Part 12 - little piece of dance

318 23 1
                                    


Dyandra pov

Hari ini kami akan melanjutkan tour ke kota Liverpool dengan menggunakan bus. Jaraknya memang cukup dekat hingga kami tak perlu menggunakan pesawat.

Aku tengah mengecek semua barang bawaan the boys dan semua kebutuhannya nanti.

"aku rasa sudah ku-cek semua. Kau bisa langsung menaruhnya di bagasi" Mark dan John langsung mengangguk mendengar perintahku. Mereka adalah salah satu one direction's trainer . Aku cukup mengenal mereka dengan baik

" jangan sampai ada yang tertinggal atau aku akan menguruskan badanmu Mark" gurauku, mereka terkekeh

" aku tak akan membiarkan itu terjadi pada badanku ini " aku terkekeh mendengar celetuk Mark .
Aku pun langsung menuju bus tour dan memasukinya. Ternyata the boys dan para kekasihnya sudah berada didalam bus. Bus ini merupakan bus pribadi yang didesign senyaman mungkin dengan fasilitas seperti didalam kamar hotel. Ada 3 buah kursi panjang yang saling berhadapan, meja-meja kecil,televisi,fasil­itas karaoke,kamar tidur dibagian belakang dan bahkan dapur lengkap dengan kulkas kecil

Aku menempatkan diriku pada kursi yang paling belakang karena semua kursi telah terisi. Aku mengedarkan pandangan kesekeliling dan pandanganku terhenti padanya.
Terpampang jelas dimataku bagaimana Zayn yang tengah merengkuh Perrie dalam pelukan hangatnya. Aku mengalihkan lagi pandanganku kearah luar jendela setelah bus mulai melaju. Aku hanya menatap kosong menerawang kearah luar.
Mataku mulai memanas,

mengapa aku sekarang begitu lemah?
Hanya melihatnya merengkuh wanita lain mengapa hatiku begitu sesak?

Seseorang menepuk pundakku, pandangaku beralih pada seseorang yang telah menduduki kursi disebelahku, tersenyum dengan begitu manisnya.
" Sophia?" aku tersenyum kearahnya

" haii Dy" ia kembali tersenyum

Entah mengapa pandanganku tiba-tiba kembali terarah pada Zayn yang kini tengah menciumi kepala gadis yang berada dalam rengkuhannya itu.
Sophia mengarahkan pandangannya mengikutiku
" kau sudah tau perasaanmu yang sesungguhnya ?"

Aku memandangnya bingung dan mengerutkan dahi mendengar ucapannya " apa yang kau maksud?"

" Liam memberitahuku semuanya . maafkan dia ya?" aku menganggukan kepala mengerti dan tersenyum kearahnya " tak apa. asal tak ada yang mengetahui hal ini selain kau dan liam?"

dia membenarkan posisi duduknya menghadapku dengan menaikkan satu kakinya sebagai tumpuan " jadi bagaimana?"

" kau harus berjanji terlebih dahulu padaku" aku mengarahkan jari kelingkingku padanya. Ia memutar matanya malas " baiklah, baiklah terserah padamu" kemudian ia menyatukan kelingkingnya dengan milikku

aku menghela napas panjang dan memandang lurus kearah depan " entahlah aku tak bisa menyimpukan perasaanku sendiri . aku belum pernah merasakan sesuatu yang seperti ini sebelumnya. "

"apa yang membuatmu tak yakin?" tanya Shopia, aku mengalihkan pandanganku kearahnya
" aku hanya merasa jika ini semua salah, ini tak seharusnya terjadi dan aku tak seharusnya membiarkannya. aku begitu bodoh apabila membiarkan hatiku jatuh begitu saja padanya" aku menundukkan kepala namun Sophia mengangkat kepalaku dan mengusapkan ibu jarinya dipipiku menghapus air mata yang bahkan tanpa aku sadari sudah terjatuh

" jangan salahkan dirimu karena otak dan logikanu tak dapat memilih, melainkan hatimu. dan tuhan tak pernah salah menempatkan hati seseorang " ucapnya begitu lembut dengan senyuman yang begitu tulus.

" terima kasih " aku langsung memeluknya sesaat kemudian.

***

Kami tiba di hotel pada sore hari, cukup melelahkan memang karena harus berada di bus selama 4 jam.
Dan beruntung kali ini aku sekamar dengan Sophia sedangkan Ele sekamar dengan wanita berambut ungu itu.

" kau tak ikut makan malam Dy ?" tanya Sophia kepadaku

" kurasa tidak, aku akan makan diluar nanti" aku tersenyum kepadanya dan dia hanya menganggukan kepala

" aku pergi dulu"ucapnya. akupun hanya tersenyum

Akupun langsung meraih jaket dan tas kecilku dan langsung keluar kamar. Malam ini aku sedang tidak ingin makan makanan berat dan cukup bosan dengan suasana hotel. Aku melangkahkan kaki keluar hotel dan mulai menyusuri trotoar. Setelah sekitar 15 menit aku berjalan, aku berhenti disebuah festival makanan. kurasa perutku sudah tak sabar mengunggu diisi ulang.

Suasana disini begitu hangat dengan gelak tawa yang terdengar begitu nyaring. Lampion dan lampu-lampu rias menambah suasana menjadi begitu romantis. Ditambah lagi dengan alunan musik biola yang mengalun dengan indah.

Aku berhenti disebuah stand yang menjual berbagai macam fast food. Akupun memesan hotdog dan segelas greentea late, lalu duduk dibangku yang sudah disediakan stand tersebut. akupun mengedarkan pandangan kesekeliling. aku memutar mataku malas. Aku rasa aku salah memilih tempat duduk karena hanya aku yang duduk sendiri diantara pasangan-pasangan muda yang tengah menikmati makan malamnya.

*

Aku menyusuri setiap bagian dari festival sederhana ini, sampai akhirnya kini aku berada pada kerumunan pasangan-pasangan yang tengah berdansa dengan romantis ditemani alunan musik jazz.

Jangan tanyakan aku, karena aku sendiri hanya menonton sambil sesekali memotret dengan kamera handphoneku. Aku tengah sibuk dengan ponselku Sampai ketika sebuah tangan terulur dihadapanku, yang membuatku mengangkat kepala melihat siapa pemilik tangan tersebut " zayn?"
Aku menatapnya heran, namun ia hanya tersenyum manis
" wanna dance with me?"
Ia menaikkan satu alisnya.

" aku tidak bisa berdansa Zayn" jawabku lirih. Namun ia kembali tersenyum, dan langsung menarik tangan ku dan meletakkannya di pundakknya
" just follow me "
Kemudian dia meletakkan kedua tangannya di pinggangku. Ia mulai menggiringku untuk mengikuti langkahnya dan mengikuti alunan musik yang megalun begitu indahya.

Pandangan kami saling bertemu. Dan tak ada pandangan lain yang lebih indah dari mata hazzel miliknya yang begitu teduh, Garis rahangnya yang begitu tegas, dan bibir yang membentuk sebuah lekungan.

Mengapa kau menciptakannya begitu sempurna Tuhan ?

Kupu-kupu di perutku sudah ingin memberontak keluar sekarang juga dan terbang menghentikan waktu.
Sorak tepuk tangan orang-orang menyadarkan kami bahwa musik telah berhenti dan sekarang kami menjadi pusat perhatian. Kami langsung melepaskan kaitan masing-masing.

Banyak orang yang berdecak kagum dan bersiul bahkan memotret kami berdua
Astaga, aku terlihat bodoh sekarang
Kulirik Zayn yang hanya tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang kurasa tidak gatal itu.

" kau Zayn malik bukan ?" tanya seorang perempuan . Zayn hanya meresponnya dengan menganggukan kepala. Kemudian perempuan itu meminta foto dengan Zayn dan diikuti yang lain

*******

Haii haii haii
Maaf aku baru bisa post lagi
Uas itu benar- benar membunuhku guys :v

Jangan lupa buat votmment ya guys. itu berharga banget buat aku <3

All the love as always H

HOLD ON -zayn malik-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang