WARNING!
Apa yang aku tulis di sini semuanya murni dari imajinasi (liar)ku, jadi kalau ada beberapa hal yang nyeleneh dari kenyataan atau fakta yang ada, mohon dimaklumi. Saya nggak memaksa kalian untuk baca, jadi... nikmati saja apa yang saya tulis :) Spread love!
==
Day 1
Jetlag.
Tapi kami masih harus mengendarai mobil-mobil travel untuk sampai di - apa orang-orang tadi menyebutnya? Kampung Bena, kalau tidak salah. Ah ya, berita buruk. Bodoh sekali aku sempat berpikir kami akan menginap di hotel berbintang, kegiatan studi alam apa yang menginap di hotel? Salahku, jarang mengikuti pengarahan sebelum kegiatan ini berlangsung. Aku seperti orang bodoh saat mereka menyebut-nyebut homestay.
"Gue harap nggak akan seburuk itu." Gumam Glam
"Di sini sejuk." Aku menghirup nafas dalam-dalam
Sayup-sayup suara orang bercakap-cakap melewatiku, aku menoleh pelan untuk menyamari gerakan. Sudut mataku memandangnya... dia yang sedang berbicara dengan suster di pesawat tadi - siapa namanya? Lara?
Cakka tidak sekalipun memandang wajah Lara, hanya fokus pada kertas-kertas di tangannya yang entah berisi apa. Aku tersenyum kecil, Cakka tetap Cakka yang kukenal. Selalu fokus pada sesuatu.
"Whoa... diam-diam memandang, huh?" Aku merasakan seseorang menyenggol lenganku, Glam, tentu saja. Gadis itu terus saja mencekcoki aku tentang Cakka sehari ini.
"Nggak, gue noleh dan kebetulan dia lewat." Alibi bodoh, jelas sekali aku memandangnya dalam kurun waktu beberapa detik.
Glam tertawa meski aku tahu dia tidak mempercayai ucapanku, "Oke, ayo masuk. Gue sudah dapat informasi homestay kita malam ini sampai besok."
Hari pertama kami, kami diperbolehkan untuk beristirahat di dalam homestay dan bebas untuk berinteraksi dengan penduduk lokal. Walau sejujurnya, aku tidak tertarik. Mungkin aku akan menghabiskan hari di dalam homestay sampai besok kami akan menikmati beberapa pertunjukkan lokal, dan kemudian menjelajah alam di sekitar sini.
Hutan, danau, entahlah... aku tidak begitu memperhatikan pengumuman.
Untuk terakhir kalinya aku menoleh sebelum menghilang di wilayah pangkalan panitia. Cakka sudah tidak ada di sana. Yah, cukup untuk hari ini.
+++
"Shilla..."
"Shilla... bangun!"
"Ayolah..."
Seseorang mengusik tidurku, membuatku dengan sangat terpaksa harus menyeret kesadaranku untuk kembali ke peraduannya. Glam tampak menyeringai lebar di sampingku,
"Jam berapa ini?"
"Empat waktu setempat."
"Gue tidur empat jam?" Keningku berkerut, tapi kenapa rasanya masih mengantuk sekali?
"Ya, dasar pemalas!" Glam mencibir kemudian turun dari kasur, "Ayo, kita harus keluar. Tempat ini luar biasa!"
"Oh ya?" Sahutku asal, menarik beberapa potong baju untuk kubawa ke kamar mandi
"Ya! Anak laki-laki sedang main bola di luar."
Aku hanya mengangguk ringan dan berlalu di kamar mandi untuk membersihkan diri, seluruh tubuhku terasa lengket. Aku ingin berendam, tapi di sini tidak ada bath tub. Baiklah, mandi biasa untuk kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST SEASON (Book 2)
FanfictionSeandainya dulu ia tidak bertahan pada Gabriel, seandainya dulu ia menerima orang lain selain Gabriel, seandainya dulu ia memilih mendengarkan orang lain, dan... mungkin seharusnya memang Shilla menerima Cakka hari itu, Tapi kalau begitu kejadiannya...