih terus menetapku dalam.

HOLD ON -zayn malik-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang