2 - Medical Team

12K 667 38
                                    

WARNING!

Apa yang aku tulis di sini semuanya murni dari imajinasi (liar)ku, jadi kalau ada beberapa hal yang nyeleneh dari kenyataan atau fakta yang ada, mohon dimaklumi. Saya nggak memaksa kalian untuk baca, jadi... nikmati saja apa yang saya tulis :) Spread love!

==

Part 2 - Medical Team

Cakka mengayunkan sepasang tungkainya di atas mesin treadmill pagi ini. Kegiatan rutinnya - berolah raga, meski terkadang ia lebih suka berlari di luar rumahnya.

Pengecualian, hari ini ia sedang tidak memiliki waktu yang cukup senggang untuk keluar rumah. Tigapuluh menit lagi ia harus sampai di kampus untuk mengikuti mata kuliah pertama, dan setelah itu ada pekerjaan menunggu di rumah sakit.

Tentu ia memilih untuk menghemat tenaganya. Besok, akan ada kegiatan studi alam yang harus ia ikuti - mau tidak mau.

"CAKKA!"

Cakka melepaskan headset yang menyumpal sepasang kupingnya dan menoleh sebelum mematikan mesin treadmill. Wajah Alvin yang baru datang membuatnya menoleh pada jam dan menyadari bahwa ia hanya punya siswa waktu duapuluh menit untuk bersiap dan sampai di kampus.

Tapi bukan masalah besar, Alvin pengemudi cepat yang handal.

"Apa gue nggak salah dengar tentang studi alam itu?"

"Apa?" Tanya Cakka mengusap tengkuk basahnya dengan handuk kecil

"Lo akan jadi ketua tim medisnya?"

"Ya. Lo ikut?"

"Of course, gue panitia." Alvin tersenyum lebar, "Jadi... apa yang bikin lo mau ikut acara ini?"

"Maksud lo?" Cakka mengangkat sebelah alisnya memandang Alvin heran

"Oh, come on, dude. Gue tahu lo nggak suka ikut kegiatan semacam ini, apalagi harus berurusan sama junior. Jadi... apa karena dia?" Senyum miring Alvin membuat Cakka mendengus

Cakka tidak mengatakan apapun dan meninggalkan Alvin menuju kamar mandi untuk bersiap. Membiarkan Alvin tertawa begitu sadar bahwa tebakannya seratus persen benar, hanya saja ego Cakka terlalu tinggi untuk menjawab.

Alvin merebahkan tubuhnya di atas sofa, mengambil ponsel Cakka yang tergeletak di atas meja dan mengaktifkan ponsel itu dengan mengetik angka password nya. Ia tersenyum kecil saat melihat foto yang terpampang di layar ponsel Cakka begitu lock screen terbuka.

foto gadis yang diambil sendiri oleh gadis itu, mungkin saat meminjam ponsel Cakka - dan kini Cakka menggunakannya untuk wallpaper

"Kenapa lo baru sadar saat semuanya terlambat, Cakka?" Gumamnya, sejujurnya kasihan pada pemuda itu. Sudah berulang kali ia berusaha memperingati Cakka dulu, tapi memang sepertinya bukan takdir Cakka untuk menyadari perasaannya tepat waktu - alias terlambat.

"Hey!"

Ponsel di tangan Alvin disahut empunya secepat kilat, kedua mata Cakka melebar dan iris gelapnya memandang Alvin geram atas kelancangannya. Alvin tertawa saat Cakka memasukkan ponsel itu ke saku jeans miliknya, seolah takut akan diambil Alvin kembali

"Calm down, gue akan jaga rahasia!" Alvin mengangkat kedua telapak tangannya dan menyeringai pada Cakka

Cakka mendesis, "Rahasia apa?"

"Foto yang di wallpaper lo?" Alvin kembali tersenyum miring

"Gue nyesel lo tahu password ponsel gue."

THE LOST SEASON (Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang